05

1.1K 59 0
                                    

Malam tiba Sam duduk di balkon kamarnya, dia menatap kamar Jingga yang sudah gelap, semua lampunya di matikan karena mungkin gadis itu sudah tidur.

"Apa Jingga tau semuanya? Tapi kenapa harus marah?" Tanya Sam mengira-ngira.

Sam meraih ponselnya dan mencoba kembali mengrimkan gadis itu pesan, tapi sayang gadis saat Sam melihat pesan yang di tadi dia Kirim kepada Jingga ternyata pesan itu belum di baca juga yang membuatnya mengurungkan niatnya untuk kembali mengirimkan pesan untuk Jingga.

Sebenarnya Jingga sengaja mematikan lampu kamarnya, dia tau jika Sam sedang melihatnya. Dia masih sedikit kecewa melihat siapa yang tadi menelfon Sam.

"Semoga lo nggak berubah!" Gumam gadis itu sembari melihat kamar Sam yang lampunya masih menyalah.

Jingga naik ke tempat tidurnya, dia memejamkan matanya mencoba untuk melupakan semua yang ada di fikirannya.

***

Tokk tokk

"Cari Non Jingga yah Den?" Tanya Seorang Bibi saat dia membuka pintu rumah itu.

"Iya Bi." Balas Sam.

"Non Jingga udah dari tadi berangkat." Balas Bibi.

"Makasih kalo gitu Bi."

Sam langsung saja pergi, dan masuk ke dalam mobilnya lalu melajukan nya pergi.

Raya sedikit bingung melihat Sam yang seperti sedang banyak masalah dan kenapa Jingga juga tidak ikut bersamanya.

"Jingga mana?" Tanya Raya yang kini sedang duduk di samping Sam.

"Udah duluan,"

"Ehh kemarin Jingga ngapain ke rumah?" Lanjut Sam bertanya.

"Mau main, tapi pas liat panggilan masuk di ponsel lo dia langsung pergi." Jelas Raya.

Sam memukul Stir mobilnya, dia kini yakin jika apa yang dia fikirkan benar-benar terjadi.

Mobil Sam kini memasuki parkiran sekolah, dia melihat mobil Jingga sudah terparkir di sana.

Sam turun dengan terburu-buru meninggalkan Raya, dia ingin mencari di mana keberadaan gadis itu.

Dia memasuki kelas, di sana sama sekali tidak ada Jingga, tapi dia melihat tas milik gadis itu ada di sana.

Jingga kini berada di Rooftop, dia keatas karena Karin yang menyuruhnya, dia juga sedikit bingung kenapa Karin menyuruhnya bertemu di rooftop.

"Jingga!" Panggil Karin.

Jingga menoleh melihat Karin yang kini berjalan ke arahnya.

"Lo kenapa ajakin gue ke sini?" Tanya Jingga saat Karin berdiri di sampingnya.

"Gue mau ngomongin soal Sam."

Deg

Jantung Jingga semakin tidak menentu saat mendengar nama Sam, jarang sekali Karin mengajaknya membicarakan tentang Sam.

"Sebelumnya gue minta maaf Ga, tapi gue udah nggak bisa tutupin semuanya. Kalo gue.."

"Kalo lo suka sama Sam?" Tanya Jingga memotong perkataan Karin.

"Ga! Maksud gue tuh.."

"Udahlah Rin, gue juga nggak peduli. Gue serahin semua sama kalian, gue cuman minta nggak usah kaitkan gue sama hubungan kalian." Jelas Jingga lalu pergi meninggalkan Karin.

Air matanya dia tahan agar tidak jatuh mengenai pipinya. Sesak kian menguasai dadanya, dia tidak menyangka jika sahabatnya yang selama ini dia tempatih untuk mencurahkan semua isi hatinya, tega menyakitinya.

Jingga berlari menuruni tangga dari atas rooftop, dia sama sekali tidak peduli dengan orang-orang yang sedari tadi melihatnya.

"Ray, gue balik duluan yah." Pamit Jingga sembari mengambil tasnya.

Saat Raya kembali ingin bertanya, Jingga malah pergi dengan cepat yang membuatnya semakin di buat bingung oleh gadis itu.

Saat perjalanan menuju parkiran, Sam melihat Jingga yang kini berjalan dengan cepat.

"Jingga!" Ucap Sam yang kembali menutup pintu mobil Jingga, saat gadis itu membuka pintu mobilnya.

Jingga sedikit kaget, kemudi dia mencoba bersikap biasa saja kepada Sam.

"Kenapa?" Tanya Jingga mencoba untuk tegar.

"Gue minta maaf!" Ucap Sam yang kini mengetahui kenapa gadis itu marah kepadanya.

Air mata Jingga jatuh begitu saja saat mendengar Sam berminta maaf kepadanya, dia tau jika Sam sudah mengetahui kenapa dia marah.

"Udah kan?" Tanya Jingga.

"Ga! Gue mau kita kaya dulu lagi, nggak kaya gini."

Seperti dulu? Bagaiman bisa Jingga menjalani hubungan seperti dulu dengan Sam, apa dia mampu melihat sahabatnya sendiri bersama orang yang dia sayang.

"Udah Sam, Aku mau pergi."

Jingga menepi tangan Sam, lalu masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya pergi.

Sam menatap Jingga pergi, dia merasa bersalah kepada gadis itu.

"Ini tentang perasaan Ga! Gue nggak mungkin tahan perasaan gue dan terus berada dekat lo." Gumam Sam.

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang