18

1K 29 0
                                    

Ps:part 17 dan 18 ketukar jadi baca part 17 dulu baru balik ke part 18. Terima kasih🙏

Happy reading💜

Raya dan Lila memutuskan untuk menginap di Rumah Jingga karena mengingat ujian semakin dekat jadi mereka memilih untuk belajar bersama. Walaupun Jingga sedang berusaha menahan rasa sakit di hatinya  dia sama sekali tidak menyepelekan pelajarannya dia tetap belajar bersama teman-temannya.

"Ga lo masih belum mau cerita  sama kita" ujar Lila membuka suara.

"Lo kenapa nggak telfon mommy aja nanyain di mana Sam" usul Raya.

"Nggak usah Ray, gue nggak apa-apa kok"

"Atau mau gue yang telfon mommy"

"Mommy?" Tanya Lila bingung.

"Nyokap nya Sam"

"Kenapa lo panggil mommy?"

"Gue sama Sam sepupuan"

"Kok bisa?"

"Udah ahh nggak usah bahas itu"

Raya meraih tangan Jingga lalu menatap mata Jingga yang mulai berkaca-kaca.

"Ga gue telfon mommy yah" ucap Raya lembut yang hanya di balas anggukan oleh Jingga.

Tritt  Trittt Trittt

"Hallo Ray"  Jawab tante Sonya.

"Hallo Mom, Mom Sam ada di rumah nggak" tanya Raya.

"Sam dari tadi belum pulang mungkin lagi sama Jingga, emang kenapa?"

"Nggak kenapa-kenapa ko Mom, yaudah Mom Raya matiin yah" ujar Raya lalu memutuskan sambungan telfon.

Raya menatap Jingga, iya tak tega memberi tahu gadis itu jika dari Sepulang sekolah Sam belum pulang. menyadari Keanehan Raya, Lila mencoba membuka suara agar suasana tidak canggung.

"Kalo Sam beneran sayang sama lo Ga dia bakalan balik kok sama lo nggak usah di pikirin" ujar Lila mencoba untuk meyakinkan Jingga.

"Mending kita saling buka-bukaan aja supaya kita saling tau lebih dalam lagi" lanjut Lila.

"Nah kalo ini gue setuju" ujar Raya.

"Lo gimana Ga setuju nggak"

"Gue setuju" jawab Jingga mencoba untuk senyum agar sahabatnya itu tidak kecewa kepadanya.

"Yaudah gue mau nanya sama lo Ga" tanya Raya.

"Apa?"

"Apa Sam cinta pertama lo"  Raya menatap Jingga bingung karena tak ada jawaban dari gadis itu.

"Hmmm bukan Raya, Sam itu bukan cinta pertama Gue tapi dia pacar pertama gue,  Sam itu orang satu-satunya yang mampu menetap di hati gue tanpa gue minta. Sebelum Sam ada banyak yang datang tapi hanya sebentar mereka hanya jadiin gue tempat persinggahan mereka tanpa mau tanggung jawab atas perasaan gue"

"Gue tuh mulai tau soal Cinta pas kelas Tiga SMP tapi gue sama sekali nggak tau arti cinta yang sebenarnya itu apa, akhirnya gue terjebak di permainan para Laki-laki yang datang lalu pergi ninggalin gue gitu aja, dan bodohnya lagi gue pernah suka sama sahabat gue selama hampir Lima tahun, gue pendam perasaan itu sendiri dan sampai sekarang dia belum sadar kalo gue pernah suka sama dia. Gue juga pernah suka sama adik kelas gue, kita sempat deket tapi saking bodohnya gue nggak tau kalau dia itu udah punya pacar, nggak sampai di situ gue juga pernah deket sama kakak Kelas gue tapi sayangnya ternyata dia cuman jadiin gue pemeran pengganti di saat pemeran utama lagi nggak ada, dia buat gue jatuh cinta lebih dalam lagi sama dia sampai akhirnya dia melayangkan anak panah ke hati gue berkali-kali dan sampai saat ini luka itu masih membekas. Masih banyak lagi tapi gue nggak bisa ceritain semua itu karena bakalan butuh waktu lama"

"Gue berkali-kali nolak orang yang tulus sama gue demi mereka yang hanya mainin gue. Hal itu membuat gue merasa bersalah sama mereka tapi harus bagai mana lagi terkadang gue lebih mentingin otak gue ketimbang hati gue" kini Jingga tidak bisa lagi menahan air matanya karena kembali teringat Goresan luka lama yang masih berbekas di hatinya mengingat betapa bodohnya dia dulu betapa murahnya dirinya mengemis cinta kepada laki-laki yang hanya ingin mempermainkan nya.

Kini Jingga tersenyum sepertu begitu lega dirinya mengungkapkan semua itu dan dia juga bersyukur mempunyai sahabat yang mau mendengar keluh kelah nya.

"Ga jangan nangis kan udah ada Sam" Raya membawa Jingga masuk kedalam pelukannya yang di ikuti oleh Lila yang juga memeluk Jingga.

Bukannya berhenti menangis Jingga malah semakin menangis sampai dia mengeluarkan suara mendengar nama Sam yang di sebut oleh Raya.

"Sam apa dia akan tetap bersama ku, mengingat sikapnya yang belakangan ini begitu dingin kepadaku membuatku ragu akan ketulusan cintanya. Apa dia juga akan meninggalkan ku setelah ini? Apa dia akan menyianyiakan ku seperti mereka yang hadir sebelumnya? Apakah dia tidak benar-benar menyayangi ku?"

Begitu banyak tanya yang hadir di kepala gadis itu yang membuatnya ingin saja terjun dari atas Balkon kamarnya mengingat kekasihnya itu sudah tidak menghiraukannya. Tetapi dia masih waras tidak ingin mengambil langkah bodoh itu hanya karena seorang laki-laki yang belum tentu jodohnya.

"Mending kita tidur aja, kayaknya kamu juga capek Ga" ujar Raya.

"Maaf yahh gara-gara denger cerita gue yang kepanjangan jadi kalian nggak dapet bagian buat cerita"

"Nggak apa-apa, mending kita tidur"

Menuju konflik😘

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang