03

1.3K 69 0
                                    

Tringgg

Bel bertanda istirahat sudah berbunyi yang membuat semua murid berbondong-bondong ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Sama halnya dengan Jingga dia kini sedang berjalan menuju kantin bersama Raya dan Sam, sepanjang perjalanan dia terus bercerita bersama Raya tentang bagaimana sekolah mereka itu.

Setelah sampai di kantin, mereka bertemu dengan Sheril dan Karin.

"Ehh kenalin ini sepupunya Sam," ucap Jingga kepada kedua sahabatnya itu.

"Raya!" Ucap Raya.

"Karin!"

"Sheril."

Raya sedikit tidak nyaman dengan Karian, karna Karian menatapnya seperti tidak suka.

"Mau pesan apa?" Tanya Sam.

"Kaya biasa." Jawab Jingga.

"Ray, lo mau pesan apa?" Lanjut Jingga bertanya kepada Raya.

"Samain aja." Balas Raya.

Kini mereka kembali bercerita sembari menunggu Sam yang sedang memesankan mereka makanan, Raya kini semakin yakin jika Karin tidak menyukainya dari cara pandang Karin saja sudah sangat jelas jika gadis itu tidak menyukai Raya.

"Ga, mending lo pacaran deh sama Sam, kalian cocok kok."

Uhuk uhuk

Semuanya menatap Karian, terutama Raya dia menatap Karin dengan tatapan aneh, kenapa perempuan itu tersedak bukankah seharusnya Jingga yang tersedak pasalnya yang Raya tanyakan Jingga bukan Karian.

"Lo nggak apa-apa Rin?" Tanya Jingga.

"Nggak kok, cuman tadi tiba-tiba batuk aja." Balas Karin.

Sam kini satang dengan dua mangkok bakso, Raya bingung melihat makanan itu kenapa hanya ada dua, apakah Sam tidak ikut makan.

"Lo nggak makan Sam?" Tanya Raya.

"Makan kok." Balas Sam.

"Makanan lo mana?"

"Tuh!"

Raya menatap makanan yang di tunjuk Sam, makanan itu adalah makanan Jingga.

"Nggak usah bingung Ray, orang mereka kalo makan emang gitu." Ujar Sheril yang membuat Jingga hanya tersenyum kikuk.

"Dihh alay lu pada." Balas Raya.

"Biarin." Balas Jingga.

Raya menggeleng saat melihat dua orang itu yang ternyata memang benar mereka makan dengan satu mangkuk.

Setelah makan Raya Jingga dan Sam terlebih dahulu meninggalkan kantin, saat sampai di koridor Sam lebih dulu masuk ke kelas mereka karena Raya dan Jingga memilih bergabung bersama teman kelas mereka untuk bercerita.

"Ga, lo beneran nggak pacaran sama Sam?" Tanya Maira.

"Astaga Mai, yah nggak lah, kita tuh cuman sahabatan."

"Tapi lo simpan perasaan kan?"

Jingga bungkam mendengar perkataan itu, dia benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan seperti itu.

"Gue ke toilet dulu." Pamit Jingga.

Tampa di kasi tau, semuanya kini tau jika Jingga memang menyimpan perasaan kepada Sam. Bahkan Raya sedikit terkejut saat melihat Jingga yang bungkam.

Jingga menyandarkan tubuhnya di pintu toilet, sembari mengatur nafasnya yang tadi sesak karena mendapat pertanyaan seperti itu.

Kini dunia begitu lucu menurut Jingga, orang yang terus bersama tidak bisa untuk saling memiliki, sedangkan mereka yang hanya berkenalan dengan singkat mampu untuk bersama.

"Nggak enak banget terjebak di suasana kaya gini." Gumam gadis itu.

Setelah beberapa menit di dalam toilet, Jingga akhirnya keluar dengan wajah yang murung.

Brukk

Jingga terhenti saat tubuhnya menabrak seseorang.

"Lo nggak kenapa-napa?" Tanya orang itu.

"Ehh Rama, nggak kok." Jawab Jingga dengan tersenyum.

"Lo tumben nggak bareng Sam?"

"Yakali Ram, sih Sam ikuti gue ke Toilet." Jawab Jingga yang membuat Rama tertawa mendengarnya.

Mereka kini berjalan berdampingan ke kelas mereka, di perjalanan ke Kelas Rama terus melucu yang membuat Jingga terus tertawa.

"Ihh lo kentut Ram?" Tanya Jingga.

"Sorry kelepasan Ga." Ucap Rama menyengir kepada Jingga.

"Ihh jorok banget sih." Ucap Jingga.

Saat sampai di kelas Jingga sedikit terkaget saat melihat Sam tiba-tiba menarik tangannya untuk menjauh dari Rama.

"Ngapain dekat-dekat sama Rama?" Tanya Sam.

"Emang kenapa Sam, orang Jingga bukan pacar lo."

"Wahh kurang ajar lo Ram."

"Dihh gue becanda kali."

Jingga menggeleng melihat dua sahabat itu, mereka seperti tikus dan kucing jika sudah bertengkar.

"Ehh kenalin gue sama sepupu lo dong." Pinta Rama kepada Sam.

"Sana kenalan sendiri." Balas Sam yang kini sedang membaca buku.

"Nggak usah sok baca buku lo, kalo bego yang bego aja." Ucap Rama sembari mengambil buku Sam.

Sam menyandarkan tubuhnya di bangkunya, Rama sedikit bingung melihat Sam karena laki-laki itu seperti sedang banyak masalah.

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang