07

1K 54 0
                                    

Jingga berjalan memasuki rumahnya, di luar kini hujan yang membuatnya sedikit memeluk tubuhnya karena kedinginan.

Ia tersentak kaget saat melihat Sam yang duduk di sofa rumahnya sembari menonton tv.

"Dari mana?" Tanya Sam sedikit ketus.

"Aku dari mana itu nggak ada urusannya sama kamu Sam!" Balas Jingga lalu berjalan menaiki tangga ke kamarnya.

Jingga kira jika Sam tidak akan mengikutinya, tapi ternyata laki-laki itu mengikuti jingga naik ke atas kamarnya.

"Jingga! Lo berubah," ucap Sam yang kini menghentikan langkahnya.

"Kamu bilang aku berubah? Terus kamu apa Sam, kamu masih sama kaya dulu? Itu maksud kamu?"

Sam bungkam mendengar gadis itu membentaknya, selama mengenal Jingga baru kali ini Sam mendengar gadis itu meninggikan suarahnya.

"Lo salah, gue nggak berubah!"

"Pantes sih kamu nggak rasakan perubahan kamu, karena kamu punya orang membuat kamu lebih fokus ke dia. Jadi kamu sama sekali tidak merasakan perubahan kamu ke aku."

Jingga menyandarkan tubuhnya di dinding kamarnya, dia menarik nafasnya dalam. Dia baru kali ini marah seperti itu.

"Gue minta maaf, tapi emang gue sama sekali nggak punya perasaan sama lo, selain perasaan sayang sebagai adik!" Jelas Sam.

"Kamu boleh pergi Sam."

Dari perkataan Sam yang itu saja sudah membuat pertahanan Jingga runtuh, bagaiman nanti jika Sam terus berbicara yang akan lebih menyakiti hati gadis itu.

Jingga terdiam saat tiba-tiba Sam memeluknya, kehangatan yang Sam berikan tidak mampu membuat tangisannya terhenti.

"Gue sayang sama lo Ga!" Ucap Sam saat memeluk gadis itu.

"Tapi kamu nggak cinta sama aku Sam,"

Tidak peduli lagi dengan apa yang dia katakan, yang Jingga tau dia mau jika Sam tau bagaimana perasaanya kepada laki-laki itu.

"Gue minta maaf,"

Entah sudah maaf ke berapa yang keluar dari mulut Sam, tapi Jingga masih tidak bisa memaafkannya.

"Seribu maaf dari kamu, nggak bakalan bisa hapus perasaan aku Sam."

Deg

Sam tidak tau jika gadis itu benar-benar menyimpan perasaan kepadanya, dia kira selama ini Jingga hanya bercanda jika dia berbicara soal perasaan kepada Sam.

"Terus gue harus gimana?" Tanya Sam.

"Tanya sama diri kamu sendiri, kamu harus gimana. Apakah bertahan bersama dia dan menjauh dari Aku atau sebaliknya." Jelas Jingga lalu memilih masuk ke dalam kamarnya.

Sam mengacak rambutnya Frustasi, Jingga benar jika Sam memang menyayangi gadis itu tapi dia sama sekali tidak bisa untuk mencintainya.

Jingga membuka sedikit gorden kamarnya, dia kini melihat Sam yang sudah kembali ke rumahnya, Jingga tidak menyangka jika orang yang selama ini dia percaya tidak akan menyakitinya malah memberinya rasa sakit yang begitu luar biasa.

Gadis itu menatap satu-persatu fotonya bersama Sam, butiran Kristal putih kini kembali jatuh dari pelupuk matanya, mengingat Cinta pertamanya itu mematahkan hatinya.

Hal yang selama ini tidak pernah berani Jingga bayangkan akhirnya terjadi begitu saja, tanpa rekayasa sedikit pun.

Tritt tritt

Jingga meraih ponselnya, dia melihat nama Karin di sana. Dia tidak mengerti kenapa Karin menelfon nya, apa kah perempuan itu kasih tidak puas untuk menyakitinya.

"Halo!" Ucap Jingga sedikit tidak peduli.

"Ga! Sekali lagi maaf, lo tau ini tuh soal perasaan ja.."

"Soal perasaan? Tapi lo sama sekali nggak ngerti perasaan gue Rin, lo nggak tau gimana rasanya saat sahabat kita sendiri rebut orang yang kita sayang."

Karin bisa tau jika Jingga kini sedang menangis, dia tau bagaimana Jingga. Dia gadis yang sangat mudah untuk menangis.

"Please Ga, gue cuman mau lo terima semuanya."

"Terserah lo Rin, urus sediri hubungan lo. Nggak bisa libatkan gue atau bahkan lo mau kasihan sama gue, gue nggak perlu di kasihanih."

Tutt tutt

Jingga memutuskan sambungan telfonnya, rasanya begitu sakit jika harus terus berurusan bersama Karin.

"Sahabat? Kenapa sekarang gue jadi nggak percaya sama yang namanya sahabat. Setelah mendapat perlakuan seperti ini." Gumam Jingga.

Jingga kini mengambil Earphone nya,  hujan dan musik mungkin bisa sedikit menenangkan hati yang sedang patah itu.

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang