17

994 30 0
                                    

Happy Reading💜

Acara penutupan Pensi akan segera dimulai. Jingga dan Raya memilih mendekati panggung agar bisa melihat Lila bernyanyi Lebih dekat.

"Ga kita ke bagian depan yukk" ajak Raya.

"Yukk Ray"  balas Jingga.

Sedangkan Rama dan Sam yang baru balik dari Toilet bingung mencari kemana dua orang itu pergi. Mereka memilih untuk berpencar untuk mencari Jingga dan Raya tetapi hasil nya sama saja mereka tetap tidak menemukannya.

"Ketemu nggak?" tanya Rama.

"Nggak, tuh bocah berdua kemana sih" ujar Sam mulai kesal.

"Tau, di suruh nunggu malah ninggalin, di cari-cari nggak ada di telfon juga nggak di angkat"

"Balik aja yukk" ajak Sam.

"Udah gila lo ninggalin pacar lo Sendiri"

"Dia aja ninggalin gue"

"Di tinggalin beneran baru tau rasa lo"

Gavin dan Lila sudah selesai tampil. Sedangkan Raya dan Jingga memilih untuk menunggu Lila di dekat panggung.

"Lilaaaa sumpah keren banget Lo" teriak Jingga.

"Ihh iya La nggak nyangka gue" lanjut Raya.

"Ini Juga karena petikan gitar Gavin hehe" ujar Lila terkekeh.

"Ehh Gavin nya mana?" Tanya Raya.

"Tuh lagi nyamperin Sam sama Rama" balas Lila.

"Astagaaa Ray, kita lupa Sam sama Rama" teriak Jingga.

"Ga sumpah gue lupa"

Kini Jingga berjalan mendahului Raya dan Lila dia takut jika Sam marah kepadanya.

"Ja balik" ajak Sam.

"Ta,tapi Sam.." belum selesai bicara Sam sudah menarik tangannya pergi.

"dasar muka datar gitu aja marah" teriak Raya kesal.

"Nggak tau tu Sam lagi PMS kali" balas Gavin.

"Balik juga yukk" ajak Rama.

Pagi ini Jingga berangkat sekolah sendiri karena dari semalam Sam tidak bisa di hubungi mungkin karena Sam masih marah kepadanya.

"Tumben sendiri, Sam mana?" Tanaya Raya.

"Nggak tau, dia masih marah kali" balas Jingga.

"Ini sih bukan Sam banget. Masa cuman masalah sepele marahnya sampai Pagi"

"nggak tau juga Ray, ke kelas aja yukk" ajak Jingga.

Selama di kelas Jingga memilih untuk diam tidak berbicara banyak karena moodnya sedang tidak baik.

"Ga udah Ball ke kantin tukk" ajak Lila.

"Kalian duluan aja. Gue mau ke parkiran dulu mau ambil buku soalnya di mobil" balas Jingga.

"Yaudah kita duluan yah"

Kini Jingga sedang berada di parkiran sekolah, seperti ada yang aneh menurutnya. Kenapa tidak ada mobil Sam di parkiran apakah laki-laki itu tidak masuk sekolah?" Tanya Jingga dalam hati.

Setelah mengambil bukunya Jingga langsung melangkahkan kakinya ke kantin lalu mencari dimana dua sahabatnya itu duduk.

"Jingga" teriak Lila melambaikan tangan.

"Pesan makanan dulu Ga" suruh Lila.

"Gue nggak makan, minum aja" balas Jingga.

"Tumben" ujar Raya mengerutkan keningnya.

"Lagi nggak nafsu makan" balas Jingga.

"Lo lagi ada masalah sama Sam" tanya Gavin.

"Mungkin dia masih marah sama gue, gara-gara semalam" jawab Jingga.

"Sama nggak biasanya Gitu, apalagi masalah sekecil itu sampe bikin dia bolos sekolah" ujar Rama yang mampu membuat Jingga membulatkan matanya kaget.

"Sam bolos. Kenapa nggak bilang sama gue" ucap Jingga lalu meraih ponselnya yang ada di depannya.

"Nomor yang anda tujui sedang sibuk..."

Betapa kesalnya gadis itu saat tau jika Sam bolos sekolah di tambah dia menelfon kekasihnya itu tetapi hanya suara operator dari sebrang sana yang terdengar.

"Bu wiwit nggak masuk kan?" Tanya Jingga.

"Iya, nihh abis makan gue udah mau balik duluan" balas Lila.

"Kalo gitu gue duluan yah" ujar Jingga lalu beranjak pergi dari kantin.

"Lahhh Jingga lo mau kemana" teriak Raya tetapi tak di balas oleh Jingga.

Jingga semakin kecewa pasalnya sepulang sekolah tadi dia memilih ke rumah Sam tetapi sesampainya di sana hanya pelayan yang dia dapati.

"Ehh non Jingga, lagi cari den Sam yah" tanya pelayan itu.

"Iya bi, Sam ada nggak?"

"Den Sam belum balik Non" mendengar itu hati Jingga mulai sesak. Kemana sebenarnya Sam pergi apakah dia benar-benar marah kepada Jingga.

"Yaudah bi, jingga balik dulu yah" pamit Jingga.

"Iya hati-hati Non"

Sepulang dari Rumah Sam, Jingga tidka langsung kembali ke rumahnya dia memilih untuk pergi ke tempat yang membuatnya lebih tenang.

Kini Jingga memarkirkan mobilnya di depan gedung yang menjulang tinggi. Dia melangkah masuk ke dalam gedung itu dan menuju ke lantai paling atas gedung tersebut.

Kini Jingga menatap langit mendung serta Senja yang sudah perlahan akan hilang karena malam akan segera datang. Jingga membiarkan saja rambut kepang satunya itu berantakan karena tertiup angin. gadis itu kini tidak mempedulikan penampilannya. Pikirannya kini sedang kacau akibat kekasihnya yang  tidak ada kabar dan menjauh darinya tanpa sebab.

Air mata gadis itu perlahan jatuh di ikuti rintik hujan yang perlahan-lahan mulai deras mengguyur kota tersebut. Karena merasa sudah lama di atas gedung itu Jingga memilih melangkahkan kakinya pergi lalu menuju ke parkiran di mana gadis itu memarkirkan mobilnya.

Sesampainya di parkiran Jingga tidak langsung memasuki mobilnya dia membiarkan tubuhnya terguyur hujan deras itu. Lalu menatap langit melihat rintik hujan yang bergantian menjatuhi wajahnya, walaupun sakit tapi Jingga tetap melakukanya karena dengan itu tidak akan ada orang yang melihat tangisan gadis itu.

Lila tiba-tiba menyuruh Gavin untuk menghentikan mobilnya.

"Vin itu bukannya Jingga?" tanya Lila yang melihat Jingga sedang sandar di mobilnya.

"Lah ngapain tuh anak main hujan" balas Gavin.

Gavin lalu mengambil Payung di mobilnya lalu melangkah bersama Lila untuk menghampiri Jingga.

"Jingga lo ngapain mau ujan, ntar lo sakit" tanya Lila.

"Mending lo balik sama kita" aJak Gavin.

"Gue bawa mobil kok Vin kalian duluan aja" Ucap Jingga.

"Nanti mobil lo biar supir Gue yang ambil. lo balik sama kita" ujar Gavin seperti tidak mau di bantah.

"Malam tan. Jingganya ada" ujar  Raya. Yang baru saja tiba di rumah Jingga.

"Jingga dari tadi belum balik Ray"  Jawab Amira mulai khawatir.

"Tapi Jingga udah balik dari tadi siang kok tan" belum menjawab Amira dan Raya langsung menoleh melihat mobil yang terparkir di depan Rumah.

"Jingga kamu kenapa sayang" tanya Amirah khawatir.

"Jingga nggak apa-apa kok bun, tadi kehujanan aja" ucap Jingga.

"Yaudah kita masuk dulu yah, ganti baju kamu" ajak Amir.

"Kalo gitu Semuanya Gavin duluan, duluan tan" pamit Gavin lalu mencium punggung tangan Amira.

See you Next part😘




Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang