04

1.1K 62 3
                                    

Sam melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya, dan mendapati Bunda nya sedang berjalan seperti ingin berpergian lalu ia langsung mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.

"Anak Bunda kenapa?" tanya Sonya kepada anaknya.

"Nggak apa-apa kok Bun."

"Tapi kok mukanya lesu gitu sih?"

"Sam cuman lagi capek aja,"

"Yaudah istirahat gih," suruh wanita paruh baya itu.

"Bunda mau kemana?"

"Ketemu temen, ehh Raya mana?" Jawab Sonya.

"Di rumah Jingga, Hati-hati Bun,"

Sam melambai kan tangannya kepada Bundanya, lalu naik ke atas kamarnya. Saat sampai di atas mata Sam langsung tertuju kepada foto nya bersama Jingga di kamarnya.

"Makasih Ga, buat 10 tahun ini." Ucap Sam.

Dia menatap kamar Jingga yang terlihat jelas dari kamarnya, dia sedang melihat dua orang gadis cantik yang kini terus tertawa bersama.

"10 tahun berlalu dan gue nggak bisa simpan perasaan sama lo Ga."

Sam bingung dengan perasaan kepada Jingga, dia tidak suka jika Jingga dengan laki-laki manapun, tapi dia tidak ingin memberi Jingga kepastian karena dia sendiri tidak merasakan jika dirinya menyukai gadis itu.

Senyum Sam mengembang saat sadar bahwa Jingga juga sedang melihatnya. Sam melambai tangan kepada Jingga dan gadis itu juga melambaikan tangannya dan tersenyum kepada Sam.

"Enak yah, tinggal buka jendela kalau lagi kangen. Nggak perlu habis-habis pulsa." Gumam Raya yang membuat Jingga sedikit terkejut.

"Apasih Ray," balas Jingga yang kini kembali duduk di ranjangnya bersama Raya.

Raya menatap setiap sudut kamar Jingga, matanya seperti sakit terus melihat foto Sam dan Jingga di dalam kamar itu. Tapi tidak, ada satu foto yang membuat Raya tertarik untuk menanyakannya kepada Jingga.

"Lo sahabat banget sama dua orang itu?" Tanya Raya sembari menunjuk Foto Jingga dengan Karin dan Sheril.

"Iya, kita kenal dari SMP. Pokonya sahabatan banget." Jawab Jingga, dia sudah tidak tau bagaimana menggambarkan kedua sahabatnya itu.

"Yang baju Pink itu.."

"Karin?" Tanya Jingga saat melihat Raya menunjuk Karin.

"Iya, dia di kantin tadi kaya aneh gitu. Kaya nggak suka liat gue, pandagan nya ke Sam juga beda." Jelas Raya.

"Beda gimana? Perasaan lo aja kali."

"Dia akrab sama Sam?" Tanya Raya.

"Nggak! Sam cuman sama gue, sama anak-anak di kelas juga."

Raya terdiam, dia yakin jika Karin itu memandangi Sam dengan beda. Tapi Raya tidak bisa tau apa arti dari pandangan itu. Ataukah mungkin karena Sam itu tampan jadi Karin memandangnya seperti itu.

"Kalo gitu gue balik dulu yah," pamit Raya.

"Gue ikut."

Mereka kini turun ke bawa dan langsung menyebarang jalan ke rumah Sam. Saat sampai di sana, rumah begitu sepi hanya ada suara ponsel.

Jingga berjalan mendekati Ponsel itu, ternyata itu adalah ponsel Sam. Dia meraih ponsel itu, betapa terkejutnya gadis itu saat melihat nama di ponsel itu.

"Ray, gue balik dulu." Ucap Jingga dan langsung pergi dari tempat itu.

"Loh kok pergi sih?" Tanya Raya tapi Jingga tidak menghiraukannya.

Dari atas kamarnya Sam bisa melihat Jingga yang sedang berjalan ke rumahnya dengan langkah yang terburu-buru.

"Idung!" Panggil Sam dari atas sana.

Jingga tidak memperdulikan Sam, dia terus berjalan menuju rumahnya.

"Dihh kenapa tuh Bocah?"

Sam bingung melihat Jingga yang kini sudah masuk ke dalam rumahnya, dia  bingung melihat Jingga yang sama sekali tidak memperdulikannya.

Dengan kekuatan Boboboy Sam lari menuruni tangga, dia berniat menyusul gadis itu karena ingin meminta penjelasan kenapa dengan gadis itu.

"Bang Sam mau kemana?" Tanya Raya yang kini duduk di sofa ruang tamu.

"Mau ke rumah Jingga." Jawab Sam lalu langsung saja pergi.

Saat sampai di sana, seperti biasa Sam langsung saja masuk kedalam rumah itu.

"Idung!" Panggil Sam.

Karena tidak ada jawaban dari Jingga, Sam langsung saja naik ke atas kamar gadis itu.

Tokk tokk

"Ga! Lo kenapa?" Tanya Sam.

"Gue nggak apa-apa Sam, lagi mau istirahat aja. Lo bisa pulang kok."

Tanpa Sam ketahui jika mata gadis itu sedang berkaca-kaca, gadis itu kini sedang bersandar di balik pintu kamarnya.



Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang