part 3

4.2K 310 2
                                    

Aira terbangun di padang rumput yang luas.

*dimana ini *

Aira berjalan ke depan sebuah danau luas menyapanya cahaya sang rembulan memantul indah di permukaan air , kunang kunang berterbangan menambah indahnya danau itu , tapi aira tak tau dia dimana.

"putriku ... " sebuah suara lembut tiba tiba terdengar di telinga Aira.

" siapa kau ?"

Tiba tiba air danau menggelegak sinar rebulan semakin terang menyorot ke tengah danau ,Aira menutup matanya menghalau sinar yang masuk berlebihan ke retinanya.

" buka matamu putriku " suara itu terdengar lagi.

Aira membuka matanya ,dan ia langsung terpesona, di hadapannya sudah ada seorang wanita yang sungguh cantik, kulitnya putih bersih ,rambutnya panjang berwarna perak berkilau bagai cahaya bulan tubuhnya indah dengan kain sutra putih yang di pakainya ,tersenyum begitu menawan kepada Aira , saat Aira menyadari ada tanda bulan sabit di keningnya , aira menunduk.

"kau kah itu Dewi"
"iya ini aku putriku" jawabnya tersenyum.
Aira berbinar takjub menatap sang Dewi.

"kau begitu cantik dan menawan"
"kau juga cantik putriku ,aku memberkatimu"
Aira kembali tersenyum.
"terimakasih atas anugerah yang kau berikan padaku ,penglihatan ini"
" apa yang sudah kau lihat sayang ?"
" sangat banyak , aku menolong banyak orang"

Dan aira menceritakan semua apa yang pernah ia lihat pada sang Dewi , Dewi hanya tersenyum menanggapi nya , hingga Aira terdiam saat bercerita penglihatannya yang terakhir.

"Dewi ?"
"ya putrikj"
"aku melihat kehancuran akan datang pada kerajaanku" ucap Aira bergetar.
"apa aku bisa mencegahnya"
"kau ingin mencegahnya ?"
Aira mengangguk pasti.
"akan banyak rintangan yang akan kau hadapi anaku , kau bisa membiarkan takdir berjalan sesuai aturannya "
Aira menggeleng ,
"tidak ,aku tidak bisa membiarkannya begitu saja ,aku akan melewati apapun"
Sang dewi tersenyum
"lagi pula kau akan selalu ada bersamaku kan dewi" sang dewi tersenyum ,menatap lembut pada aira
"aku tidak berjanji" jawabnya.

"Aira bangunlah"

Itu suara Aaron
Aira terbangun matanya mengerjap menyesuaikan dengan cahaya di kamarnya.

"oh akhirnya kau bangun"

Aira menoleh mendengar nada khawatir itu lalu tersenyum pada Aaron.

"aku baik baik saja" ucapnya lemah
"kau tidak sadar seharian kau bilang baik baik saja" kesal Aaron
Aira tersenyum sedikit kaget karena ia tidur cukup lama.
"Aaron ,aku bertemu sang dewi " ucapku.
" benarkah ?"
Aira mengangguk semangat
"Aaron aku ingin mengatakan sesuatu padamu"
Aaron tak menjawab tapi mempersiapkan diri untuk mendengarkan.
"Aaron aku bisa melihat masa depan " ucap aira sekali tarikan nafas , Aaron terdiam ,sedikit menahan tawa.
"Aaron aku bersungguh sungguh !!kesal Aira.
Aron sudah akan membuka mulutnya tapi terhenti saat ketukan pintu terdengar.

"masuk!"

"permisi pangeran makan malam akan segera di mulai"
"baiklah aku akan kesana"
Aaron berpaling kembali pada Aira mengusap lembut rambut nya.
"aku harus pergi untuk makan malam , sebenarnya aku ingin makan malam di sini saja bersamamu tapi pamanku datang dan aku harus menyambutnya" jelas Aaron.

Aira teringat laki laki paruh baya tadi pagi , jadi dia paman Aaron
"dia adik raja ?"
"bukan , dia kakak ayahku"
"ooh..." aira mengangguk mengerti , Aaron tersenyum.
"aku harus ke ruang makan sekarang"
"baiklah "
"istirahatlah , Aaron mengecup kening aira" aira tersipu malu , dan Aaron terkekeh gemas.
"pergilah!" usir aira  ia malu.

Unmated Wolf ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang