02

1.5K 76 1
                                    

Dengan semangat 45 Jingga turun dari atas kamarnya, saat sampai di bawa dia sudah melihat Buna dan Ayahnya duduk di meja makan.

"Pagi Ayah, Buna!" Ucap Jingga lalu duduk di depan Buna nya.

"Pagi Sayang!" Ucap pasangan itu bersamaan.

Kini Jingga memakan sarapannya, sarapan favoritnya yaitu Nasi goreng ala Buna nya.

"Nggak berangkat sama Sam?" Tanya Lina kepada anaknya.

"Sam berangkat bareng Sepupunya Bun." Jawab gadis itu.

Pagi tadi Sam mengirimkannya pesan, katanya di akan berangkat bersama Raya karena Raya sudah ingin masuk sekolah, padahal dia tiba subuh tadi.

"Jingga berangkat!" Pamit Jingga lalu mencium tangan kedua orang tuanya.

Lina dan Dimas hanya menggeleng melihat anaknya itu, tapi rasa bahagia juga muncul di benak mereka melihat gadis kecilnya itu sudah remaja.

Jingga memasang kaca mata andalannya lalu menancap gas dan melajukan mobilnya ke sekolah.

Seperti biasanya saat sampai di sekolah gadis itu akan menjadi pusat perhatian, karena gayanya yang Kece badai dan barang Brandit yang dia gunakan. bagaiman tidak, gadis itu terlahir dari keluarga kaya.

"Woy!" Ucap Karin dan Sheril bersamaan sembari menyenggol pundak Jingga.

"Kalian ngapain di sini?" Tanya Jingga saat melihat dua sahabatnya itu sedang nongkrong di parkiran.

"Lagi liatin cogan!" Ucap Karin.

"Dihh cogan di liatin, di pepet dong." Balas Jingga kemudian berjalan meninggalkan parkiran yang di ikuti kedua sahabatnya.

Mereka kini melewati koridor untuk ke kelas mereka, Kelas 12 IPS 2 kelas Jingga dan 12 IPS 3 kelas kedua sahabatnya itu.

"Ehh gue ke kelas gue dulu yah." Ucap Jingga.

"Sana gih, belajar yang baik." Balas Sheril.

Jingga berjalan memasuki kelasnya, dengan senyum yang masih terpancar di wajahnya, tapi saat sampai di dalam senyumnya luntur saat melihat bangku Sam yang belum terisi.

"Ara! Sam belum datang?" Tanya Jingga ke salah satu teman kelasnya.

"Yehh kok tanya sama gue sih, kan Sam selalu berangkat sama lo." Ucap Ara.

"Kan siapa tau lo tau Sam di mana."

"Gue nggak tau Ga!"

Jingga berdecak kesal, tidak biasanya Sam terlambat atau juga tidak masuk kelas, kenapa sekarang laki-laki itu malah menghilang.

Tringgg

Bel tanda pelajaran akan dimulai sudah berbunyi, Jingga kembali melirik bangku Sam dan laki-laki itu masih belum ada juga.

"Assalamualaikum anak-anak." Ucap Bu Fitri saat masuk ke kelas.

Jingga mendongak dia melihat Sam berjalan di belakang Bu Fitri, Jingga baru ingat jika hari ini sepupu Sam akan masuk, tapi kenapa sepupu Sam tidak ada bersama Sam.

"Dari mana?" Tanya Jingga saat Sam duduk di bangkunya.

"Dari ruang guru."

"Buat masalah lagi?"

"Yah nggak lah." Jawab Sam lalu mengacak-acak rambut Jingga.

Saat Jingga ingin bertanya lagi, Bu Fitri mendahuluinya.

"Pagi ini kita kedatangan teman baru!" Ucap Bu Fitri.

"Raya silahkan masuk Nak."

Gadis berambut hitam pekat dan berkulit sawo matang itu masuk ke dalam kelas, gadis itu tersenyum dan membuat aura kecantikannya terlihat.

"Hai teman-teman, Kenalin nama aku Fika Raya Rahmadhana, kalian bisa manggil aku Raya. Aku pindahan dari Jogja." Ucap Raya memperkenalkan dirinya dengan singkat.

"Oke Raya kamu bisa duduk bersama Jingga." Ucap Bu Fitri.

Memang bangku di samping Jingga itu kosong, tapi sebenarnya bangku itu berpenghuni, cuman hari ini penghuninya sedang sakit.

"Lah Sisil duduk di mana Bu?" Tanya Jingga.

"Sisil kalo masuk suruh duduk sama Cia, biar kamu duduk sama Raya." Jingga hanya mengangguk mengerti, lalu menatap Sam dia tau jika ini adalah kerjaan Sam.

Jingga tersenyum kepada Raya, saat Raya ikut duduk di sampingnya dan kemudian mengulurkan tangannya kepada Raya.

"Jingga!" Ucap Jingga.

"Raya!" Balas Raya dengan Rama.

Pelajaran sudah di mulai, Jingga melihat Raya, dia baru sadar jika Raya sedikit mirip dengan Sam.

"Kok liat nya gitu?" Tanya Raya yang sedang bingung.

"Kalo di lihat-lihat lo itu mirip sama Sam." Ucap Jingga.

Raya hanya tersenyum, ini sudah kesekian orang yang menyebutnya sedikit mirip dengan Sam, tapi sayang Raya berkulit sawo matang sedangkan Sam itu putih.

"Lo pacarnya Sam?" Tanya Raya.

"Ehh nggak kok, kita cuman sahabatan." Jawab Jingga dengan Cepat.

"Kirain pacaran, soalnya di IG Sam kebanyakan foto lo sama dia." Jelas Raya.

"Nggak kok, mana mungkin Sam suka sama gue."

"Mungkin! Kenapa nggak lo cantik, baik juga kayaknya."

"Udah ceritanya aja, kan nggak lucu kalo lo baru masuk terus di hukum karena nggak merhatiin Bu guru."

Raya menatap Jingga, dia kira Jingga tidak peduli dengan hal seperti itu tapi ternyata dia salah menilai Jingga 

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang