Bab 4. A'ak kerasakti

130 58 4
                                    

Hari ini mereka sekolah seperti biasa, waktu sangat cepat berlalu. Jam sudah menunjukan pukul 15:00 dan bel pulang akhirnya berbunyi.

Murid mana yang tak senang mendengar bel tersebut, mereka dengan sigap memasukan buku buku ke dalam tas mereka masing-masing dan keluar dari kelas dengan wajah yang sumringah. Hari yang cukup melelahkan, setelah belajar lebih 8 jam akhirnya mereka pulang.

Seperti biasa saat di parkiran sekolah dalang, dion dan dewa berpencar karena parkir mobil dan parkir sepeda motor beda arah.

Dalang memakai helmnya mendorong sepeda motornya ke belakang keluar dari barisan parkir lalu melaju mengendarai sepeda motornya yang perlahan menjauh dari parkiran tersebut.

Lagi-lagi dari kejauhan dalang melihat perempuan yang sedang berjalan di pinggir pagar sekolah, kali ini beda perempuan tersebut sedang di rayu dan di paksa untuk naik ke sepeda motor, sepertinya itu begal yang mau menculik perempuan tersebut.

Dalang langsung menarik gasnya agar lebih cepat mendekat ke sana untuk menolong perempuan tersebut. Sampai disana Dalang langsung memasang standar sepeda motornya ternyata perempuan tersebut adalah sasya.

Mulut sasya langsung di tutup dengan kain kecil oleh salah satu begal tersebut yang badannya lumayan kekar, sehingga saat sasya teriak suaranya tidak terlalu jelas.

"cepat-cepat" ujar perampok satunya yang masih menunggu di atas sepeda motor.

"mm.. Uowoooong" teriak sasya berusaha memberontak namun sia-sia lelaki tersebut terlalu kuat untuk sasya lawan.

Guppp

Dengan kekuatan datang bulan yang maksimal dalang memukul kepala di bagian ubun-ubun begal tersebut dengan helm yang ia bawa, sepertinya pukulan dalang sangat keras mengakibatkan pria tersebut sedikit pusing dan pingsan. Sasya langsung berlari menuju dalang dengan wajah yang sangat takut dan langsung memegang erat tangan dalang.

"kamu nggak apa apa?" tanya Dalang yang terlihat khawatir.

Sasya hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sembari mengatur nafas yang masih ngos-ngosan.

"ikut aku" ujar dalang, ia langsung menarik tangan sasya menuju ke sepeda motornya.

Sedangkan begal tersebut sibuk membangunkan begal satunya yang sedang pingsan.

Dalang langsunf menarik gas dengan cepat membelokan sepeda motornya dari arah begal tersebut sehingga membuat sepeda motornya begitu cepat menjauh dari sana.

"kamu nggak apa apa?? Kamu ngapain jalan sendirian cha? Vira mana? Trus mobil kamu mana??" tanya dalang dengan tatapan pokus kedepan mengendarai sepeda motornya.

"aku mau ke gramed" jawab sasya yang bingung harus menjawab pertanyaan dalang yang mana.

"ya udah kita kesana" ujar dalang lalu mengarahkan sepeda motornya ke arah gramedia.

Dalang hanya diam ia membiarkan sasya mengatur nafasnya, sasya pasti masih trouma dengan kejadian barusan. Begitupun dengan sasya ia kini terdiam sepi sembari mengatur nafasnya.

"chaa??" panggil Dalang memecahkan keheningan di antara mereka.

"mm?"

Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang