32

840 34 0
                                    

Kini di kota Swiss sedang turun salju. karena suhu yang begitu dingin, Jingga memilih mampir di kedai kopi di pinggiran kota tersenut.

Setelah mendudukkan badannya dan memesan kopi. Jingga mengeluarkan Laptopnya dan mulai mengetik sesuatu di sana.

Dear Samudra💜

Mungkin ini cara semesta mempertemukan dan memisahkan kita. Kita yang pernah sedekat nadi sebelum pada akhirnya kita jauh seperti mata hari.

Jika senja tau kapan dia datang dan kapan dia akan pergi. Aku juga tau bahwa kamu tidak akan pernah lagi datang untukku dan aku juga tau kamu akan pergi dariku untuk selamnya.

Walaupun hati ini sulit untuk melepaskan mu, tetapi aku juga tidak bisa egois jika harus menyuruhmu tetap disini bersama ku.

Mungkin ini sudah jalannya, semesta menyuruhmu untuk bersaman nya dan semesta juga yang menyuruh ku untuk melepaskan mu.

Sungguh aku tidak pernah marah kepadamu, aku hanya kecewa dengan sikapmu yang tidak tegas dalam menjalin hubungan, kau begitu tidak bisa dewasa dalam hal itu.

Entalah siapa yang harus di salahkan,apakah dirimu yang sudah memberiku hatimu yang juga di miliki oleh orang lain ataukah diriku yang terlalu mudah menerima nya dan terlalu sulit untuk melepaskannya.

Kali ini aku hanya ingin berterima kasih kepadamu, karena sudah pernah mengahdirkan cinta yang sudah lama hilang di hati.


Kini kopi panas yamg di pesan gadis itu sudah mulai dingin. Dia kini tidak bisa berhenti meneteskan air matanya. Gadis itu memilih menutup laptopnya lalu beranjak pergi dari kedai kopi tersebut.

Salju mulai turun menyelimuti kota Tersebut. Jingga tidak peduli seberapa dingin suhu pada saat itu dia terus berjalan di bawah jatuhnya butiran tersebut.

"Senja.." seseorang memanggilnya tetapi dia tidak memperdulikan itu. Dia tau jika dirinya sekarang sedang berhalusinasi, pasalnya sudah beberapa hari ini Jingga selalu mendengar suara itu memanggil namanya.

Jingga tetap berjalan menyusuri Jalan yang kini tertutupi oleh Salju. Sampai pada akhirnya dia berhenti saat seseorang menggenggam tangannya erat.

"Senja" seseorang tersebut memeluk tubuhnya dengan erat, menyalurkan kehangatan kepada dirinya yang sedang berjalan di jalanan yang di penuhi tumpukan Salju.

"Sam.." kini Jingga sadar jika dirinya sedang tidak bermimpi dia mencoba menormalkan dirinya. Lalu melepaskan pelukan hangat itu.

"Ja maafin aku" ujar Sam memegang kedua pipi gadis itu.

"Aku tau nggak semudah itu kamu bakalan maafin aku. Tapi aku minta sama kamu kasi aku kesempatan buat jelasin semuanya" kini Jingga sangat tidak tega melihat laki-laki itu bermohon kepadanya. Sekarang dia membenarkan perkataan Gavin jika dirinya memang sudah menjadi Bucin.

"Aku kasi kamu waktu buat jelasin. Abis itu tinggalin aku. Please" ucap Jingga kini mengeluarkan suara.

Jingga memberi kesempatan kepada Sam untuk menjelaskan semuanya. Kini mereka sedang duduk di salah satu cafe di kota tersebut.

"Ja aku nggak pernah marah sama kamu, aku juga nggak pernah selingkuin kamu. Aku gini karena setiap hari ada yang kirimi ke aku foto kamu sama Arga dan aku takut kalo aku ketemu sama kamu aku bakalan lampiasin semuanya ke ke kamu"  Jelas Sam sembari menggenggam tangan Jingga "Dan soal Viena aku nggak pernah dekat sama dia, aku di bohongin sama dia" lanjut Sam.

"Di bohongin?" Tanya Jingga.

Yeyey selangkah lagi menuju ending😜

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang