38.

1.1K 201 79
                                    

Untungnya, para pemuda itu tahu cara membaca ekspresi wajah dan menyadari bahwa Oh Sehun adalah seseorang yang tidak boleh dikacaukan.

Mereka berjalan untuk menghentikan teman mereka, "Bro, kita sedang terburu-buru untuk menemukan satu orang lagi untuk bersaing. Jangan bertengkar dengan gank kecil di sini."

"Gank?" Xi Luhan mengangkat alisnya. "Sejak kapan Hero punya Gank?"

Tanpa diduga, orang itu menjawab dengan serius, "Tidak ada Gank dalam permainan, itu hanya antara sekolah kita dan Sekolah Menengah No. 1! Kami tidak bisa kalah."

Sebagai seseorang dari Sekolah Menengah No.1, Xi Luhan tidak tahu bagaimana menghadapi mereka.

Orang itu melanjutkan, berkata dengan agak bersemangat, "Mereka mengundang orang lain dan menantang kami dalam Hero. Seperti yang kau tahu, kami hanya memiliki empat orang dan perlu satu lagi untuk memainkan 5v5. Sekarang mereka bertindak begitu sombong, menyebut kami pengecut!" Dia menggedor meja saat dia berbicara.

"Bagaimana mungkin Sekolah Menengah No. 2 kalah dari para gank itu. Mereka semua terlihat seperti kutu buku, dan hanya tahu tentang belajar, jika kami kalah dari mereka, maka itu akan menjadi penghinaan besar bagi kami! "

"Benar!" Tiga lainnya bersorak.

Sepertinya mereka berjuang untuk reputasi sekolah mereka.

Oh Sehun angkat bicara. "Kalau begitu, aku tidak bisa bergabung dengan kalian."

"Kenapa begitu?" Bocah itu menatapnya. "Bro, maaf karena bersikap kasar sekarang, tapi ini mendesak. Kau harus tahu bahwa sebagai seorang pria, kita para pria tidak bisa kehilangan muka dengan cara seperti itu, kita harus bertarung!"

Oh Sehun menatapnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Karena aku lulusan dari Sekolah Menengah No.1."

Sesaat! Keempat orang itu membeku!
Mereka terlihat seperti orang idiot.
Mereka mengingat apa yang baru saja mereka katakan ... Gank ... Kutu buku ...

Sekarang mereka merasa seperti sedang berbicara tentang diri mereka sendiri di depan orang ini, yang beraura sangat dingin tapi tampan.

Keempat bocah itu langsung memandang Xi Luhan, harapan mereka satu-satunya.

Xi Luhan sedang mencoba mencuri daging untuk dimakan saat itu.

Ketika Oh Sehun melihat keempat orang itu menoleh untuk menatap Xi Luhan,  dia dengan cepat merangkul kepala Xi Luhan. Remaja itu yang tadinya ingin menggigit daging langsung melepaskan daging secepatnya.

"Jangan pernah berpikir tentang hal itu, dia masih menjadi siswa di Sekolah Menengah No.1."

Seketika ... tempat sate kecil itu menjadi sangat sunyi.

Xi Luhan menatap keempat bocah laki-laki di depan mereka, yang memiliki mata lebar dan tampak seperti mereka terkejut.

Dia terhibur dengan ini dan ingin tertawa.

"WTF!" Bocah-bocah itu berbalik, tidak mengharapkan mukjizat lebih lanjut, dan berkata kepada teman-temannya, "Bagaimana sekarang, jadi kita membiarkan Lee Taeyong menang?"

Ketika Xi Luhan mendengar nama itu, tangannya berhenti. "Siapa yang kau sebut barusan?"

"Lee Taeyong." Salah satu diantara mereka menjawab.
"Pemimpin Gank Sekolah Menengah No.1, kau tidak kenal dia?"

Pemimpin Gank?  Xi Luhan tertawa mendengarnya. "Tentu saja, hanya saja aku tidak menyukainya, kalau begitu aku akan membantu kalian dengan pertandingan ini dan kalian harus membayar makananku jika aku menang."

"Kenapa begitu?" Para bocah-bocah itu bingung.

"Tidak apa-apa kau kau tidak membayar makanannya, orang-orang akan berpikir bahwa pemimpin Gank Sekolah Menengah No 2 sedang melawan pemimpin Gank Sekolah Menengah No.1."

"Apa?"

Lidah yang kejam!

Bocah itu menoleh, "Berapa banyak uang yang kita miliki?"

Xi Luhan : "..."

Keempat bocah itu benar-benar mengumpulkan uang.

"Bro, ini tidak benar." Bocah itu menjadi pucat ketika dia mencari uang di dalam sakunya. "Aku tidak pernah meminta apa pun ketika aku membantu orang lain, karena itu disebut persaudaraan."

Xi Luhan tertawa ringan. "Aku dari Sekolah Menengah No. 1 dan aku akan merasa bersalah jika aku bertarung dengan sekolahku sendiri. Jika kau ingin berbicara tentang persaudaraan, maka aku seharusnya tidak membantu kalian?"

"..."

Keempat siswa dari Sekolah Menengah No. 2 langsung bungkam.

Mereka mengumpulkan seribu lima ratus won dan menaruhnya di sudut meja. "Hanya ini yang kita miliki. Kita masih harus membayar makanan kita sendiri."

Xi Luhan menghitung apa yang mereka pesan -seribu lima ratus won sudah cukup. Lalu, dia tersenyum ringan. "Beri aku ponsel, mari kita mulai."

"Kau bahkan tidak punya ponsel? Bagaimana kau bisa bermain?"
Mereka mulai menarik rambut mereka dengan frustrasi.

Xi Luhan mengangkat alisnya. "Pergi, pinjam ponsel pada wanita pemilik warung untukku."

"Ponsel pemilik warung adalah Nokia. Kau tidak bisa bermain-main dengan itu."
Sebagai pelanggan tetap, mereka bahkan tahu ponsel apa yang dimiliki pemilik warung itu.

Xi Luhan merasa kasihan. Padahal dia sangat siap untuk menendang pantat Lee Taeyong.

Oh Sehun mengerutkan kening saat melihat wajah remaja itu. "Ada apa dengan Lee Taeyong?"

"Dia pernah mencoba memojokkanku dan memukuliku dengan teman-temannya." Xi Luhan mengatakan yang sebenarnya, tetapi menyimpan sisanya untuk dirinya sendiri.

Mata Oh Sehun berubah dingin segera setelah dia mendengar ini. Dia memiringkan kepalanya dan berkata kepada empat bocah yang masih menarik frustasi rambut mereka, "Aku akan bermain."

"Benarkah ?!" Mata bocah-bocah itu berbinar dan dia bertanya, "Kau punya ponsel?"

Oh Sehun mengabaikan pertanyaannya dan mengeluarkan ponselnya.

Mereka semua tiba-tiba terhibur.
"Kami berada di Zona A, masuk langsung."

"Perlu tiga menit lagi." Oh Sehun terdengar tanpa emosi.

Bocah itu menatapnya. "Mengapa?"

"Mengunduh."
Oh Sehun belum pernah memainkan versi seluler sebelumnya, dia adalah pemain profesional, tidak memainkan Hero dengan ponsel.

Keempat anak itu menjadi khawatir setelah mendengar itu dan bergumam, "Ini tidak baik, jika dia tidak menginstal aplikasi, itu berarti dia tidak sering bermain Hero."

"Kita tidak punya pilihan lain. Kita tidak bisa membiarkan Lee Taeyong berpikir bahwa dia menang."

"Kita bisa melindungi dia nanti dan menjadikannya penyembuh, sehingga dia setidaknya bisa membantu kita pulih."

"Baik."

Keempatnya berbicara tentang strategi dengan cukup serius.

Xi Luhan mengangkat alisnya.
Tidak membiarkan Yang Mahakuasa Oh menyerang?
Itu tidak ... akan terjadi.

Ketika Xi Luhan melihat Oh Sehun mengetikkan ID akunnya, dia menghentikannya, lalu berbisik, "Kakak Oh, gunakan akun pribadiku saja, jika tidak, mereka akan kehilangan akal ketika melihat nama penggunamu."

Oh Sehun setuju. "Kata sandi?"

"ID: 123456789. Kata sandi: 000000," ucap Xi Luhan.

Akun yang benar-benar mudah diingat!

Oh Sehun masuk ke halaman game.

"Baiklah, kita di sini!" Teriak bocah itu dengan kepala tertunduk, menatap ponsel.
"Ikuti perintahku, terutama ..." Dia menatap Oh Sehun sambil berkata, "Bro, kau tidak usah menyerang, tetap di belakang untuk membantu kami dalam penyembuhan, ketika kami membutuhkanmu. Kami harus bermain dengan beberapa strategi!"

"..."

K.O ONE [END-SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang