Bab 23. PEB

41 15 2
                                    


"kayak gini ni" ujar bang adit sambil mengembang kempiskan mulutnya.

Dalangpun hanya tertawa kecil melihat mulut bang adit yang seperti ayam amu bertelur. "ooh gitu ya" ejek dalang.

"kenapa?sasya lagi?" tanya bang adit lalu lanjut ke laptop. "udahlah lo harus terbiasa, kita orang biasa memang harus kuat dengan hinaan, haru kuat kalo kita jarang di hargai, mangkanya lo harus semangat ngejalanin hidup, ngejer cita-cita lo" lanjut bang adit.

"sok tau lo bang"

"ayah, ibu dan bang adit aja semangat nyari uang, buat ngebiayain segala kebutuhan idup Lo, biar lo bisa mencapai cita-cita yang mau lo capai, katanya mau ngambil beasiswa di new york" lanjut ceramahbang adit tanpa melihat dalang. "jangan di pikirn omongan orang kaya, yang kadang nyelekit di hati kita orang biasa, tugas lo harus semangat ngejer cita-cita, buktiin pada orang yang ngerendahin lo, you can do it man" ujar bang adit lalu menepuk pelan bahu dalang.

"ada gunanya juga lo bang" jawab dalang santai sesekali melihat bang adit yang pokus mengutak-atik laptopnya.

"lo harusnya bersyukur, enak di kasih otak pinter, cepet nyambung, dulu, bang adit weeeeiih"

"pinter juga??" jawab dalang melihat bang adit.

"nggak lah, pokoknya lo itu beruntung"

Dalang mengangukkan kepalanya pelan. "kata ayah, bang adit waktu kecil goblok ya?" tanya ceplos dalang membuat bang adit menghentikan mengutak-atik laptopnya lalu menatap dalang.

"hehe" cengir dalang. "sorry-sorry"

"mintak maaf gak" tegas bang adit lalu lanjut ke laptopnya.

"iya-iya maaf, jangan di potong uang bulanan" melas dalang.

"tergantung"

"hah?tergantung apaan?"

"tergantung omongannya, kalo masih ketas-ketus di potong"

"iya sorry bang adit yang super ganteng yang lagi ldran sama mbak mira di new york, mungkin mbak mira udah punya cowok bule" ujar dalang sambil berjalan menuju kamarnya.

"POTONG!!"

"eh iya-iya ya allah, mbak mira setia deh kayaknya" teriak dalang yang sudah ada di kamarnya.

Bang adit hanya mampu menghela nafas berat, sifat dalang memang benar-benar mirip ayah mereka, yang suka ngelawak namun selalu tegas dalam menghadapi sesuatu yang serius.

^^^^^

Weekend telah berlalu, tibalah hari dimana yang sangat nggak di sukai banyak orang, ya itu adalah hari senin, hari dimana anak-anak sekolahan sangat malas menghadapi hari senin, mereka harus upacara dan jam pelajaran yang cukup lama. Tapi ada juga yang semangat menghadapi hari senin untuk memulai menuju weekend lagi :).

Cuaca nampak sedang bahagia, mentari bersinar terang menyinari bumi, bunga-bunga mulai bermekaran dan kupu-kupu mulai bertaburan.

Pukul menunjukan jam 06:45 di SMA Garuda nampaknya murid-murid perlahan mulai berdatangan. Ada yang mengendarai sepeda motor, mobil,angkot dan jalan kaki.

Setelah beberapa menit bel berbunyi. Semua murid masuk ke kelas masing-masing dan memulai pelajaran.

Dikelas Xi ipa 1 sedang belajar kimia yaitu bu rika, atau sering di panggil bu rik, namun bu rik nggak seburik namanya kok, wanita umur 40 tahun tersebut terlihat geulis dengan rambut yang di sanggul di tambah baju PNS yang sangat rapi.

"papa sasya emang gitu, gue aja sering di marahin" bisik dewa ke dalang yang di sampingnya.

"kalo orang ketemu sama lo bawaannya emang pengen marah mulu" balas daalng dengan tetap memperhatikan bu rik sedang menjelaskan.

"sok kuat lo, make nyembunyiin dari kita lagi, sasya udah cerita semuanya, lo..."

"dewa!! Peratiin kesini ntar nggak ngerti lagi" tegur bu rik yang mendengar bisik-bisik tetangga.

"ini bu dalang lagi curhat, katanya kisah cinta yang ia jalani kayak Pasangan Elektron Bebas atau PEB, bersama namun tidak terikat"

"eaaaak" ujar seluruh murid.

"sa ae lo patkai" ejek dion.

Bu rika hanya tersenyum, setidaknya pelajaran yang selama ini ia jelaskan masih nyangkut di otak dewa, walaupun ia buat bahan bercandaan.

"kalo dewa, udah nggak ada pasangan, nggak bersama dan nggak terikat lagi, dewa itu sejenis atom bu" balaa dalang membuat semua murid menyeru dewa.

"udah-udah perhatikan ibu lagi, ntar nggak gak ngerti" suruh bu rik lalu lanjut menjelaskan lagi.

^^^^^

Setelah kurang lebih 8 jam mereka belajar, akhirnya bel pulang berbunyi dengan nyaring. Semua murid tanpak senang mendengar bel tersebut.

"cewek" goda dalang saat turun ke lantai satu melihat sasya yan sedang berjalan kaki sendiri.

Sasya langsung menoleh ke samping, ia sudah sangat paham dengan suara khas tersebut. "emm?" jawab sasya.

"kamu tau nggak bedanya kamu sama rumus fisika?" tanya dalang sembari menyamakan langkahnya dengan sasya.

"apa?"

"kalo rumus fisika susah di hafal"

"terus?"

"kalo kamu susah di lupain" ujar dalang sambil tersenyum.

Sasyapun membalas senyuman dalang. "a'ak kerasakti?kamu nggak marah?maafin aku ya" ujar sasya merasa bersalah atas kejadian kemaren.

"nggak ada manusia yang nggak ngelakuin kesalahan, tapi, dari kesalahan tersebut kita bisa belajar dan nggak akan pernah ngulanginya lagi selamanya" jelas dalang sesekali melihat ke arah sasya tanpa menghentikan langkah mereka ke gerbang depan.

"iya maaf" jawab sasya lalu menundukan kepalanya. "tapi, kamu beneran nggak marah?" tanya sasya sekali lagi.

"enggak cha"

"kenapa lang, kenapa?aku aja kalo.jadi kamu pasti sangat marah dan kecewa, sakit kan?" ujar sasya sedikit teriak tanpa menghentikan langkah mereka.

"salah sati tugas laki-laki itu, menjaga dan membuat wanitanya bahagia, marah bukan salah satunya"

Mendengar perkataan dalang kaki sasya sontak menghentikan langkahnya dan berbelok menghadap dalang, begitupun dengan dalang kini posisi mereka saling berhadapan.

"jangan sedih lagi, sedihmu itu bebanku, yaa" ujar daang dengan lembut lau menyentuh ujung dagu sasya.

Sasya hanya mampu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, ia sudah tidak tau lagi harus bagaimana, pria di hadapannya ini selalu bisa menenangkan hatinya.

"yok pulang, mau di anter?" tanya dalang lalu melanjutkan langkah mereka menuju gerbang.

"nggak usah lang, keknya vira udah nunggu, aku pulang dari sini langsung ke tempat les"










Kita itu sangat membutuhkan sahabat dan pacar ya guys, jadi jangan lupain salah satu di antara mereka.
Suatu saat pasti kita membutuhkan tempat curhat, saat renggang dengan sahabat atau pacar. Jadi teruslah menjalin hubungan baik dengan mereka.

Terus baca Dalang Cinta, dan jangan lupa vote and comment.

Salam,

ridwan0626

Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang