part 14

3.1K 286 2
                                    

Semenjak Aaron mengetahui Aira adalah matenya dengan sengaja Aaron menempatkan dirinya sebagai bagian dari pelayan utama, ruang lingkup Aira berubah menjadi seperti ruang utama ruang kerja Aaron tempat tempat pertemuan dan ruangan penting lainnya.

Dahulu Aira hanya berada di bagian belakang, dapur dan tempat cuci.

Naik pangkat

Senang

Konyol

Konyol adalah kata yang pas untuk posisi Aira sekarang , Aira sudah tak peduli lagi pada Aaron terserah saja , toh Aira juga akan mencoba menghapus rasa cintanya pada Aaron.

Bohong ... Buktinya dada Aira kini berdenyut sakit menyaksikan Aaron dan Jasmine bercumbu di depan matanya , bahkan mereka tak berhenti saat Aira masuk ke ruang kerja Aaron untuk mengantar minuman.

"Aah Yang mulia" desah Jasmine saat tangan Aaron merambat kemana mana.

Menjijikan, mereka menjijikan Aira menahan air matanya agar tak lolos lalu melangkah keluar dengan cepat.

"Turun dari sana" suara Aaron menggeram.
"tapi yang mulia"
"menyingkir dariku Jasmine!"

2 tahun berlalu

Tak hanya sekali ,bahkan pemandangan Aaron dan Jasmine bercumbu di depan matanya sudah menjadi hal biasa bagi Aira .

Tak ada air mata , tak ada kesedihan , Aira kesal karena masih harus bertahan disini karena sesuatu hal, keadaan memaksa Aira menjadi lebih kuat dan mengeraskan hatinya dari semua rasa sakit yang ia peroleh ,hati nya sudah hancur jadi kini ia tinggal bertahan hidup kan ?.

Puncak dari kehancuran hatinya adalah malam ini, malam ini di depan matanya lagi lagi Aaron dan Jasmine bercumbu tidak ,tidak ,lebih dari itu keadaan Jasmine yang sudah telanjang duduk di pangkuan Aaron yang sama telanjangnya.

Tangan aira bergetar nampan yang ia pegang jatuh suara pecahan gelas memenuhi ruangan itu membuat dua makhluk hina itu terhenti dari kegiatan laknatnya.

Aira hanya memandang pecahan gelas di bawah kakinya , darah mengalir dari sela sela kakinya ada serpihan kecil yang melukai kaki Aira , hanya serpihan kecil bukan serpihan besar yang tengah menancap ke hatinya tak membuatnya berdarah namun sakitnya lebih parah dari rasa sakit di kaki aira.

"Aira!"

aira terkekeh menutup mulutnya agar tawanya tak keluar, panggilan itu haha...setelah sekian lama Aaron akhirnya memanggilnya lagi , tapi kenapa kedengaran menjijikan , Aira mengernyit tak suka.

"oh maafkan aku" ucap Aira.

Aira keluar dari ruangan itu tetap menunduk tak kuat mengangkat pandangannya , air mata mengalir di setiap langkahnya .

Aira kini berada di danau lagi , dinginnya malam tak membuat dirinya beranjak, tubuhnya membeku dingin seperti hatinya .

Aira menatap sang bulan lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya, Aira begitu marah pada penciptanya apa yang dia lakukan sebenarnya.

Kata 'kata indah pada waktunya' hanya omong kosong untuk menghibur orang yang akan terus menderita.

Aira menatap danau yang begitu tenang , harusnya Aira bisa setenang itu ya kan, tak kuat lagi Aira menangis sejadi jadinya kesakitan yang ia alami begitu membelenggunya Matenya sendiri, belahan jiwanya bahkan menghianatinya, lalu apa yang tersisa saat ini, apa yang Aira punya sekarang , Aira terisak isak, nafasnya tersenggal seolah ribuan belati menancap di hatinya, sangat sakit.

Belum reda tangisnya kini punggungnya kembali terasa terbakar, tubuhnya memanas bagai mendidih kemudian bergetar kesakitan , sakitnya terasa 2 kali lipat dari sebelumnya.

Unmated Wolf ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang