25

694 38 2
                                    

Happy Reading💜

Tokk tokk tokk

Seorang laki-laki membuka pintu kamar dengan cengengesan seperti habis tertawa terbahak-bahak.

Plakk

Tamparan tangan seseorang mengenai pipi laki-laki laki tersebut. Tetapi bukannya merasa kesakitan laki-laki itu hanya tertawa sinis.

"Mau lo apa" ujar nya.

"Gue nggak mau apa-apa. Gue cuman malu punya saudara kayak lo, kalo dulu gue malu karena sikap cuek lo ke semua orang sekarang beda lagi. Sekarang gue malu kerena punya saudara brengsek kayak lo yang bisanya nyakitin hati perempuan yang udah serahin seluruh hati dia buat lo" Jelas Raya mulai menangis menatap Saudara sepupunya Itu.

"Untung ada Rama kalo ngga Jingga udah ngelakuin hal bodoh cuma gara-gara lo" lanjut Raya.

"Nah itu lo tau udah ada Rama kenapa lo malah datang marah-marah ke gue" seperti  tidak bersalah dia malah tersenyum sinis melihat Raya.

"Lo emang nggak punya hati Sam. Sampai-sampai lo nggak ngerti sahabat lo sendiri, lo nggak tau sebenarnya Rama itu kenapa padahal lo udah kenal lama sama dia. Gue tau selama ini hubungan kita nggak baik tapi gue benar-benar kecewa sama lo"  Raya membalikkan badannya melangkah pergi dari hadapan Sam.

"Maksud lo apa ngomong kaya gitu. Kenapa gue harus ngertiin dia kalo dia nggak ngertiin gue" teriak Sam kepada Raya yang sudah menuruni anak tangga.

"Sam dia siapa sih?" Tanya Viena.

"Nggak usah di bahas nggak penting" Jawab Sam.

Sam dan viena memang sudah lama dekat. tetapi viena baru kali ini melihat Raya di rumah Sam. Mengingat karena hubungan Raya dan Sam yang sedari kecil tidak baik jadi Raya jarang berkunjung ke rumah Sam. Karena bingung melihat Raya seenaknya masuk ke rumah Sam jadi Viena memilih bertanya kepada Sam tapi percuma saja lelaki itu tidak akan menjawabnya.

Kini pikiran Sam sedang kacau mengingat semua perkataan Raya tadi. dia memilih untuk menyuruh viena untuk pulang karena dia ingin sendiri.

"Akhhh kenapa semua perkataan Raya malah tinggal di pikiran Gue" teriak Sam mengacak-acak Rambutnya frustasi.

Tokk tokk tokk

"Den Sam di suruh kebawa sama tuang buat makan siang" ujar seorang pelayan dari balik pintu.

Tanpa menjawab Sam langsung keluar dari kamarnya lalu berjalan menuruni anak tangga.

"Sam mau makan apa sayang. Biar mommy ambilin" Ucap Sonya.

"Nggak usah mom. Sam ambil sendiri aja" balas Sam.

"Kok Daddy nggak pernah liat Jingga main ke rumah lagi" Sam lantas mengehentikan kegiatan makannya mendengar Daddy nya bicara.

"Kalian lagi berantem" lanjut Mirza.

"Sam udah kenyang. Sam ke kamar dulu" pamit Sam.

"Kalo ada masalah di selesain dengan baik. Jangan main diem-dieman Gini" Ujar Mirza dengan tegas.

"Ingat Sam kamu tuh udah Daddy jodohin  sama Jingga jadi jangan malu maluin Daddy" lanjutnya.

Mendengar kata di Jodohkan Sam tertawa Sini kepada Daddy nya. Dia tidak mempedulikan itu karena yang ada dalam benaknya kini hanyalah amarah yang mengendalikan dirinya.

Dilain tempat Jingga sedang duduk di Sofa rumahnya bersama Rama mereka sedang menunggu Raya yang janji akan kembali setelah menyelesaikan urusannya.

"Emang urusan apa sihh, kok Raya lama banget" ujar Jingga.

"Gue khawatir sama tuh anak. Di telfon juga nggak di angkat" lanjutnya.

"Gue juga bingung. Sebenarnya tuhh anak lagi ada urusan apa" balas Rama.

"Mmm Ram aku boleh nanya nggak?"

"Mau tanya apa" Rama mengerutkan keningnya Bingung.

"Boleh nggak"

"Boleh yang penting nanyanya jangan yang aneh-aneh"

"Gue mau tanya, Viena siapanya Sam?" tanya  Jingga sedikit ragu.

"Viena itu sahabat Sam dari lama sebelum kita kenal sama Sam. Ketika Sam lagi ada masalah viena selalu memanfaatkan itu untuk mengambil hati Sam seperti saat ini. Viena pernah ungkapin perasaannya kepada Sam tapi sayangnya Sam cuman anggap dia sekedar Sahabat aja. Viena juga mampu merubah Sam ketika dia ada Sam akan terfokus kepadanya dan melupakan sekitarnya" jelas Rama

"Termasuk lupain gue" tanya Jingga.

"Kalo itu gue nggak tau Ga. Kalo lo bisa ngalahin Viena lo bakalan bisa lagi ada di tempat lo dulu. Tapi kayaknya bukan cuman karena Viena Sam ngejauh dari lo mungkin karena ada hal lain" Kini tangan Rama berjalan mengelus puncak kepala Jingga penuh sayang. "Jangan di pikirin kamu tuhh Cantik masih banyak yang mau Sama kamu" lanjutnya.

Ponsel Jingga bergetar menandakan pesan masuk.

Tante Sonya:Jingga lagi di mana sayang. bisa ketemu nggak.

Jingga:Bisa kok tan.

Tante Sonya:Tante tunggu kamu di Green cafe.

(Read)

"Ram lo mau di sini. Gue lagi ada janji sama tante Sonya" tanya Jingga.

"Gue anterin" balas Rama.

"Nggak usah, gue bawa mobil kok"

"Jangan biasain ngebantah"

"Tapi Raya gimana?" Tanya Jingga.

"Gue anterin lo dulu baru gue kemari lagi. Katanya Lila sama Gavin mau ke sini Juga. Entar kalo udah selesai kabarin gue, biar gue Jemput" tegas Rama tidak ingin di bantah lalu di balas anggukan oleh Jingga.

Biasakan menghargai karya seseorang🙏💜


Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang