12| L&P

481 50 4
                                    

"Ada apa kau mengajak ku bertemu di sini Mark?"
Ucap Areum kepada Mark yang tiba-tiba mengajaknya bertemu berdua di taman kampus yang saat ini cukup sepi hanya bunyi angin musim dingin yang berhembus yang membuat suasana sepi jadi sedikit ramai.

"Ada yang ingin ku katakan pada mu"
Ucap Mark.

Mendengar hal itu, Areum duduk di samping Mark di sebuah bangku dari balok kayu yang amat panjang di taman itu.

"Mwonde?"
Ucap Areum.

Mark memberikan sebuah surat kepada Areum.

Areum membuka surat itu.

"Kau-
Kau akan mengikuti wajib militer?"
Ucap Areum.

Mark mengangguk sambil mengalihkan pandangannya dari Areum.

"Wae? Kenapa buru-buru? Bukannya kau berencana memenuhi kewajiban mu setelah lulus?"
Ucap Areum.

"Ani.. geunyang..
Aku sudah tak tahan pada mu"
Ucap Mark.

"Eoh? Apa maksud mu?"
Ucap Areum.

"Aku tau, kau tau kalau aku menyukai mu kan?"
Ucap Mark.

Areum langsung terbungkam.

"Tentu saja, sikap ku pada mu terlalu jelas selama ini"
Ucap Mark sambil sedikit tertawa miris.

"Mian"
Ucap Areum.

Mark melihat Areum.

"Hal yang lebih baik bagiku adalah kau menolakku saja dari pada kau meminta maaf pada ku. Aku tau, sekeras apapun aku berusaha tak akan bisa membuat mu membalas perasaan ku"
Ucap Mark.

"Mark kau tau kan bahwa aku sudah menikah-"
Ucap Areum.

"Pernikahan mu hanya sebuah perjodohan yang kalian ubah menjadi sebuah perjanjian. Aku tau semua itu dari Somi. Tapi, nampaknya kau menganggap pernikahan mu ini sangat serius. Ku harap kau bahagia dengan nya"
Ucap Mark.

"Mark-"
Ucap Areum.

"Maka dari itu aku memilih untuk mengikuti wamil ku sekarang. Anggap saja aku ingin menghindar dari mu untuk beberapa waktu dan juga mencari kesibukan lain sebagai pelarian agar aku terlalu terpuruk setelah patah hati karna mu"
Ucap Mark.

"Aku tidak menganggap mu jahat karena menolakku. Tapi, sepertinya aku juga tidak bisa menjadi teman mu lagi sejak saat ini Areum-ah"
Ucap Mark.

"Jangan berkata begitu Mark. Kita ini sudah berteman baik sejak lama"
Ucap Areum memohon.

Mark menggeleng perlahan.

"Mungkin itu mudah bagi mu tapi itu sangat berat buat ku. Kuharap kau mengerti Areum-ah. Aku menemui mu saat ini untuk mengatakan salam perpisahan dari ku"
Ucap Mark.

"Aku tak bisa terus bertahan di sisi mu dengan perasaan yang selalu menuntut lebih dari sebuah persahabatan dan pertemanan. Mian Areum-ah"
Ucap Mark.

"Ani, Lee Mark jebal"
Ucap Areum sambil memegang tangan Mark erat, ia mulai berkaca-kaca seakan sangat tak rela kehilangan sosok sebaik Mark di hidupnya sebagai teman sekaligus sahabat baginya.

"Anyyeong Areum-ah"
Ucap Mark.

"Mark.. jebal..."
Ucap Areum masih memohon.

Mark melepaskan tangan Areum dari tangannya dan mulai berjalan menjauh dari Areum yang menangis sambil tetap duduk di bangku kayu itu.

"Lee Mark, mianhe"
Ucap Areum sambil melihat punggung namja yang sudah hampir jauh itu.

.
.
.

LOVE AND PAINFUL |On Going|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang