part 32

3.7K 276 2
                                    

Azura kini tengah murka di singgasananya ,setelah mendapat laporan dari pasukannya bahwa Chayton di bantu oleh penyihir.

"dasar Winston tak berguna!!"
Kesal Azura
Jika penyihir itu bisa memusnahkan rogue ciptaannya maka penyihir itu bukan penyihir biasa
"cari tahu siapa penyihir di Chayton " perintah Azura

~•~

Sedangkan pagi itu di kamar sang raja
Aira terbangun dari tidurnya dan merasakan beban berat pada perutnya, sebuah lengan melingkar pada perutnya membuat Aira sedikit menegang.

Aira mencoba memutar tubuhnya perlahan , dan kini dirinya berhadapan dengan wajah tertidur Aaron.

"bagaimana Aira" tanya Eve di kepalanya.
"apanya yang bagaimana?" balas Aira dalam hati
"tentang Aaron kau bisa membuka hatimu perlahan"
"aku sedang berusaha, namun tidak mudah" jawab Aira masih memandang lekat wajah Aaron
"aku tau tidak mudah, tapi ketulusan Aaron bisa di pertimbangkan" ucap Eve
"entahlah" balas Aira
"mungkin kau bisa memberinya hadiah kecil untuk usahanya selama ini"
Aira mulai berpikir ,
Usaha Aaron memang patut di acungi jempol 1 bulan Aira mengabaikannya namun Aaron tetap sabar menghadapi Aira , segala kata kata kasar yang Aira lontarkan tak pernah Aaron balas , Aaron selalu mencoba meredam amarahnya di depan Aira .

Aira belum memaafkan Aaron namun bagaimana mungkin dirinya terhasut oleh Eve yang ingin mencoba sekali lagi .

Mencoba peruntungan mereka , mencoba membiarkan takdir berjalan sesuai aturannya.

Aaron menggeliat pelan , membuat Aira kembali memejamkan matanya pura pura tertidur.

Di rasakan belaian lembut tangan Aaron pada wajahnya.
"andai pagi ku selalu seperti ini" gumam Aaron lirih.
"apa kau akan marah saat terbangun"
Aaron mencoba melepaskan pelukannya pada Aira dengan berat hati , Aaron takut Aira akan marah ketika tau Aaron menyentuhnya.

Namun belum sempat Aaron bergerak, Aira balik memeluknya membuat jarak di antara mereka menghilang .
Jantung Aaron berdegub kencang dengan kedekatan mereka maka Aaron tak lagi melewatkan kesempatan dan makin mengeratkan pelukannya , tak perduli Aira akan terbangun dari tidurnya.

Aira tersenyum saat merasakan pelukan Aaron mengerat , terasa hangat dan nyaman , biar saja Aaron menganggap Aira masih tertidur , karena seperti kata Eve Aira harus memberikan hadiah kecil untuk Aaron .

Aira terbangun lebih dulu dari tidurnya dan pergi menuju ruang pengobatan setelah membersihkan diri .

Aira mulai mengawasi para tabib yang tengah meracik obat , pengetahuan selama berada di pondok dan dengan kekuatan sihirnya membuat Aira bisa dengan mudah mencari obat obat yang mujarab di gunakan.

Dan ternyata ketika Aira mencoba mengusulkan untuk menjual obat ke luar istana , langsung di sambut baik oleh Aaron dan Philip , pesanan membludak dari berbagai pack dan kerajaan kecil di luar Chayton .

Kini tugas Aira hanya mengawasi . Menjelang sore Aira kembali ke kamar Aaron namun tak menemukan Aaron di kamarnya.
"kemana pria itu"
Aira mencoba tak perduli dan mendudukan dirinya di sofa
"huuuft"
"kenapa denganmu" tanya Eve
"kau ingin keluar eve ?"
"oohh tentu saja !! Tubuhku serasa kaku" ucap Eve semangat
Aira tersenyum , sudah lama dirinya tak berganti sift
"oke nanti malam kita akan ke danau"
"aah yeeay" Eve terlihat sangat senang.
Setelah membersihkan diri dan makan malam , Aira berjalan menuju danau barat.

Tapi sebelum itu aira menggunakan sihirnya untuk menyamarkan aromanya.
Mengapa begitu?
Entahlah Aira hanya merasa firasatnya tak baik jika seseorang mengetahui wujud Eve sekarang .

Padahal Zayn sudah pernah melihatnya ,namun entahlah akhir akhir ini Aira sedikit gusar,setelah menyamarkan baunya Aira segera berganti sift dengan Eve , serigala putih dengan bulu yang berkilauan lembut dan tanda bulan sabit di dahinya itu berlari mengelilingi danau dengan cepat , seolah baru terbebas dari belenggunya selama ini .

"memang benar aku merasa terbelenggu" ucap eve
"ya seperti ada yang mengganjal" balas Aira
Lelah berlari Eve kini terdiam menatap rembulan yang bersinar terang menikmati malam yang tenang dan hembusan angin yang menyejukan.

Semetara itu Aaron tengah kelimpungan mencari Aira.
"kapan terakhir kau melihatnya!!" bentak Aaron pada seorang  pelayan
"saat makan malam yang mulia" ucap pelayan itu begetar.
"sialan!!" maki Aaron kesal.

Tidak mungkin Aira meninggalkan istana begitu saja, tidak mungkin Aira meninggalkannya hubungan mereka perlahan membaik, jika Aaron tak terlalu sibuk hari ini ia tak akan kehilangan Aira seperti ini.

Aaron bahkan tak mencium bau matenya itu , dan semua ini membuat Aaron frusttasi.

"Cari Mateku sekarang !!" para prajurit langsung melesat keluar mendengar perintah itu.

"Aah Aira ,jangan lakukan ini padaku" lirih Aaron
Malam makin larut ,laporan demi laporan Aaron terima namun tak ada yang menyenangkan hatinya , Aira belum di temukan.

Aaron mencoba mencari ke tempat tempat yang mungkin Aira datangi namun nihil ,bahkan danau barat pun sudah Aaron sambangi .
Lewat tengah malam Aaron masih berada di ruang kerjanya tiba tiba terkesiap karena kembali mencium wangi matenya.

Bergegas Aaron pergi mengikuti harum itu dan berakhir pada kamarnya.
"tak mungkin"
Membuka pintu kamar ia mendapati Aira yang tengah duduk di ranjang merapikan rambut panjangnya.

Aira menatap Aaron heran ,ada apa dengan raut wajah itu.
"ada apa denga..."
Greep
Pelukan erat langsung menerjang Aira hingga ia terjatuh ke ranjang
"ooh moon goddes, ku pikir kau pergi"
Aaron menyerukan kepalanya ke leher Aira menghirup sebanyak banyaknya harum Aira .
"hei" Aira mencoba menyadarkan Aaron.
"jangan menghilang seperti itu lagi , ku mohon" ucap lirih Aaron menatap mata Aira.

Aira tersenyum , membuat Aaron menegang senyuman pertama setelah beberapa tahun berlalu .
Mata Aaron berkaca kaca melihat senyuman itu , ia tau Aira dan senyumannya tak pernah lagi terlihat setelah Aaron melukainya dulu , dan kini Aira kembali tersenyum padanya.

Tak sadar buliran airmata itu sudah jatuh pada pipi Aaron . Aira mengusap lelehan air mata itu perlahan .
Menghela nafas perlahan
Mungkin Aaron pantas di maafkan lihatlah mata itu. ketakutan ,kekhawatiran jelas tergambar di bola mata kelamnya.

"ayo tidur" ajak Aira ,membuat Aaron terdiam .
"kau akan tidur disini bersamaku ?" tanya Aaron ragu
" kau ingin aku kembali ke kamarku ?" balas Aira
"tidak!" Aaron menarik tubuh aira ke pelukan eratnya ,mengecupi dahi Aira berulang kali , Aira hanya diam tak menolak , dan itu membuat Aaron bahagia .
Akhirnya mereka tertidur bersama saling memberi kehangatan dalam pelukan itu.

Di sebuah kastil , Azura mengepalkan jemarinya hingga memutih , apa apaan itu , ada apa dengan mimpinya.

Ya Azura baru saja bermimpi bahwa dirinya akan berakhir di tangan penyihir dan seekor srigala putih , ini tidak bisa terjadi Azura harus cepat bergerak ia tidak mungkin membiarkan dirinya mati begitu saja.

Perjuangannya untuk kembali dan untuk menguasai daratan ini serta menghabisi keturunan Chayton harus segera terlaksana.

Azura tersenyum miring , kau tidak akan membunuhku tapi aku yang akan menghabisimu lebih dulu.

~•~

Tinggalkan jejak!!
V

OTE

Unmated Wolf ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang