part 4

3.6K 278 3
                                    

Sejak terbangun dari tidur dimana Aira bertemu sang Dewi ia mulai memperingatkan semua orang , ia mulai melarang ini dan itu saat melihat itu akan mencelakakan mereka dan semua nya terbukti benar.

Tak pernah Aira duga sedikitpun bahwa penghuni istana menjadi takut untuk mendekat padanya , para pelayan mulai menjauhi Aira mereka tetap menjalankan tugasnya tapi tidak se akrab dulu yang bisa di ajak berbincang.

Aira tak bermaksud menakuti mereka dengan berbagai berita buruk yang akan terjadi, ia hanya ingin menyelamatkan mereka ,tapi mereka berfikiran lain bahwa ucapan Aira sangat berbahaya ,apa yang Aira ucapkan maka akan terjadi.

Seperti kutukan.

Sang Raja mendengar berita ini mulai penasaran dan memanggil sang Beta.

Siang itu sang Raja memanggil Betanya.

"hormat yang mulia"

Arnold membungkuk hormat saat memasuki ruang kerja Raja Philip.

"apa yang terjadi dengan putrimu Beta ?"
"maafkan aku sebelumnya Alpha ,aku tidak bisa mengendalikan putriku"
"mengendalikan ?" sela Raja.
"mungkin ini terdengar tidak masuk akal tapi putriku Aira bisa melihat masa depan"
Raja Philip terkesiap.
"benarkah ?"
"benar Alpha awalnya saya tidak mempercayainya tetapi lambat laun itu memang terbukti , dia sering memperingatkan saya tentang banyak hal saat saya akan bertugas keluar kerajaan dan semuanya terbukti benar"
"luar biasa" ucap Raja Philip takjub.
"lalu kenapa berita sepenting ini tidak kau beritahukan kepadaku sedari dulu ?"
"maaf kan saya Alpha ,dulu saya berfikir lebih baik menutupinya karena perkara masa depan adalah hal yang sangat krusial dan Aira menurut, tapi akhir akhir ini Aira tidak bisa mengontrolnya ia selalu gelisah dalam tidurnya dan mulai memperingati orang lain dari hal hal yang sepele"
Sang raja mengangguk anggukan kepalanya.
"bisa kau panggilkan putrimu kemari"
"baik Alpha saya akan membawanya"

Hari itu Aira menghadap sang Raja ,pembicaraan sangat menegangkan hanya Aira ,Beta ,dan sang Raja , Aira tak pernah mengira ketakutannya akan di tanggapi oleh Raja Philip ia senang namun sedih menyadari kenyataan yang Aira ketahui hari ini .

Aira kembali ke kamarnya di sana sudah berdiri Aaron yang menunggunya.

"pangeran"

Aaron menoleh
"kau di panggil ayahku?"

Aira mengangguk tersenyum ingin menceritakan apa yang ia ketahui
Tapi wajah Aaron berubah kesal.

"aku tau ini akan terjadi"
"apa ?" Aira bingung.
"kau akhirnya di peringatkan ayah kan , tentang kelakuanmu 1 bulan ini"
Aira mengernyit
"dengar Aira , aku tidak tau apa yang terjadi padamu hingga ucapanmu berubah menjadi setajam itu , mungkin saat kau berkata kau bertemu sang Dewi dalam tidurmu itu benar mungkin dia memberimu berkah yang aku dan kau bahkan tak tau , jadi Aira jangan berbicara lagi ,jangan berkata apapun pada orang orang ,jangan menakuti mereka dengan ucapanmu ,sadarkah kau mereka ketakutan berada di sekitarmu jadi ku harap kau diam saja"

Air mata aira menetes , Aira tak pernah percaya ini tapi Aaron tak mempercayainya dan berpikir seperti orang lain bahwa karena ucapannya semuanya terjadi.

"jangan menangis Aira , kau mengerti ucapanku kan" Aaron menghapus airmata Aira kemudian memeluknya ,untuk pertama kalinya Aira tak membalas pelukan itu ,ia terlalu sakit hati karena Aaron.

Sejak saat itu Aira benar benar diam, hanya akan berbicara saat di tanya ,hanya bercerita pada ayah dan ibunya ia tak seceria dulu lagi ,Aira menutup mata nya membiarkan semua kejadian terjadi tanpa peringatan ,lalu sesekali ia masih menghadap sang Raja.

Hubungannya dengan Aaron merenggang kesibukan Aaron menjadi sebagian besar pemicunya tetapi saat Aaron senggang ia juga jarang mengunjungi Aira karena teman teman Aaron yang lain telah membuat berbagai macam rencana untuk bermain , dan Aira tak pernah menghampiri Aaron tidak ingin mengganggu .

Aira sangat sedih ,waktunya ia habiskan untuk membaca buku , beberapa bulan berlalu Aira benar benar bagai orang yang bisu, tak pernah terdengar lagi suaranya , dan Aira mulai terbiasa tanpa Aaron walau hatinya begitu sakit menginginkan keberadaan Aaron di sampingnya tapi ia tak bisa .

Sore itu Aira melamun di gazebo taman ia memegang buku tapi tak membacanya pikirannya melanglang buana mengingat kenangan saat dulu , saat saat ia dan Aaron masih bermain bersama.

"Aira" Aira tersentak mendengar suara itu suara yang ia rindukan beberapa bulan ini.
Aira menoleh dan tersenyum menatap Aaron, Aaron masih sangat tampan rambutnya sedikit memanjang melewati telinga, entah sudah berapa lama Aira tak melihat Aaron.

Aaron duduk di sebelah Aira , Aira masih terdiam.

Canggung

Seharusnya ini tidak terjadi di antara mereka.
Aira sangat sedih karena tidak punya bahan cerita bersama Aaron lagi tak bisa membicarakan hal kemarin atau melanjutkan kegiatan yang lalu.

"Apa kabar ?" tanya Aaron.

Apa sebegitu jauhkah mereka kini hingga saling menanyakan kabar, aira tersenyum sedih.

"aku baik pangeran"

Diam diam dan diam hening begitu lama , Aira tak tau apa yang tengah Aaron fikirkan.

"kau baik baik saja?" Tanya Aaron lagi.

*tidak*

"aku baik baik saja"
"berapa lama kita tidak bertemu"
"entahlah" aira tak bisa menghitungya.
"maaf kan aku begitu sibuk"
"tak masalah" lagipula Aira tak berhak untuk marah .
"hari ini aku senggang dan bisa menemanimu"
Mendengar itu Aira tersenyum senang , akhirnya ...

"jadi apa yang akan kita lakukan hari ini?" tanya Aaron.
"kita bisa...'' ucapan aira tehenti karena seorang pelayan mendekat
"pangeran jadwal berkuda anda dengan pangeran Wiliam dan putri Jasmine sebentar lagi"
"eh baiklah" jawab Aaron , Aaron kembali menghadap Aira dengan wajah bersalah.

" Aira ..."
"pergilah pangeran" sela Aira.
"maaf aku tak ingat sudah memiliki janji dengan mereka " ucap Aaron tak enak.
Aira hanya tersenyum menatap bukunya.
"aku akan menemuimu nanti" ucap Aaron lalu memeluk Aira pelukan yang untuk kedua kalinya tak ia balas, entahlah pelukan itu tak berarti apapun.
Aira terlalu kecewa karena Aaron.

"Nanti" yang di janjikan Aaron tak pernah terjadi hingga beberapa minggu kemudian , Aira tahu kini ia bukan prioritas Aaron lagi , Aira sering melihat Aaron bersama putri Jasmine dan teman temannya berkuda ,bermain ,bercanda bersama dari balik kaca balkonnya.

Putri Jasmine adalah putri dari paman Winston ,sejak 2 minggu yang lalu putri Jasmine tinggal di istana karena ayahnya paman Winston sedang pergi ,jadi ia menitipkan putrinya disini , yang Aira tidak suka adalah putri Jasmine benar benar memonopoli sang pangeran menyita waktu pangeran saat senggang , bahkan saat pangeran tengah mengobrol bersamanya, ingin marah tapi ia tahan.

Aira tahu Jasmine tak suka padanya ,dan Aira tahu bahwa Jasmine tertarik dengan pangeran ,dan pangeran tak tahu itu .

Beruntung dengan penglihatanya Aira bisa menghindari segala tipu muslihat Jasmine yang ingin menjebaknya , sepertinya Jamine ingin membuat citra Aira buruk di mata pangeran ,tapi Aira terlalu pintar untuk terjebak.

Hingga malam itu petaka benar benar datang menghampiri ,
Aira tertidur begitu lelap karena kelelahan hingga saat ia membuka matanya ia terkesiap bangun dan langsung berlari menuju ruangan sang Raja ,mengabarkan berita buruk yang akan terjadi.

"Serangan rogue"

serangan rogue memang banyak terjadi di perbatasan dan langsung bisa di atasi oleh para prajurit yang bertugas, hanya saja saat ini ia merasa heran karena rogue itu berlipat lipat lebih kuat dalam penglihatannya , Aira gemetar saat mengatakan itu di hadapan Rajanya.

tanpa tahu bahwa seseorang mencuri dengar pembicaraan itu.

Aira lengah di tengah kepanikannya.

Yang terburuk akan segera terjadi.

~•~

Tinggalkan jejak !!
Vote

Unmated Wolf ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang