14

939 40 1
                                    

Karena Jam kosong, Jingga memilih untuk pergi ke taman belakang sekolah untuk menghirup udara segar daripada di dalam kelas itu.

Jingga memejamkan matanya menikmati angin yang terus berhembus yang membuat rambut terurainya terus berterbangan.

Matanya dia buka saat dia mengendus dan mencium bau parfum yang tidak asing baginya.

"Ngapain di sini?" Tanya Jingga.

"Emang kenapa?" Tanya Sam.

Jingga tidak menggubris Sam, dia hanya terus terdiam melihat Sam yang kini duduk di sampingnya.

Gadis itu sedikit risih saat Sam duduk sangat dekat kepadanya, semenjak Sam berpacaran dengan Karin, Jingga begitu tidak nyaman dekat dengan laki-laki itu lagi.

"Apa kita bisa kaya dulu lagi?" Tanya Sam tiba-tiba sembari menatap Jingga.

"Tanya sama diri kamu sendiri Sam, karena semua ini karena kamu juga." Jawab Jingga, dia bukan tipe orang yang selalu bungkam jika di tanya seperti itu.

"Apa yang buat lo marah sama gue?" Tanya Sam.

Jingga tersenyum sinis saat mendengar pertanyaan Sam, ternyata laki-laki itu tidak menyadari kesalahannya.

"Semua jawabannya ada di kamu dan Karin Sam." Balas Jingga lalu pergi meninggalkan Sam.

Bahasa gadis itu terlalu sulit untuk Sam pahami, dan kenapa  Jingga tidak langsung jujur saja kepadanya.

Jingga menahan air matanya dia berusaha untuk menahan semuanya, dia tidak mau membuang air matanya  hanya untuk menangisi Sam lagi.

"Kak Jingga!" Panggil salah satu adik kelas Jingga.

"Kenapa?" Tanya gadis itu.

"Ini buat kak Jingga!"

Senyum Jingga melebar saat melihat bunga dan sebuah coklat dari adik kelasnya itu, dia begitu senang mendapatkannya.

"Dari lo?" Tanya Jingga.

"Bukan kak,"

"Terus dari siapa?" Tanya Jingga.

"Dari siapa yah, pokoknya ada deh kak."

Gadis itu berlari meninggalkan Jingga, yang membuat Jingga semakin bingung saja.

Jingga mencoba mencari nama orang yang memberinya bunga dan coklat yang Jingga dapat itu, tapi di sana sama sekali tidak ada nama atau sebuah pesan.

"Dari siapa yah?" Tanya Jingga kepada dirinya sendiri.

"Pasti si Rama nih, pasti dia mau nyogok gue." Ucap Gadis itu.

Jingga berjalan memasuki kelasnya untuk mencari Rama, dan saat sampai  di dalam Jingga melihat Rama yang sedang duduk bersama Raya.

"Gercep bener si Rama!" Gumam gadis itu.

Rama menatap Jingga bingung saat gadis itu memperlihatkan sebuah Coklat dan bunga kepadanya.

"Dari Lo?" Tanya Jingga.

"Dihh biji rambutan geer banget, mana mungkin gue kasih lo kaya gituan." Ucap Rama yang membuat Jingga menatapnya Sinis.

"Maaf deh bercanda, tapi emang bukan dari gue kok," lanjut Rama saat mengetahui jika gadis itu sedang merajut.

Raya gemas melihat dua orang itu, andai saja Sam bisa di jadikan Kakak yang baik seperti Rama.

"Terus dari siapa dong?" Tanya Jingga bingung.

"Dari Sam kali Ga," ucap Fafa.

"Masa sih dari Sam, niat banget dia kasih Jingga begituan," ucap Ara tak percaya.

Dari Sam? Apa ia semua itu dari Sam? Tapi mana mungkin ini semua dari Sam orang Sam memiliki kekasih mana mungkin dia memberikan semua ini kepada Jingga.

Jingga hanya terus menatap Bunga dan coklat itu, dia masih bingung sebenarnya siapa yang membernya semua itu.

Jingga mengacak rambutnya frustasi, belum selesai memikirkan Sam dan Karin kini fikirannya kembali di kuasai oleh coklat dan bunga ini.

"Enatar malam kalian jadikan kerja tugas di rumah gue?" Tanya Amel kepada teman-temannya.

"Jadilah, entar gue berangkat sama Jingga." Balas Raya yang kini sedang bermain Game Criminal Case di Ponselnya.

"Sekalian jemput gue yah, gue masal nyetir soalnya." Pinta Fafa.

"Yehh lo kira kita supur lo."

"Lah kok lo ngegas sih."

"Apaan sih kalian, nggak sama kelas sebelah sama teman kelas sendiri Berantem mulu kerjaannya." Omel Jingga kepada dua temannya itu.

"Bisa nggak sih, kelas mereka di angkat ke belakang aja, gue malas setiap keluar kelas pasti liat muka mereka mulu," ujar Ara yang memang sangat tidak menyukai kelas sebelah.

"Sama gue juga malas liat mereka," balas Raya dengan ketus.

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang