Bab 1. Kerasakti, sun gokong dan patkai

279 70 6
                                    

Kriiiiiing

Bunyi bel sekolah menandakan waktu belajar akan segera dimulai.

Terlihat jelas sosok pria dengan tinggi 171 cm dan berat badan kurang lebih 59 kg dengan baju sekolah yang ia masukan terlihat begitu rapih di tambah dengan dasi yang sedikit mencekik kera bajunya, wajahnya seperti ada darah arab-araban. Ia sedang berlari menuju ke lantai dua ke kelas Xi Ipa 1.

Semua siswa hanya ada beberapa yang terlihat, lapangan sekolah sudah sepi, semua murid sudah masuk ke kelasnya masing-masing untuk memulai pelajaran.

Terlihat jelas dimatanya pintu kelas xi ipa 1, ia langsung masuk ke kelas tersebut semua orang tak memandangnya mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ia langsung menuju dua orang laki-laki yang sedang duduk santai.

"woy lo kenapa nyet?" tanya dion melihat dalang lari kecil menuju mereka dengan nafas yang ngos-ngosan.

"dikejer warga lo? Ngaku nggak lo habis nyuri apa?" saut dewa yang duduk di samping dion.

Dion dan dewa adalah sahabat dalang walaupun dalang baru 2 minggu sekolah disini mereka sudah sangat akrab. Sebenarnya dalang baru pindah ke jakarta, dulu ia sekolah di SMA kusuma bangsa Palembang, tapi semenjak abangnya pindah tugas kerja di jakarta dalang disuruh kedua orang tuanya untuk ikut nemenin abangnya, mau tidak mau dalang harus nurut, dan ia kini masuk di SMA Garuda jakarta.

"dua menit lagi, gue bisa jadi santapan pak ridho" ujar dalang mengangkat dua jarinya dengan dada yang naik turun mengatur nafas yang ngos-ngosan.

"hah? Pak ridho suka makan orang?" saut dewa.

"palak lo dimakan, itu pribahasa doang kali" balas dion kesal.

"hah? Pak ridho juga suka makan kepala?"

"goblok banget si lo wak, o'on bagi bagi, nyaman banget mendem sendiri" balas dalang kesal dengan masih mengontrol nafasnya yang mulai normal.

"anjing lo, sok-sokan, pinter aja gue dari lo" saut dewa yang mulai kesal.

"eleeh bisanya ngegas mulu"

"kalo bisa ngegas kenapa harus santuy" jawab dewa santai.

"ngok, tuhan bersama orang orang yang santuy" balas dalang lebih kesal."ya kan yon" ujar dalang melihat dion.

"bodo nggak ngerti gue, gue nggak suka ngegas dan nggak terlalu santuy, lo bed..."

"assalamualaikum, pagi anak anak"

         Gruduk Gruduk Gruduk...

         Semua murid sibuk mencari tempat duduk masing-masing lalu duduk normal saat mendengar suara tersebut.

"pagi pak" jawab seluruh murid kelas xi ipa 1.

        Sosok pak guru yang berusia 50 tahunan masuk dengan pakaian pns disertai tas dan buku buku, ia berjalan menuju meja guru depan kelas.

Kelas yang tadi ramai kini berubah menjadi hening, ya mereka sudah tahu pak ridho sangat tidak suka berisik kalo sedang dikelas.

Pak ridho adalah guru matematika sekaligus guru Bk. ia bisa sesangar mbak berta dan bisa selucu adul tergantung situasinya, pak ridho juga guru matematika dalang waktu smp di palembang dan sudah lama pindah mengajar di jakarta.

Pak ridho duduk di kursi guru meletakan tas yang ia bawa dan membuka buku untuk membaca sekilas pelajaran yang akan ia bahas hari ini

"sebelum kita mulai belajar.ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu menurut kepercayaan masing-maaing, berdoa dimulai" ujar pak ridho, lalu semua siswa berdoa menurut kepercayaan mereka masing-masing.

Setelah beberapa detik berdoa selesai, pak ridho langsung beranjak dari tempat duduknya menulis sebuah soal.

"hari ini kita belajar tentang logaritma" ujar pak ridho tanpa menghentikan ia menulis dipapan tulis.

Semua siswa sibuk mengeluarkan buku masing-masing.

"dalang maju ke depan kerjain soal ini" suruh pak ridho membalikan badannya menghadap seluruh murid setelah selesai menulis contoh soal di palan tulis.

Dengan santainya dalang langsung maju kedepan, walaupun soal tersebut belum mereka pelajari namun sudah di luar kepala dalang.

Dalang, dion dan dewa selain terkenal di sekolah dengan kerecehan mereka, mereka juga banyak dikenal guru karna kecerdasan mereka di bidang pelajaran, ya walaupun dalang baru 2 minggu sekolah disini namanya sudah banyak di bicarakan guru selain pintar dalam segala bidang pelajaran, dalang juga pintar bernyanyi dan memainkan gitar dan masih banyak hal hal lain bakat yang ada dalam diri dalang.

Sangking suka gilanya dalang, dion dan dewa di juluki oleh murid murid kerasakti,sun gokong dan patkai.

Tak lebih dari dua menit, dalang selesai membereskan soal tersebut.

"selesai pak" ujar dalang ke pak ridho.

Pak ridho yang sedang duduk kini beranjak melihat jawaban dalang."benar, silahkan dicatat dan jika ada yang belum mengerti nanti bisa di tanyakan sama dalang" ujar pak ridho."silahkan duduk" suruh pak ridho ke dalang.

Dalang langsung menuju kursinya dan melihat dewa yang sedang melamun sembari menopang dagu dengan kedua tangannya."lo liatin apa si nyet?" ujar dalang lalu duduk disamping dewa.

Dewapum tersadar dari lamunannya dan melihat dalang."lo nggak lihat tu tali behanya si behol terlihat jelas warna pink" ujar dewa sembari menggerakkan bibirnya ke arah saras yang ia panggil behol, saraa adalah satu satunya anak xi ipa 1 yang bahenol aduhai.

Dalang langsung melihat ke arah yang di tunjuk dewa, benar saja tali beha warna pink terlihat jelas dimata mereka.

"anjir, mantep banget nyet" ujar dalang masih dalam tatapan.melihat kedepan.

"eleeh buset lo, lo sering ibadah kali, nggak baik lang dosa biar gue aja"

"apaan sih" ujar dion lalu membalikan badannya karena penasaran dengan apa yang di bicarakan dua sahabat gilanya ini.

"dalang,dion, dewa kalian ngomongin apaan?" tanya pak ridho yang mendengar bisik bisik mereka.

"behanya si saras pak.... Eh remnya blong pak" ceplos dewa lalu menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"DEWAAA!"

jangan lupa vote and coment guys, ahare juga ketemen temennya. Thanks for reader.
Ig:ridwan0626

Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang