Di dalam ruangan hanya tinggal dalang dan sasya saja. Mereka hanya saling diam dan sasya kini beranjak mengupas buab apel di sofa yang lumayan jauh dari dalang. Dalang hanya melihat sasya tanpa bicara.
"udah, suasananya jangan canggung-canggung, emang kamu berani apa-apain aku, nih lihat aku pegang apa coba" ujar sasya sambil mengayunkan pisau yang sedang ia pegang.
Dalang hanya tersenyum melihatkan deretan gigi putihnya, sasya benar-benar cewek yang aneh, kemaren aja nangis-nangis, sekarang ia jadi lebih ceria, apa mungkin sasya menutupi kesedihannya, entahlah yang penting dalang sudah bahagia melihat sasya yang sudah kembali ceria.
"emang kamu nggak mau aku apa-apain?" tanya dalang membuat kepala sasya langsung menolehnya. "ini tinggal kita bedua aja loh" goda dalang menakut-nakuti sasya.
"dalaaang, mulai deh, ntar aku nangis lagi nih" manja sasya mengancam dalang.
"bercanda, jangan lah, nggak boleh nangis" ujar dalang dengan sedikit tertawa.
"kenapa?" tanya sasya tanpa menghentikan memotong-motong biah apel tersebut.
"kamu itu salah satu bagian dari tubuhku, jika kamu menangis, seolah-olah aku ikut merasakan sesaknya disaat air matamu jatuh" ujar dalang sambil menatap sasya.
Sasya lalu mendekati dalang sambil senyum-senyum sembari membawa semangkuk apel yang sudah ia potong-potong. "A" ujar sasya menyuapai dalang sepotong apel. Dalang membuka mulutnya dan langsung mengunyah apel tersebut.
Sasya meletakkan mangkuk tersebut lalu mengecup kedua jarinya lalu ia tempelkan ke pipi kanan dalang. "langsungnya nanti aja, kalo udah sah" ujar sasya sambil tersenyum.
Kedua sudut bibir dalanglun tertarik membuat senyuman indah di wajahnya, ia memegang kepala sasya sembari mengacak pelan rambut sasya, lalu ia lepaskan.
Sasya hanya mampu tersenyum, dia merasa wanita yang paling di manaj saat dalang melakukan itu.
Dalang lalu mengecup kedua jarinya lalu ia tempelkan ke pipi kanan sasya. "aamiin" ujar dalang membuat sasya tersenyum bahagia.
"A" ujar sasya menyuapai dalang lagi. Lalu ia duduk dan ikut makan apel tersebut.
"kamu udah nggak apa-apa?" tanau sasya.
"nggak apa-apa, alhamdulillah allah masih sayang"
"masih kuat?"
"kan udah minum obat kuat dan tahan lama" ejek dalang membuat Sasya kesal.
"dalaaang aku serius" manja sasya ia merasa kesal.
"iya-iya maaf, masih kuat kok"
"masih sayang?"
Sontak dalang langsung menatap pekat mata sasya. "masih, kan udah janji nggak akan pudar selamanya" jawab dalang.
"masa', nggak bohong?"
"bohong kok"
"tuh kan bo'ong, dalang jahat, tega banget nyakitin gadia secantik aku" kesal sasya.
"emang kamu cantik?" ejek dalang sambil senyum-senyum melihat ekspresi lucu sasya.
"cantik lah" jawab sasya pd.
"kata siapa?"
"kata hati kamu"
"ih kok tau"
"lupa? Hati kamukan udah sama aku"
Dalang langsung tersenyum lebar. "yaah..udah berani gombal" ujar dalang sembari mencubit manja pipi sasya. "ih ih kok merah? Malu yaa"
"ih ih pipi kamu juga merah, malu juga yaa" balas sasya membuat mereka berdua jadi tertawa bersama.
Sejuk hari menyentuh jiwa
Seolah mendukung hati yang sedang indah
Tuhan, hatinya yang kelam, kini sedikit muncul warna
Tawanya yang indah, kini terpapar di wajahnya
Terima kasih untuk nikmatmu yang terindah
Walau ku tau ia masih menyimpan luka.
~Dalang Saputra Anugroho~
Ceklekkk
"aduh dokter salah waktu nih" ujar dokter tersebut saat melihat dalang dan sasya hanya berdua.
"eh nggak apa-apa dok, masuk aja" ujar dalang uang sudah melihat kearah dokter saat ia membuka pintu tersebut.
"aduuuh jadi nggak enak nih dokter" ujar dokter tersebut lalu melangkah menuju mereka.
"nggak apa-apa dok, kita nggak ngapa-ngapain kok cuma ciuman aja eh..." sasya langaung melihat dalang begitupun dalang kini mereka saling tatap. "maksudnya ciuman nggak secara langsung gitu" lanjut sasya membenarkan.
Dokter tersebut hanya tersenyum-senyum sembari menggelengkan kepalanya pelan. Lalu sasya dengan sigap sedikit lari kecil menuju pintu keluar.
"mau kemana?" tanay dokter tersebut heran.
"mau ngumpetin muka dulu dok, malu" ujar Sasya bergegas keluar. Dalang dan dokter tersebut hanya tertawa kecil.
Dokter tersebut memeriksa dalang. Keadaan dalang sangat cepat membaik karena sistem kekebalan tubuhnya yang kuat di tambah bawaannya yang selalu ceriah membuat mempercepat vit tubuhnya.
Dalang sudah di perbolehkan pulang sore ini, keadaannya sudah membaik, ia hanya tinggal memakan obat-obatan yang di beri dokter di rumahnya.
^^^^^
Malam sudah tiba, setelah sati hari dalang sadarkan diri namun ia masih belum di izinin buat sekolah karena masih belum benar-benar vit.
Dalang baru selesai sholat isya, dengan baju kaos polos dengan sarung kotak-kotak warna coklat di tambah kopia warna hitam yang melekat di kepalanya. Ia beranjak mengambil hape di kasurnya. Lalu ia video call sasya.
"mm, kenapa??" jawab sasya setelah beberapa detik Dalang video call dan langsung di jawabnya.
"wa'alaikumussalam"
"hehe, assalamualaikum pak ustadz"
"wa'alaikumusalam, udah sholat isya?"
"nih baru selesai, masih pakek mukenah"
"kita baca yasin ya, inikan malem jum'at, sunnah "
"huaaaaaap" sasya menguap.
"chaa, pemales itu temannya setan lo, mau jadi teman setan?"
"belum ngomong kok"
"tapi aku tau"
"dalaang, males aah"
"tuh kan"
"yaudah pak ustadz iya-iya, ampun jangan kutuk aku"
"ku kutuk kau jadi sholehah"
Sasya pun hanya tersenyum. "bisa aja".
"jangan di matiin ya, sampai selesai"
Lalu mereka mulai membaca surat yasin. Setelah kurang lebih 15 menit akhirnya mereka selesai membaca yasin.
"shodaqallahhuladzim" ujar dalang dan sasya secara bersamaan.
Penasaran kan kelanjutannya seperti apa?? Trus baca Dalang cinta masih 32 bab lagi.
Kira-kira permasalahan apa lagi yang akan menerjang mereka.??
Jangan lupa voment.
ridwan0626
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]
Teen Fiction{BELUM DI REVISI} maaf jika typo bertebaran. Bukan cerita badboy atau bad girl atau apalah itu, cerita ini author usahakan untuk selalu real dalam setiap partnya. Bagaimana bisa pendewasaan itu datang sebelum waktunya. Penasaran? Let's readers Dala...
![Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]](https://img.wattpad.com/cover/205952252-64-k349320.jpg)