part 19

3.5K 300 2
                                    

Aaron memerintahkan para prajurit untuk mencari keberadaan Aira
2 minggu berlalu tapi Aaron belum berhasil menemukannya.

Aaron termenung di ruang kerjanya di genggamannya terdapat gula gula , gula gula yang dulu selalu ia curi dari dapur bersama Aira , dada Aaron sesak mengingat semua perlakuannya pada Aira ,dia benar benar tak termaafkan .

Bahkan Aira pernah mengatakan demikian juga , pasti kini Aira membencinya ,itu sudah pasti buktinya Aira memilih pergi .

Suara pintu terbuka tapi Aaron tak perduli , tak lama sebuah tangan melingkar di lehernya Aaron terkesiap lalu menyentak tangan itu.

"aakh !! Yang mulia" Jasmine terkejut atas perlakuan Aaron.
"apa yang kau lakukan" tanya Aaron tak suka. 
Jasmine tersenyum
"aku hanya ingin menghiburmu" tangan Jasmine telurur mengusap lengan Aaron.
Dan Aaron kembali menyentak nya
"aakh !" pekik Jasmine
"ada apa denganmu?"
"jangan menyentuhku" ancam Aaron ,namun Jasmine tak mendengarkan.
"ada apa yang mulia ,apa kau tidak senang telah di tampar oleh yang mulia Philip gara gara gadis pelayan itu" ucap Jasmine membuat Aaron menggeram.
"lagi pula kau melakukan hal yang benar mereject pelayan rendahan itu"

Dada Aaron bergemuruh mendengar perkataan Jasmine.

"kita bisa menikah dan aku menjadi lunamu" lanjut Jasmine.

Dengan cepat Aaron mencekik leher Jasmine.
"jangan pernah kau mengatakan bahwa mateku pelayan rendahan" ancam Aaron , Jasmine mencoba berontak namun tenaga Aaron begitu besar.
"Dan sampai kapanpun yang akan menjadi lunaku HANYA Aira" Aaron melemparkan Jasmine ke lantai ,Jasmine terbatuk batuk mencoba mengambil nafas sebanyak banyaknya.
"Pergi dari sini ,dan jangan menampakan wajahmu di hadapanku lagi !!!" usir Aaron

Seperginya Jasmine Aaron kembali terduduk di kursinya menyesali semua perbuatannya dulu dengan Jasmine bahkan ia dengan sengaja memperlihatkannya pada Aira.

"bodoh bodoh bodoh !" Aaron memaki dirinya sendiri.

Lebih baik jika Aira ada disini dan memaki atau memukulnya tapi Aira bahkan memilih pergi dari pada harus melihat dirinya lagi .

"Aaarggghhh!!!"

Aaron mengamuk membanting apapun yang ada di hadapannya

Robert masuk dengan tiba tiba mendengar suara benda berjatuhan.

"berhentilah Aaron !! Peringat robert
Saat ini Aaron tengah memukul cermin besar yang berada di ruang kerjanya.

"praank!!!"

pecahan kaca berceceran di mana mana darah mengalir deras dari tangan Aaron , tapi Aaron tak merasakan apapun selain kehampaan di hatinya.

Penyesalan menyelubungi Aaron dengan pekat.
Aaron jatuh berlutut tak perduli kakinya ikut terluka oleh serpihan kaca ,Aaron mulai terisak pelan.

"maafkan aku"
"maafkan aku Aira" gumam Aaron pilu
Bahkan Jack tak pernah muncul lagi ,bersama perginya Aira Jack juga pergi meninggalkannya.

Robert menatap prihatin pada Aaron , ia tahu ini pasti terjadi beberapa kali memperingati Aaron tak berguna , Aaron terlalu menutup hatinya .

Lama kelamaan tangisan Aaron mulai terdengar keras , Robert memilih keluar dari sana untuk memberikan waktu pada Aaron .

Philip masuk kedalam kamar putranya menatap putranya dengan miris tubuhnya telah di obati beberapa perban menghiasi kaki dan tangannya , pandangan Aaron kosong seolah hanya raga tanpa jiwa .

"putraku" panggil Philip seraya mengusap rambut Aaron
"Iya ayah"
"jangan seperti ini , jangan menghancurkan dirimu sendiri" ucap philip sedih
"aku sangat jahat ayah , aku tidak termaafkan lagi , Aira pasti sangat membenciku ayah" ucap Aaron dengan bergetar.
"kau tau jika cinta harus di perjuangkan , kau mencintai Aira ?"
Aaron mengangguk mantap , Aaron mencintai Aira, ia sadar ketika Aira pergi, sangat klise tapi itulah yang Aaron rasakan .
"maka perjuangkan , cari dia lalu luluhkan hatinya seberapa keraspun itu"
Aaron mendengarkan , memang itu yang akan ia lakukan walau Aira akan menghunuskan pedang di jantungnya, Aaron akan menerimannya.
"terimakasih ayah aku akan melakukannya"
Philip tersenyum menatap putranya.

Tak lama suara ketukan pintu terdengar .
"Masuk !"
Robert masuk dengan tergesa
"yang mulia Philip tempat persembunyian telah di gledah seseorang"
Philip terkejut mendengar itu
"tempat persembunyian apa? Tanya Aaron bingung.
Philip langsung keluar dari kamar Aaron ,di ikuti Aaron dan Robert .
Philip terus berjalan ke bagian barat istana lalu berhenti pada sebuah dinding menekan dinding itu , dinding itu bergeser menampakan sebuah ruangan yang cukup megah.

Aaron tercengang ia sama sekali tak tau ada ruangan rahasia di bagian barat istana , mereka masuk di sana banyak kotak kotak perhiasan yang harusnya tertutup tapi kini terbuka , Aaron tak mengerti.

Ayahnya berjalan cepat menuju kotak paling besar di tengah ruangan.

"apa ini ayah ?" Tanya Aaron namun Philip hanya diam.

Kotak itu seperti kotak biasa namun terukir lambang lambang aneh semacam segel di tengahnya ada cekungan kecil yang Aaron tak tau untuk apa .

Aaron melihat ayahnya menyayat telunjuknya lalu menaruh darahnya pada cekungan di kotak tadi , darah itu menyebar memenuhi lekukan lekuan di kotak itu dan

"Klik" kotaknya terbuka.

Kosong tak ada apapun di kotak itu , Philip menggeram menutup kembali kotak itu.

"Winston berhasil masuk kesini dan mengambilnya" geram Philip
"ada apa dengan paman Winston?"
Aaron mulai frustrasi menginginkan jawaba
"apa yang terjadi ayah!?" Aaron begitu penasaran.
"aku akan menceritakannya ayo kembali"

Mereka kembali ke kamar Aaron karena luka Aaron kembali berdarah karena berjalan .

"ceritakan padaku ayah" tuntut Aaron
"huuufft"
Philip menghela nafas berat
"Winston adalah dalang dari semua kekacauan yang terjadi pada kerajaan"
Aaron terkejut.
"Bagaimana mungkin paman Winston ikut memban..." Aaron berhenti berucap mengingat kekacauan apa yang ia buat saat baru menjadi raja ,dan semua itu atas bimbingan sang paman ,bahkan ia membentak ibunya karena itu.

"Aku yakin ia tak membantumu tapi memanfaatkanmu" ucap Philip
Aaron sadar itu setelah ibunya tiada maka dari itu ia berusaha sendiri menjadi kuat.

"Semua berawal saat Winston kembali datang kekerajaan ini 5 tahun yang lalu ,sebelumnya bahkan Winston tak akan mau menginjakan kakinya di tempat yang sama denganku , dia sangat membenciku" Philip mulai bercerita.

"awalnya aku menyambut baik dirinya dan berfikir mungkin Winston telah berubah , namun semua kecurigaanku terbukti di tambah penglihatan Aira menjelaskan segalanya"
"penglihatan aira ?" Aaron mengernyit bingung.
"aira bisa melihat masa depan , kau tak tau itu ?" Aaron terdiam mengingat bahwa aira pernah mengatakan pada Aaron bahwa ia bisa melihat masa depan tapi Aaron menganggap itu lelucon dan ternyata itu benar .

"malam itu aku memerintahkan Arnold untuk memanggil putrinya ke hadapanku ,aku penasaran mengapa Aira bersikap aneh ,dan ternyata Aira bisa melihat masa depan ia mencoba memperingatkan orang orang istana tentang musibah yang akan mereka alami agar mereka selamat" lanjut Philip.

Aaron terdiam sesak di dadanya mulai terasa kembali,
Astaga apa yang Aaron lakukan saat itu malah meminta Aira diam tak mengatakan apapun untuk menakuti orang padahal Aira berniat menyelamatkan mereka, Aira pasti sangat sakit hati dengan kata katanya yang menganggap perkataan Aira bagai kutukan.

~•~

Tinggalkan jejak!!!
VOTE

Unmated Wolf ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang