31

728 23 0
                                    

"Jangan ganggu dia lagi. Lo cuman bakalan hadiri luka baru kalo lo temuin dia" kini Sam sudah menjelaskan kepada Raya, tetapi gadis itu sama sekali tidak peduli dengan penjelasan Sam.

"Gue mohon sama lo Ray. Kasi tau gue sekarang Jingga di mana" Sam menatap Raya penuh mohon.

"Gue nggak bakalan pernah kasi tau lo Sam" Raya masih saja tetap pada pendiriannya, dia tidak mau jika Sam mengetahui dimana keberadaan Jingga sekarang. Dia takut jika Laki-laki itu akan menyakiti sahabatnya lagi.

"Ray.. percaya sama gue, Sam nggak bakalan nyakitin Jingga lagi" ucap Rama mencoba meyakinkan Raya.

"Mommy sakit Ray" ujar Sam menatap Raya.

"Gue tau. Mommy sakit karena lo berantem sama Daddy" Balas Raya.

"Please Ray" kini Sam kembali memohon kepada Raya.

"Sam lo tau gue merasa bersalah sama Jingga karena ulah lo itu. Gini-gini gue tuh masih peduli sama lo" kini mata gadis itu berkaca kaca "lo tau kenapa gue Tampar lo? Itu karena gue masih peduli sama lo Sam. Coba aja gue udah nggak peduli sama lo, gue pastiin gue nggak bakalan lakuin itu sama lo" lanjut Raya.

"Gue minta maaf  Ray" kini Sam merasa bersalah melihat Raya meneteskan Air matanya hanya.

"Gue bakalan kasi tau di mana Jingga. Asal lo janji sama gue, lo nggak bakalan nyakitin dia lagi" kini Raya memberitahu Sam di mana gadis itu berada. Dia juga tidak bisa terlalu lama menyembunyikan keberadaan gadis itu.

"Makasih Ray" sungguh kejadian yang langkah seorang Sam memohon dan berterima kasih kepada Raya. Seperti yang kita ketahui selama ini Sam dan Raya tidak pernah Akrab mereka sama-sama selalu mengibarkan bendera perang.

"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi" kini Sam sudah pergi meninggalkan Raya dan Rama di sebuah cafe.

"Pertanyaan yang mana Ram?" Tanya Raya bingung.

"Kenapa lo nggak bilang kalo lo mau ke Bali?"

"Sorry Ram. Gue juga perginya bentar doang kok" balas Raya.

"Kan setidaknya kalo mau pergi tuh bilang. Capek tau carinya" ucap Rama yang membuat Raya gemes melihatnya.

"Emang lo cariin gue" goda Raya.

"Nggak usah geer. Gue cari lo karena gue bantuin Sam buat cari tau Jingga kuliah di mana" Jelas Rama tak berdosa.

Kini Raya memalingkan pandangannya ke arah lain. Dia merasa kesal dan malu, dia lupa Jika Rama sama sekali tidak bisa di ajak bercanda.

"Ayo gue anterin balik" Tawar Rama.

"Nggak usah, duluan aja Ram" Raya masih saja memalingkan pandangannya dari Rama dia masih kesal kepada laki-laki itu.

"Yaudah gue balik dulu" mendengar itu Raya semakin kesal pasalnya Rama begitu tidak peka, Maksud Raya menolak ajakan Rama agar laki-laki itu membujuknya bukan malah sebaliknya.

"Iya" balas Raya Singkat.

"Ngambek" ujar Rama mengacak acak puncak kepala gadis itu. "nggak usah ngambek gue becanda kok" lanjutnya.

"Yaudah sekarang mau apa gue beliin deh" kini Rama masih mencoba membujuk Raya.

"Gue nggak mau apa-apa. Gue cuma mau ketemu sama adik lo" ujar Raya.

"Buat apa?" Tanay Raya.

"Gue tau adik lo pasti butuh orang yang mau dengerin cerita dia. Dan gue juga tau kalo banyak yang adik lo mau cerita, tapi dia nggak tau mau cerita sama siapa" Rama tersenyum melihat gadis itu. Dia tidak menyangka jika Raya peduli kepada adiknya.

"Yaudah sekarang lo ikut Gue" Jak Rama lalu menggenggam tangan Raya keluar dari Cafe tersebut.

Kini Raya dan Rama sedang berada di Rumah Sakit Jiwa tempat adik Rama di Rawat. Awalnya Amel tidak menerima dengan baik kedatangan Raya. tetapi Raya terus mencoba untuk mendekati dan meyakinkan Amel bahwa dirinya hanya ingin berteman dan ingin mendengarkan cerita gadis kecil itu.

Dan akhirnya Amel terbuka kepada Raya dia mencoba membagikan keluh kesahnya selama ini kepada Raya. Seperti yang Raya bilang Jika gadis itu hanya butuh teman curhat untuk menghilangkan beban pikirannya.

Rama yang melihat itu mencoba mendekati dua gadis itu. Dia juga mencoba berbagi cerita kepada dua orang itu. Dua orang yang kini dia miliki dan tidak akan pernah dia lepas.

Betapa senangnya Rama melihat adiknya tersenyum kembali akibat gadis kesayangannya itu. Tetapi perlahan senyum Rama memudar Jika mengingat perkataan dokter yang menyatakan jika adiknya menderita kanker Otak.

"Amel cepat sembuh yah. Biar kita bisa pulang ke rumah" ucap Rama mengelus Rambut adiknya itu.

"Iya Mel, nanti kalo Amel balik ke rumah kita bisa main bareng deh" Raya kini mencoba untuk memberi semangat gadis itu.

"Amel istirahat yah, kak Raya sama kak Rama balik dulu" pamit Rama lalu mengecup dahi gadis itu.

Amel hanya mengangguki semua ucapan yang di lontarkan Raya dan Rama. Lalu gadis itu memejamkan matanya dan lelap.

Dear Samudra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang