Bab 50. Maafin aku cha

32 7 0
                                    


         "assalamualaikum" pintu terbuka dan masuklah dua orang laki-laki.

         Pandangan bang adit dan dalang langsung tertuju pada pintu, ternyata dion dan dewa yang datang.

         "wa'alaikumusalam" jawab bang adit dan dalang secara bersamaan.

         "kebetulan banget kalian dateng, sini-sini" ujar bang adit menyuruh dion dan dewa duduk di dekat mereka.

         Dion dan dewa melangkah lalu duduk di sofa di kursi hadapan dalang dan bang adit.

        "mampus, mau di apain nih kite betiga" gerutu dewa sembari ia duduk.

        "kalian udah pernah denger kata Dewasa Sebelum Waktunya" tanya bang adit ke mereka bertiga.

         Dengan serempak dan secara bersamaan mereka menggelengkan kepala pelan.

        "semua orang pasti punya masalah atau beban hidup masing-masing, ada yang menganggapnya berat dan ada juga yang enteng, kalian harusnya bersyukur saat di beri ujian sama tuhan"

        "bersyukur, yang ada pusing bang" saut dewa.

         "masalah itu datang agar bisa membuat kalian lebih tegar dari yang dulu, permasalahannya sanggup nggak kita mensyukuri saat masalah itu tiba?"

        "nggak" jawab mereka bertiga secara bersama.

        "dion?kenapa?"

        "pusing bang"

         "bukannya permasalahan yang telah lo hadapi dulu sangat besar?"

         "kadang pasti pernah berada pada titik jenuh menghadapi segalanya, mager melakukan semuanya, ditambah belum selesai masalah ini, udah datang lagi masalah yang baru, kami ini masih anak-anak bang, masih kelas dua SMA"

         "ho'o, pikiran kami masih tertuju pada main, main, main dan main, pusing umur seusia kami saat menghadapi masalah yang begitu besar" saut dewa memotong omongan dion.

          "dalang?"

         "iya tau, permasalahan datang agar membuat kita lebih tegar dari yang dulu" jelas dalang.

          "itu tau"

          "iya itu omongan yang barusan bang adit omongin ke kita"

          Bang adit menarik nafas panjang lalu ia hembuskan. "pertama, saat kalian di berikan masalah, kalian lebih dekat sama allah, bener??"

         Mereka terdiam sambil berfikir, mungkin benar apa yang di bilang bang adit barusan.

         "kalian jadi deket sama allah, selalu istighfar, dikit-dikit astagfirullah ya allah, iya nggak?" lanjut bang adit, namun mereka masih terdiam. "nggak apa-apa kalian terus di beri ujian sama tuhan, ibarat kata itu, proses pendewasa kalian datang sebelum waktunya.."

         "gue mau sembunyi ah biar nggak di temuin sama proses pendewasaan" cetuk dewa.

         "kemanapun kalian sembunyi, proses pendewasaan akan tetap menghampiri"

         "harus banget ya bang dengan masalah hidup yang rumiiit banget, pusing gue kadang" tambah dewa.

         "nggak apa-apa kalian hadapi pada saat sekarang ini, jadii, saat kedepannya nanti kalian udah terbiasa, nggak kaget saat permasalahan yang besar datang, kalian udah pernah ngadepin, kita punya tuhan yang lebih besar toh, bilangin tuh sama masalah, masalah mah keciiil nggak ada bandingnya sama tuhan kita, tapi harus tetap?"

Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang