Bab 6. Hantu

107 57 1
                                    


Sampailah mereka di rumah sasya, terlihat jelas rumah gedung yang begitu besar bak istana dengan sentuhan desain yang modern menambah kemewahan rumah tersebut, cat yang dominan berwarna putih membuat rumah tersebut semakindominansemakin jelas mewah dan elegan.

Dalang langsung menghentikan sepeda motornya, sasya langsung turun lalu melepas helm dan ia berikan ke dalang.

"makasih a'ak kerasakti untuk hari ini dan bukunya" ujar sasya sembari memberikan helm ke dalang. Namun sasya sedikit heran semenjak datang ke rumahnya ekspresi dalang berubah entah apa yang merasukinya sasya juga nggak tau.

"iya sama sama" jawab dalang.

"mau mampir?"

"nggak usah, aku langsung pulang aja" jawab dalang dengan dingin.

Lah nih bocah napa yak?. Batin sasya.

"assalamualaikum" ujar dalang perlahan dirinya sudah yak nampak lagi di hadapan sasya.

"belum di jawab udah nyelonong aja, dasar aneh" gerutu sasya sembari kakinya melangkah masuk ke dalam rumah.

Ceklekk

Sasya membuka pintu rumahnya lalu masuk.

"Darimana kamu, jam segini baru pulang?" tajam seorang laki laki paru bayah, siapa lagi kalo bukan pak wijaya, papa Sasya."tuh udah nunggu" lanjut pak wijaya ke arah sofa ruang tengah.

Sasya melihat ke arah aofa ruang tengah. Terlihat jelas cowok jangkung, putih bak shawn mendes sedang duduk di sofa ruang tamu.

"maaf pa, kayaknya mama udah masang magnet di kasur sasya, dari tadi narik-narik badan sasya terus" ujar sasya lalu sedikit lari menuju kamarnya.

Pak wijaya hanya mendengus kesal lalu beranjak mendekati pria tersebut untuk menyuruhnya pulang.

Sampai sasya di kamarnya ia masuk. Tak terlihat apa-apa namun tiba tiba.

"HANTU!! " teriak sasya sembari menutup wajah dengan kedua tangannya saat melihat putih-putih muncul dari balik kasurnya.

Perlahan sasya membuka matanya ternyata mamanya yang sedang sholat isya dikamarnya, ia melihat mamanya sudah salam lalu sasya mendengat.

"mama,, bikin sasya kaget aja" ujar saaya salim dan duduk di samping mamanya.

"kamu yang bikin mama kaget" balas bu wijaya langsung memeluk anak perempuannya tersebut.

"hehe, maafin sasya deh" cengir sasya dalam pelukan mamanya."ma, coba tebak sasya tadi jalan sama siapa?"

"siapa?mama nggak tau sya" ujar bu wijaya lalu bangkit dan membuka mukenah yang ia pakai.

"tadi sasya jalan sama dalang ma, yuhuu" ujar sasya dengan semangat lalu beranjak berbaring di kasur empuknya."mama suka nggak?"

"katanya kamu yang suka, mau mama rebur"

"iiih mama, bukan kayak gitu makasud sasya" ujar sasya dengan manjanya."dalang itu orangnya pinter, baik, lucu, ngeselin, terus kata wawak dalang juga rajin ibadah"

"bagus dong nak, jadi dia bisa ngarahin kamu kejalan yang benar" saut bu wijaya yang masih membereskan sajadahnya.

Sebatas mimpi✅ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang