Bab 51. Jangan Pergi Lagi

32 8 3
                                    


"maafin aku cha, maafin aku selama ini nggak bisa ngertiin kamu, aku yang salah cha, aku mintak maaf, maafin aku yang terlalu egois selalu mentingin diri sendiri, maafin aku yang tak kunjung sadar akan kesalahan ini" ujar Dalang lalu ia terdiam sejenak, dalang berusaha mengontrol emosinya, berusaha agar tetap terlihat kuat. "kita cuma manusia biasa cha, yang selalu bahkan pasti ngelakuin kesalahan, dan kamu inget?dari kesalahan tersebut kita bisa belajar dan nggak akan pernah ngulanginya lagi selamanya, hidup nggak hanya tentang gini-gini aja cha, bangkit dari keterpurukan itu lebih baik dari apa yang kita rasakan saat ini, sekali lagi aku mintak maaf, aku nggak tau kamu bakal maafin aku atau nggak, yang terpenting aku sudah mintak maaf dan perlu kamu tau maaf ini tulus dari hati yang selama ini aku tahan"

Desahan tangis sasya terdengar jelas oleh dalang, berulang kali sasya mencoba menghapus air matanya, namun sayang begitu deras mengalir di pipinya.

Langkah dion dan dewa langsung terhenti, menyaksikan pemandangan yang sekarang mereka lihat.

"maaf, jika selama ini, aku belum bisa membuatmu bahagia" dalang menarik nafas panjang lalu ia hembuskan, ia berusaha keras mengontrol emosinya. "aku pergi..."

Tangis sasya terdengar begitu menjadi-jadi.

"terima kasih selama ini telah memberikan kenangan bahagia, sekali lagi aku mintak maaf, assalamualaikum" jelas dalang lalu membalikan badannya.

"dalang" suara itu terdengar begitu gemetar dan di irirngi tangisan.

Langkah dalang terhenti lalu ia membelokkan badannya.

Langkah sasya sedikit ia percepat mendekati dalang lalu memeluknya dengan erat. Sasya menangis sekencang-kencangnya meluapkan segala emosi yang selama ini mereka pendam, dalangpun langsung membalas pelukan erat sasya.

"aku yang salah la..ang, hiks..hiks
...aku yang salah tentang ini, aku yang terlalu egois, aku yang nggak pernah mengerti dengan keadaan ini, aku mintak maaf lang, aku y..yang salah" ujar sasya sembari memeluk dalang yang di iringi tangisannya yang semakin menjadi-jadi.

"kamu nggak salah cha, ini sudah takdir yang maha kuasa, inilah yang terbaik buat kehidupan kamu, kamu kuat, kamu bisa" balas dalang sembari mengusap-usap pelan rambut sasya.

"selama ini kamu yang selalu berjuang sendiri, akuu,, cuma bisa mencampahi, aku tau kamu benar-benar sakit..hiks....hiks..pasti sakit di setiap hari yang kamu jalani, maafin aku dalaaaang, aku yang salah" tangis sasya semakin menjadi-jadi, air matanya begitu deras mengalir.

Dalang melepaskan pelukannya pelan lalu menatap sasya. "aku nggak pergi cha, selama ini aku masih tetap berada disini" ujar dalang mengarahkan tangannya ke hati sasya. "jangan nangis terus, ya" ujar dalang lalu menghapus air mata sasya dengan kedua tangannya.

Sasya hanya menganggukkan kepalanya sembari meredakan tangisan yang kini mulai reda.

Disisi lain, dion, dewa dan vira berdiri sekitar 2 meter dari mereka, kepala vira tersender di bahu dion, sembari tangan dion merangkul vira sambil mengusap-usap pelan bahu vira, bendungan di mata tak mampu ia tahan, ia ikut menangis namun dengan cepat ia hapus.

Sedangkan dewa berdiri di samping dion, baru ia mau merangkul dion, melihat dion yang sudah merangkul vira, muka dewa semakin mewek, lalu ia mengambil helm dalang dan ia peluk.

"sedih banget, gini ya nasib jadi jomblo" gerutu dewa sambil mengelus-elus helm dalang.

Wak, wak kasian banget nasib lo, tetep semangat ya, masih banyak kok yang jomblo, tenang kamu nggak sendiriran, para pembaca ini juga kebanyakan jomblo:v.

Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang