Bab 32. Presentasi

36 14 1
                                    


Pukul menunjukkan jam 23:30 namun mereka tetap main game, entah sudah berapa kali push rank, apalagi dewa kalo main sangat heboh sendiri.

Kata mereka nanti aja ngapalinnua masih ada banyak waktu, kalo ada waktu yang mepet kenapa harus merusak waktu yang longgar, ya mungkin kebanyakan orang memang suka seperti itu, giliran waktunya udah mepet baru sibuk ngerjain, hm hm hm dasar manusia.

Semakain larut malam semakin asik, entah sudah berapa kali mereka memang atau kalah, pokoknya bener-bener asik.

Dion melirik jam tangan warna hitam yang menempel di pergelangan tangannya. "asuu, udah jam dua tiga puluh woy"

"nggak mungkin, santai aja kali" saut dewa santai.

Dalang melihat jam di ponselnya, benar saja jam menunjukan pukul 02:30 pagi. "anjir kita belum ngapalin apa-apa nyet, satu kata aja belum kita hapalin"

Akhirnya mereka sibuk membaca, menghapal, mempraktekkan dengan cepat walau berulang kali menguap. Dalang dan dion beriulang kali berdiri mempraktekkan yang akan mereka prensentasikan, namun dewa ia hanya duduk karena tugasnya hanya mencatat apa yang telah mereka temukan.

Setelah setengah jam, sepertinya mata mereka sudah tidak dapat di ajak kompromi lagi, mereka tertidur di sofa ruang tengah-tengah, tanpa aba-aba keadaan langsung hening dan sepi.

^^^^^

         Akhirnya hari ini telah tiba, hari di mana dalang, dion dan dewa cukup merasa tegang, karena materi yang mereka pelajari semalam belum tuntas.

         "di kira otak kita otak mesin kali ya?" geruru dewa sembari mereka bertiga berjalan di lantai satu ke lantai dua menuju kelas mereka.

         Kantung mata yang sedikit hitam, terlihat jelas pada mata ke tiganya, menandakan bahwa semalam mereka bergadang karena untuk menghafal.

        "huaaaaap" dion menguap dengan lantang sembari tangan kanannya ia angkat ke atas. "gue jadi tambah yakin pengen jadi bodoh" lanjut dion tanpa menghentikan langkah mereka.

         "palak lo bodoh, lo pikir jadi orng bodoh enak?" saut kesal dalang yang menoleh dion lalu kembali pokus kedepan.

         "enaklah pasti"

         "semua yang kita pilih dalam kehidupan ini, pasti ada tanggung jawabnya yon, wak" jelas dalang ke mereka. "lo pikir jadi bodoh enak? Lo di bully, ditanya ini itu nggak tau dan lain-lain"

          "tu denger yon" saut dewa.

         "kita memilih jadi orang pinter, ya kita harus tanggung jawab dengan pilihan kita, contohnya sekarang, kita di suruh ikut lomba, persiapan cuma  satu hari, mau nggak mau, harus kita hadapi, karena inilah pilihan yang kita pilih" lanjut jelas dalang sembari mereka bertiga menaiki anak tangga menuju lantai dua.

         "eleeh, sok-sokan lo kerasakti, bilang aja lo deg-degan juga, tapi nggak lo kasih tau sama kita, awas aj...."

         "good morning" tiba-tiba suara wanita tersebut memotong omongan dewa, sontak pandangan mereka langsung tertuju pada sumber suara. Siapa lagi kalo bukan sasya dan vira.

         "lo betiga ngapain pake celek, bkar kek oppa-oppa?" tanya vira melihat kantung mereka bertiga sedikit hitam.

        Dalang, dion dan dewa hanya diam sembari menghela nafas berat.

         "kalian jadi ikut lomba? Kita mau nonton nih" tanya sasya

         "iya nonton aja nanti, jangan lupa pake baju cheleader biar kita semangat" kesel dewa."satu lagi, pilih rok yang paling mini"

         "iih wawak, orang serius lagi" kesal manja sasya.

         "kita masuk duluan ya" ujar dalang lemah.

         "kalian bertiga jangan lupa jaga kesehatan" ujar sasya menghentikan langkah mereka.

         "ecieee perhatian" ejek dewa. "bilang aja, dalang jangan lupa jaga kesehatan ya, gitu aja susah amat"

          "wawaaak!!"

         "kabuuuur" ujar dewa sembari lari menuju kelasnya.

^^^^^

        Lomba sudah dimulai, beberapa peserta perwakilan dari sekolah lain sudah maju menampilkan hasil penelitian mereka.

         Dalang, dion dan dewa duduk di kursi ujung paling belakang, sedangkan sasya dan vira duduk di bangku baris ke dua paling depan.

         Terlihat jelas di wajah mereka sedikit gugup, karena selama peserta yang sudah tampil mereka perhatikan bagus-bagus semua, sesuatu yang mereka teliti juga sangat bermanfaat.

         Akhirnya giliran kelompok dalang yang maju, sengaja di buat terakhir oleh pak ridho karena mereka hanya satu hari latihan.

         "oke, yang terakhir adalah kelompok Three D(nama kelompok dalang) dari SMA Garuda atau tuan rumah, perwakilan dari jelas xi ipa 1, silahkan maju ke depan, beri tepuk tangan semuanya" ujar mc tersebut dengan ceria.

         Deg-deg...deg-deg

         Jantung dalang, dion dan dewa begitu cepat berdebar, mereka berjalan menuju ke panggung dengan senyum yang mereka paksakan. Muka rewel, jail, cengengesan nampaknya seketika hilang di wajah merek. Mereka naik ke atas panggung laly meletakkan alat-alat yang sudah mereka bawa ke meja yang sudah tersedia di depan mereka.

         "assalamualaikum,  selamat pagi semuanya" ujar dalang memulai presentasi mereka dengan suara yang tegas dan lantang.

         "pagi" ujar seluruh orang yang ada di ruangan tersebut.

         "perkenalkan nama saya Dalang Saputra Anugroho, disamping saya Dion Evanders, dan di sampingnya lagi ada Sadewa Joy Loovi" ujar dalang perkenalan. "baiklah disini kami akan meneliti apa-apa saja bahan kimia yang terkandung dalam pasta gigi dan sabun mandi batang, jika terdengar sepintas ini sangat lah remeh, tapi ini hal yang sangat perlu kita ketahui karena selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari" lanjut jelas dalang sesekali melihat ke arah sasya dan vira yang selalu tersenyum untuk menyemangati mereka.

         Ya wanita mana yang tak bangga, melihat pria yang mereka sukai dengan tegas berdiri di depan orang banyak menjelaskan suati penelitian.

          Dalang, dion dan dewa mulai beraksi dalang memasukan pasta gigi ke dalam gelaa ukur yang biasa di gunakan di lab kimia, ia masukkan ke gelas ukur tersebut sesuai ukuran yang sudah mereka ketahui,  begitupun dengan dion, ia sibuk memasukan sabun mandi ke dalam gelas ukur, selesai mereka masukkan, laku mereka jepit dengan jepitan kayu dan mereka bakar dengan api kecil yang sudah tersedia.

          Sedangkan dewa duduk di samping dion, memegang pulpen dan buku bersiap-siap untuk menulis apa-apa saja yang mereka temukan nanti.

         Setelah mereka bakar dengan api kecil, mereka masukkan alat-alat apalah itu yang sudah mereka siapkan untuk mengetahui bahan kimia apa yang ada di dalam pasta gigi dan sabun mandi.

         "baiklah, pertama pasta gigi ternyata mengandung agen abrasif, agen abrasif adalah merupakan bahan kasar seperti kalsium karbonat, dikalsium fosfat dihidrat dan magnesium trisilikat, fungsinya adalah untuk mengusir sisa makanan dan bakteri pada gigi" jelas dalang sambil menggerak-gerakkan tangannya dan sesekali melihat catatan yang sudah di catat dewa.

          Kini giliran dion untuk menjelaskan apa-apa saja yang mereka temukan pada sabun mandi.

Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang