epilog

5K 339 19
                                    


Ternyata menjadi orang tua bukan hal yang mudah.

Aaron menatap pasrah pada dokumen dokumen penting yang berserakan di atas mejanya.

Ulah putra kesayangannya yang baru berusia 4 tahun sungguh menggemaskan dan menjengkelkan.

"Kau tidur di luar malam nanti jika mengatai putraku menjengkelkan"
Ancam Aira yang tiba tiba melewatinya.

"tidak begitu sayang" bela Aaron.

"Leo sayang ayo kita makan"
Leo kecil menatap ibunya berbinar mendengar kata makan.
Aaron mendekat mengangkat Leo dalam gendongannya lalu berjalan bersama menuju ruang makan.

"Ayah"
"ya sayang" jawab Aaron lembut.
"beli tahu aku"
"tentang apa?"

Pelafalan Leo pada huruf R memang belum sempurna.

Aira yang mendengarkan ikut penasaran soal pertanyaan putranya.
Semoga bukan hal aneh lagi yang di tanyakannya.

Seharian kemarin Aaron di pusingkan Leo karena di minta menghitung capung yang hinggap di bunga teratai di danau barat.
Aaron hanya pura pura menghitung dan menebak angka asal , selesai.

Tapi ternyata belum ketika Leo bertanya kenapa kuda berkaki empat tidak seperti bebek berkaki dua.

Aira hanya tertawa tanpa berniat membantu Aaron mencari jawaban.

"Bagaimana cala membuat bayi?"tanya Leo membuat kedua orangtuanya berhenti.
"memangnya kenapa dengan bayi?"tanya Aaron
"paman Lobelt punya bayi yang lucu Leo juga ingin"
Aaron berdehem melirik Aira yang membuang muka.
"kau ingin bayi?"tanya Aaron lagi.
Leo mengangguk semangat.
"ayo katakan  bagaimana cala membuatnya!"
"hanya ibu yang bisa membuat bayi" jawab Aaron dengan cengirannya.

Kini perhatian Leo sepenuhnya tertuju pada Aira.

"ibuuu...Leo ingin bayi" oh bagaimana bisa Aira melahirkan makhluk menggemaskan ini.
"baik" jawaban itu membuat mata Leo dan Aaron berbinar.
"tidur bersama ibu ya malam ini" Leo mengangguk mau.
Sedangkan Aaron menunduk lemas, ia kira membuat bayi akan segera terealisasikan.

Chayton kembali pada masa jayanya semua berjalan sempurna seperti yanh di harapkan.
Keadaan ini membuat Aira bahagia dan tenang tapi ada hal yang ingin ia katakan pada Aaron.

Saat ini mereka tengah berada di balik selimut setelah melakukan pesananan putra semata wayangnya, membuat bayi.

"kau masih ingin tau tempat persembunyianku dulu"
Aaron menaikan selimut hingga menutupi bahu Aira.
"aku sangat penasaran, kau tau aku mencarimu di seluruh pelosok negeri tapi tidak juga menemukanmu"
Aira mengeratkan pelukannya pada Aaron.
"aku di utara" jawab Aira
Aaron mengangguk.
"Aku mendengarnya dari Zayn" ucap Aaron sedikit kesal.
Aira terkekeh.

"beberapa prajurit yang pergi ke kastil Azura mengatan jika di Utara hanya ada sungai besar dan hutan hanya itu, dan aku juga sudah menyusuri tempat itu,ku yakin"
"aku menyebrang sungai"jawab Aira
"tidak ada jembatan di sana" ingat Aaron
"ada, saat aku kesana kemudian Zayn juga menyebranginya"
"jadi kau tinggal di hutan sebrang sungai?"
Aira mengangguk.
"aku membangun pondok kecil disana, lalu mendapat teman"
Aaron mendelik.
"Benar, Zayn bilang kau tidak tinggal sendiri, dengan siapa kau tinggal" tanya Aaron menuntut.
Aira mengulum senyumnya membuat Aaron makin curiga.

"Ada dua pria" Aaron melotot hingga bangkit dari tidurnya.
"kau tinggal dengan 2 pria!?" tanya Aaron tidak percaya.
"ada 1 wanita disana" ucap Aira lagi.
"jadi kalian berpasangaan!!!"teriak Aaron kesal.
Aira menutup telinganya menggeleng.
"jelaskan!" perintah Aaron.
"Wiliam,Josh dan Elis, mereka hanya anak anak"
"kau tinggal dengan anak anak?"
"mereka tidak tinggal denganku, mereka sering datang ke pondok kemudian pulang ke rumah mereka di desa"
Aaron mengangguk, lega karena Aira bukan tinggal dengan pria dewasa.

"di sana ada desa?"
"ya penghuninya cukup banyak"
"apa nama desa itu?"
"NORTLAND"

Aaron berfikir apa pernah mendengar nama desa itu tapi sepertinya tidak.

"aku tidak pernah tau ada desa bernama Nortland di utara, siapa Alpha disana?"
Tanya Aaron
Aira menggeleng
"mereka Manusia" jawaban Aira kembali membuat Aaron terduduk.
"jadi benar kita bisa masuk ke dunia manusia?"
Aira mengangguk.
"Saat aku melewati jembatan di sungai aku merasa seperti melewati batas, sepertinya itu batas dunia kita"
Aaron mengangguk, selama ini Aaron hanya mendengar rumor bahwa mereka bisa bersinggungan dengan kaum manusia, namun ternyata matenya sendiri sudah mengalami.

"bagaimana keadaan disana?"
"peradaban di sana lebih maju dan terkadang aku tidak mengerti apa yang mereka katakan ada benda benda aneh yang ajaib"
"seperti apa?"
"seperti penghancur buah buahan"
"apa itu?"
"saat mereka ingin mengambil sari dari buah mereka tidak perlu menumbuknya hingga hancur, hanya memasukan potongan potongan buah kedalam gelas besar kemudian buah di dalam gelas akan hancur dengan sendirinya" Aira berucap antusias.

Aaron masih tidak mengerti bagaimana buah dalam gelas bisa hancur begitu saja tanpa di tumbuk.

"lalu ada bola yang terus bersinar
Aaron kembali mengerutkan dahinya.
"bola api" tebak Aaron ragu.
Aira menggeleng.
"itu bukan bola api, tapi bola itu terus bersinar mereka meletakannya di atap atap rumah sebagai penerangan"

Aaron mengangguk angguk, penasaran menyelimuti hatinya.

"begini," Aaron mengalihkan perhatiannya pada Aira lagi.
"aku ingin kita belajar tentang kehidupan mereka, peradaban mereka yang maju bisa menjadi pengetahuan untuk Chayton agar Chayton bisa lebih maju lagi"
"apa mereka tau tentang makhluk imortal seperti kita?"
Aira menggeleng.
"identitas kita tidak boleh di ketahui, itu akan menyebabkan keributan di sana"
Aaron mengangguk tersenyum pada Aira.
"aku beruntung mempunyai Mate yang sangat perduli pada rakyat dan kemajuan Chayton"
Aira hanya tersenyum menggapi Aaron.
"karena aku Ratunya"
"dan Ratuku" ucap Aaron seraya menarik Aira ke dalam pelukannya.

Rencana Aira untuk mempelajari peradaban manusia langsung di setujui Aaron .

Bertahun tahun berlalu ,sudah menjadi hal yang biasa untuk kaumnya menyambangi dunia manusia walau kerahasiaan tentang identitas mereka masih terjaga.

Peraturan untuk tidak mengacau dan berbuat onar di dunia manusia di keluarkan Aaron dengan hukuman berat bagi pelanggarnya.

Aira bahkan sudah mengunjungi negeri china karena begitu penasarannya setelah membaca buku Elisa dulu.

Saat ini dia berada di negara yang bernama Indonesia.
Aira berjalan bersama Aaron di sepanjang pantai yang sangat indah orang disini menamakannya pantai KUTA .

Matahari terbenam disini sungguh indah memanjakan mata.

Aaron pamit pergi untuk membeli minuman meninggalkan Aira sendirian.
Aira memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menyapa wajahnya.

"Bruuk!!"
Aira jatuh terduduk setelah seorang gadis menubruknya keras.
"Aira!!!" teriak Aaron yang tengah berlari.
"kau baik baik saja" tanya Aaron memburu
"tidak apa apa"

Aaron menatap gadis yang juga tersungkur dengan tajam.

"maaf, maaf aku tidak sengaja" ucap gadis itu menatap Aira dan Aaron.

Sumpah serapah yang akan keluar dari mulut Aaron lenyap begitu saja.

Mereka berdiri Aira dan Aaron masih menatap gadis itu.
"aku sungguh minta maaf, tapi aku harus pergi"

Gadis itu berlalu melewati keduanya.

"Jasmine..." panggil Aira

Dan gadis itu berhenti.

~•~

#yang di maksud Aira itu Blender ya guys hihihi sama lampu

.............................

Habiiiiiis
Makasih buat kalian yang sudah vote
Matur suwun

Yang ini di vote lagi ya ...
Sampai jumpa di ceritaku yang lain

Love you kamu...
Iya kamu yang lagi baca

Tinggalkan jejak
Jejak kenangan.





Unmated Wolf ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang