SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW PENULIS DAHULU UNTUK MENDAPATKAN PENGALAMAN MEMBACA TERBAIK
♡
***
"Aku tidak perlu membawa apapun?" Logan mengulang kalimat yang Regor ucap.
Pria setengah baya yang sibuk melepas mantel seharga dua belas alioth itu mengangguk. "Barang-barang yang kauperlukan tidak akan kita temukan di Kota Talos, Nak."
"Tunggu! Maksudmu kita akan pergi belanja?"
"Ya, kau bisa menyebutnya demikian."
Logan mengerjap. "Kau tahu, aku tidak punya uang. Lagipula jika aku punya, mata uang di Kota Talos berbeda dengan mata uang tempat kata kamu itu."
Regor tertawa, tubuhnya yang tinggi besar itu berguncang. Seolah kalimat Logan barusan adalah aduan anak kecil yang ingin membeli permen tapi uangnya tidak cukup.
"Kau pikir orang tuamu meninggalkanmu tanpa tanggungan seperserpun, Logan Dirgantara?"
Logan mengerjap lagi.
Tak menghiraukan hal lain selanjutnya, Regor kini membentangkan mantelnya ke udara. Dan dalam sekejap, mantel tebal itu berubah menjadi tali panjang nan besar. Persis seperti tali yang menghantam dua preman semalam. Logan tertegun dan takjub di sampingnya.
Regor menepuk-nepuk tangannya. Terkekeh melihat Logan yang masih takjub dengan kejadian barusan.
"Ayo, Nak, kita harus pergi ke Archenar."
***
Logan berjalan dengan terhuyung di tengah kerumunan orang bertopi runcing. Jika saja Regor tidak melindungi Logan dengan tubuhnya yang tinggi, mungkin laki-laki berumur tiga belas tahun itu sudah mati terinjak.
"Astaga, Logan!" Regor mendekap bahu Logan yang kecil baginya, membantu laki-laki itu untuk tetap melangkah. "Apa perjalanan tadi membuatmu mual?"
Logan menggeleng, padahal sedari tadi dia memegang perutnya.
Regor terus berjalan menuntunnya membelah keramaian jalanan, membawanya ke suatu tempat. "Kita mampir sebentar ke Refter, segelas Mugos mungkin bisa membuat perutmu menghangat."
Logan mulai memerhatikan sekitar, sejenak melupakan perutnya yang mual berkat goncangan perjalanan tali besar Regor. Bangunan di daerah ini menjulang tinggi, rapat dari satu gedung ke gedung lain. Tidak ada kendaraan seperti di Kota Thalos, kebanyakan gerobak dengan ditarik oleh kuda.
Ah, Archenar. Mereka tengah berada di sana. Entah Logan yang tidak pernah mendengar nama kota itu atau memang hanya dia saja yang tidak tahu-menahu soal nama-nama kota di dunia.
Regor berbelok yang langsung diikuti oleh Logan. Mereka masuk lebih dalam, orang-orang yang berlalu-lalang pun semakin berkurang. Di ujung gang ini, sebuah pintu kayu besar terlihat. Suasana yang gelap membuat cahaya terlihat bersinar dari dalam pintu itu.
Regor membukanya, berjalan masuk dan diekori oleh Logan. Suasana berubah setelah melewati ambang pintu. Logan bisa merasakan kehangatan setiap orang yang berbincang, mereka tertawa dan bersulang. Regor melambai, menyuruh Logan untuk duduk di sampingnya.
"Hei, Khiron!" Regor mengacungkan tangan, "Sebelah sini."
Laki-laki dengan bandana merah itu mengangguk, segera pergi ke meja Regor dan Logan setelah menuangkan segelas Mugos pada pengunjung lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATU BULAN [Logan Dirgantara] (SELESAI ✔️)
Fantasy|| BOOK ONE OF XALAZAR'S ACADEMY SERIES || *** Halo siswa baru tahun pertama, selamat datang di Akademi Xalazar! - Hygiea Sigrid Grimblehawk Alpha, Kepala Akademi ©️®️ Parana oh Nana 2020 CERITA MASIH LENGKAP! Sebagian diprivate, follow dulu untuk m...