29

659 31 0
                                    

Happy Reading💜

"lo udah packing semua barang lo" tanya Raya.

"Udah Ray ini tinggal berangkat" balas Jingga.

"Jadi kita langsung ke bandara nih?" tanya Rama.

"Hmm kalian duluan aja, entar gue nyusul"  balas Jingga. "Gue mau pamit dulu Sama Sam" lanjutnya.

"Kenapa harus pamit. Lo mau akhirin hubungan lo? Tanya Raya.

"Mau aja, sekalian pamit Juga sama Tante Sonya dan Om Mirza" kini Jingga tersenyum seperti tidak ada beban sama sekali "dan soal hubungan gue, gue nggak bakalan gegabah jangan sampai Gue menyesal di kemudian Hari" lanjut Gadis kepang satu itu lalu tersenyum.

"Mau gue anterin" Tawar Rama.

"Nggak usah gue bisa sendiri kok Ram" ucap Jingga.

"Kalo gitu lo hati-hati"

Kini Jingga sudah berada di depan rumah laki-laki itu dia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan perlahan. Dia kini mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk bertemu laki-laki yang sudah lama tak di temuinya itu.

Jingga berjalan menuju pintu rumah tersebut memencet bell beberapa kali lalu muncul seseorang untuk membukakannya pintu.

"Ehh non Jingga. Masuk non" sapa salah satu pelayan yang kini mempersilahkannya untuk masuk.

"Sam nya ada bi?" Tanaya Jingga.

"Den Sam ada di atas non, Non Jingga naik aja"

"Makasih Bi" kini Jingga melangkahkan kakinya menaiki anak Tangga.

Sesampainya di depan pintu kamar Sam yang tidak tertutup Rapat Jingga melihat dua orang yang sedang duduk di sofa lalu tertawa ria seperti sedang melihat sebuah album.

Kini Jingga mengetok pintu kamar tersebut dia mencoba untuk tidak takut bertemu dengan Sam pasalnya kini dia melihat laki-laki itu berjalan dengan raut wajah tidak suka.

"S,Sam.." ucap Jingga gugup dan kini dia sudah melihat Sam membalikkan badannya untuk melangkah pergi.

"Sam gue cuman..." Kini Sam kembali dia melemparkan Sesuatu ke wajah Jingga yang membuat gadis itu spontan memejamkan matanya.

Kini Jingga sudah ingin menangis melihat perlakuan Sam kepadanya lalu dia melihat kebawah mengambil beberapa foto yang berserakan di lantai. Foto itu menunjukkan dirinya dengan Arga tetapi Jingga bingung sebagian foto yang dia liat itu seperti di edit.

"Jadi ini alsan lo marah Sama gue Sam" ucap Jingga yang kini tidak bisa menahan air matanya.

"Atau bahkan ada yang lain yang buat lo ngejauh dari gue" lanjut Jingga melihat viena yang berdiri tepat di belakang Sam.

"Jangan buat gue tambah benci sama lo. Gue minta sekarang lo pergi dari sini" kini Sam meninggikan suaranya mengusir Jingga pergi.

"Iya gue bakalan pergi, gue bakalan pergi dari hidup lo dan gue minta sama lo, lo jangan datang kalo lo nyesel di kemudian hari" kini Jingga menghapus air matanya lalu berusaha tegar di hadapan Sam "dan satu lagi semoga hubungan kalian langgeng yah dan buat lo Viena makasih udah pisahin gue sama Sam" Lanjut Jingga lalu beranjak pergi dari tempat itu.

Brukkk

"Lo Jingga kamu nggak apa-apa" ucap Sonya yang tidak sengaja menabrak Jingga.

"Jingga nggak apa-apa tan, Jingga pamit dulu" pamit Jingga. "Oh iya Om Tante, Jingga sekalian pamit Jingga mau pergi lanjutin pendidikan Jingga" lanjut Jingga.

"Loh kamu mau kemana? Lanjut di mana?" Tanya Mirza.

"Nanti Jingga bakalan ngabarin Om sama tante kok kalo Jingga udah mulai kuliah" jawab Jingga.

Kini Jingga benar-benar pergi dari rumah itu setelah Jingga berpamitan kepada kedua orang Tua Sam.

"Lo hati-hati di sana, jaga diri baik baik" pesan Rama kepada Jingga yang sebentar lagi akan berangkat.

"Kabari kalo ada apa-apa" lanjut Raya.

"Jangan galau mulu" kini Gavin puncak kepala Gadis itu.

"Gue cuma pesan sama lo Ga, kalo lo nggak kuat di sana mending balik. Walaupun gue nggak tau lo bakalan lanjut di mana" ujar Lila.

"Siapp. Kalian juga jaga diri baik-baik" kini Jingga memeluk sahabatnya itu "gue pamit" lanjutnya.

"Buat bang Rama gue minta sama lo jagain si karamel. Gue nggak mau tau entar kalo gue balik dia harus sehat" kini Jingga memeluk Rama seperti dia memeluk abangnya sendiri.

"Do'ain aja semoga dia cepat sembuh" ujar Rama.

Kini Jingga benar-benar pergi membawa semua rasa Sakit yang dia Rasakan mencoba menenggelamkannya tetapi tetap tidak bisa.

"Ehh iya Sam semalam lo kenapa nggak ikut ngumpul sih?" tanya Gavin yang sekarang tengah berada di rumah Sam.

"Malas gue" jawab Sam santai.

"Yah padahal semalam tuh yah kumpul terakhir kita sama Jingga" ucap Gavin memasang raut wajah sedihnya.

"Maksud lo" kini Sam tidak mengerti apa yang sebenarnya di bicarakan Gavin.

"Yaiya kumpul terakhir kita sama Jingga. Bukannya Jingga tadi kemari yah buat pamit sama lo?" Tanya Gavin "Jingga kan udah pergi ke luar Negeri" lanjut Gavin.

"Pamit? Pergi?  apakah kini Jingga benar benar pergi. Apakah ini yang di maksud gadis itu jika ia akan pergi dari hidup gue" itulah pertanyaan yang kini muncul di benak Sam.

"Jingga kemana" tanya Sam.

"Apa peduli lo" balas Gavin.

Kini Sam mencengkram leher Gavin dia tidak ingin melepaskannya sebelum pria itu mengatakan kemana Jingga pergi.

"Gue bang Jingga kemana?" Tanya Sam yang semakin meninggikan suaranya.

"Gue nggak tau Jingga kemana. Dia nggak bilang kalo dia bakalan lanjut di Universitas atau Negara mana dia cuman bilang kalo dia bakalan lanjut di Luar Negeri" jelas Gavin yang sudah tidak tahan dengan cengkraman Sam.

"Akhhh" kini Sam membanting apa yang ada di depannya sembari berteriak seperti orang prustasi.

"Ternyata bener yang di bilang Jingga. Lo bakalan nyesel di kemudian hari" ucap Gavin tertawa Sinis melihat Sam.






Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang