70. Mengulur Waktu

1K 215 101
                                    

Untuk beberapa alasan yang membingungkan, Xi Luhan melihat sikap dingin Yang Mahakuasa Oh kembali menguar.

Namun, ketika dia menatapnya dengan seksama, Yang Mahakuasa Oh mengaitkan bibirnya ke arahnya. Dia tersenyum malas, yang terlihat cukup tampan.

Jadi dia pikir Yang Mahakuasa Oh baik-baik saja.

Xi Luhan membenarkan pikirannya bahwa Yang Mahakuasa Oh baik-baik saja ketika dia menerima telepon darinya pada hari berikutnya ketika dia kembali ke Seoul.

"Keluar." Satu kata sederhana diucapkan.

Xi Luhan mengangkat alisnya. "Brother Oh, kau tidak mungkin ...."

Oh Sehun memotong dengan singkat, "Aku di luar rumahmu."

Mendengar itu, Xi Luhan tidak membuang waktu. Menutup telepon, dia langsung keluar tanpa mengenakan jaket.

Cuaca di luar sangat dingin. Karena salju turun sejak fajar, tanah di luar tertutup lapisan putih salju.

Oh Sehun berdiri di sana, di samping Ferrari 812 Superfast merahnya, mengenakan jaket hitam.

Ada rokok di antara jari-jarinya. Setelah dia melihat Xi Luhan, dia mengaitkan alisnya dan berkata dengan suara magnetik yang menyenangkan, "Apa yang kau lihat? Kemarilah!"

"Aku mengagumi ketampanan, Brother Oh." Xi Luhan bersiul dengan tangannya di dalam saku celana.
"Pose dari sebelumnya sangat keren."

Oh Sehun menatap anak remaja itu. Wajah itu masih cantik dan tampan disaat bersamaan.

Rambut cokat madunya tersisir rapi. Jelas, hari ini sangat istimewa bagi anak remaja itu.

Semakin Xi Luhan bertindak seperti ini, semakin dia merasa perlu melakukan sesuatu. Tapi, Oh Sehun selalu menjadi orang yang tidak pernah menunjukkan emosinya. Meskipun dia punya beberapa rencana, tidak ada perubahan pada pandangannya.

Xi Luhan tidak tahu apa yang Oh Sehun pikirkan, dan menggerakkan jari-jarinya di depan wajah Oh Sehun.

Oh Sehun mengulurkan tangannya dan menangkapnya. Ketika dia melihat wajah anak remaja itu lagi, dia menemukan dia benar-benar sangat istimewa.

Karena dia kedinginan, hidungnya sedikit memerah, membuatnya tampak lebih imut. "Kenapa kau tidak memakai jaketmu?"

"Begitu aku mendengar kau ada di sini, aku langsung keluar dengan tergesa-gesa dan lupa memakai jaket."

Entah karena alasan apa, Oh Sehun tersenyum.
Segera, dia melepas jaketnya dan memakaikannya kepada anak remaja itu.

Setelahnya, dia merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah masker hitam, menyerahkannya kepada Xi Luhan.

Xi Luhan menerimanya.
"Apakah ini milikmu?" Dia memeriksanya.

Oh Sehun merespons dengan singkat dan mematikan rokoknya. "Kenapa? Apakah kau tidak menyukainya?"

"Tidak." Xi Luhan mengenakan masker itu dan berkata dengan suara teredam, "Hanya bertanya."

Oh Sehun mengulurkan tangannya untuk membantu anak remaja itu menyesuaikan posisi maskernya.

Xi Luhan benar-benar berpikir wajah tampan itu begitu menggoda ketika dia terlalu dekat dengannya.

Jika ini terus berlanjut, dia benar-benar bisa kehilangan akal dan menerjang pria ini.
Namun, Xi Luhan segera sadar dengan pikiran konyolnya, dan berkata, "Ke mana kita akan pergi?"

"Untuk membelikanmu permen. Bukankah kau telah menyelesaikan semuanya?"

Xi Luhan tidak pernah menyangka bahwa Yang Mahakuasa Oh akan mengingat sesuatu seperti ini. Bahkan matanya pun tersenyum ketika masuk ke dalam mobil.

Tapi...

"Aku ada janji dengan Pil Suk siang ini."

Mendengar itu, tangan Oh Sehun di atas setir berhenti. Dengan mata yang gelap, dia berkata, "Aku tahu."

Yang Mahakuasa Oh tahu tentang itu, tapi kenapa masih mengajaknya keluar?

===

Pada akhirnya, Xi Luhan tidak bisa membantah Oh Sehun.

Ketika mereka membeli permen, Yang Mahakuasa Oh berkonsultasi dengan seorang profesional tentang rasa dan jika itu akan menyebabkan gigi berlubang, yang pasti akan membutuhkan sedikit waktu untuk memilih-milih permen yang berkualitas baik.

Kemudian, Yang Mahakuasa Oh menyuruhnya menemaninya makan. Pada akhirnya... dia terus mengulur waktu.

Bukan hanya menemani makan biasa, tapi ada klien juga di sini.
Xi Luhan tidak tahu jika Oh Sehun mengajaknya untuk menemani bertemu dengan klien dan membicarakan soal bisnis.

Xi Luhan menatap waktu di pergelangan tangannya, dia punya janji untuk ditepati. Mendongak, dia berbisik, "Saudara Oh, ini sudah cukup. Aku tidak bisa menemanimu terlalu lama lagi."

"Tidak, kau harus menghabiskan makananmu terlebih dahulu."

Xi Luhan menundukkan kepalanya dan memasukkan sesendok makanan ke mulutnya.

Saat dia makan, dia terus menerus melihat jam di pergelangan tangannya.

Waktu hampir telat. Xi Luhan takut Pil Suk akan menunggu terlalu lama.
Dia kemudian menurunkan matanya dan mengirim pesan WeChat: "Di mana kau sekarang? Aku akan langsung pergi menemuimu."

Karena Oh Sehun duduk di samping Xi Luhan, dia jelas memperhatikan tindakan anak remaja itu. Dengan hidung tinggi terukir, dia menoleh, segelas anggur merah di tangan, dan melihat ke arah anak remaja itu.

Ketika dia menyadari kepada siapa anak itu mengirim pesan, matanya yang sipit tiba-tiba berubah menjadi dingin.

Oh Sehun tidak menunjukkan perubahannya. Yang dia lakukan adalah memegang gelas dengan erat.

Saat dia memutar-mutar anggur di gelasnya, dia seperti iblis yang merindukan darah.

Setelah Xi Luhan menerima balasan, dia melihat Oh Sehun dan berkata, "Saudara Oh, teruskan urusanmu dengan rekan bisnis. Ruamh Pil Suk cukup jauh. Aku harus ke sana lebih awal."

Tidak ada emosi di wajah Oh Sehun, dan dia hanya berkata dengan acuh tak acuh, "Oke."

Namun, ketika anak remaja itu bersiap hendak pergi, mata Oh Sehun berubah sedingin es.

Orang-orang di sampingnya memperhatikannya, dan salah satu dari mereka langsung berkata, "Tuan Muda Xi, aku pikir sebaiknya kau tidak pergi dulu. Bos Oh tampaknya terlalu banyak minum. Rumahnya cukup jauh dari sini, jadi bagaimana dia kembali jika kau pergi?"

Xi Luhan berhenti di langkahnya, tampak ragu-ragu.

Oh Sehun mengangkat matanya seiring mengangkat alisnya yang tampan. "Itu bukan masalah besar. Perutku kebetulan juga sedikit sakit. Aku akan meminta seseorang untuk menjemputku."

Tidak akan ada artinya jika Yang Mahakuasa Oh mengatakan itu. Disengaja atau memang benar perutnya sedang sakit?

Setelah dia mengatakan itu, Xi Luhan segera mengirim pesan lagi: "Kau bersiaplah terlebih dulu, aku ada sesuatu yang harus aku urus, setelahnya aku akan cepat pergi ke sana."

Setelah mengirim pesan kepada Pil Suk, Xi Luhan memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dan berkata kepada Oh Sehun, "Ayo, kembali sekarang, aku akan mengantarmu pulang."

*Sehun banyak akal, tapi kagak mau peka sama perasaannya.
Nyakitin diri sendiri. Hahahhah

Bersambung ya guys.
Lanjut besok lagi.

Kalau ada yg bosen bilang ya guys, biar kagak terlalu up gila-gilaan. Sorry, terlalu semangat ngetik!

Thank u semuanya!

K.O ONE [END-SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang