SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW PENULIS DULU UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP
Boleh juga pencet bintang di pojok kiri bawah, hehe, terimajeno🙇
***
Cavis yang baru saja dari toilet berhenti melangkah saat melihat Profesor Argus tengah bersandar pada dinding beton sambil memegang dada.
Napasnya terdengar naik-turun. Sepertinya habis berlari.
"Astaga!" Profesor Argus menarik napas sejenak. "Kemana Nona Moirai itu? Kenapa cepat sekali larinya?"
Cavis mengerutkan keningnya, 'Selina Moirai?'
Dia memperkikis jarak, ingin mendengar lebih jauh.
"Ini sudah hampir sembilan malam. Bagaimana seorang perempuan bisa berkeliaran malam-malam seperti itu di kastil?"
Selina berkeliaran malam-malam di kastil? Apa yang dia lakukan?
Cavis segera bersembunyi di balik pilar besar saat Profesor Argus berjalan ke arahnya.
Laki-laki yang sudah tidak muda lagi itu melanjutkan langkah menuju ruangannya. Menyerah karena tidak menemukan Selina.
"Huft... Hampir saja."
Cavis menoleh ke sumber suara. Matanya membulat.
Itu Selina. Juga bersembunyi di balik pilar besar yang tidak jauh dari tempat Cavis berdiri.
Perempuan itu keluar dari sana dan berlari ke belakang kastil.
Tak mau tertinggal, Cavis mengejarnya sambil mengendap-endap. Jika dari arah tujuannya, laki-laki berambut putih dengan helai merah itu sepertinya tahu ke mana tujuan Selina.
"Logan!"
Cavis mengintip dari balik jendela terbuka.
Di bawah bukit, Selina berlari menemui Logan dan Octan. Mereka terlibat percakapan sebentar, hingga si kembar berdarah campuran juga ikut mendatangi mereka.
Seperti dugaannya, mereka berlima pergi ke rumah Regor.
Cavis menoleh ke belakang sejenak, menatap rembulan di atasnya, lalu berlari menyusul mereka yang sudah masuk ke rumah bulat Regor.
***
"Kenapa kalian berkeliaran di jam malam seperti ini?!" Nyonya Vela menatap Logan, Selina, Hadar, Hera, dan Octan bergantian.
"Aku pikir kalian sudah tahu peraturan akademi nomor empat, atau kalian lupa?!"
Mereka berlima kini berada di ruangan Nyonya Vela, bersama Cavis tentunya.
Dia yang melaporkan Logan dan teman-temannya pada Nyonya Vela yang kebetulan masih di ruang kerjanya.
Logan melirik Cavis yang menyunggingkan senyuman miring. Dia harus ingat untuk menghapus senyum itu dari wajahnya.
"Kami ingat, Nyonya Vela." Selina yang menjawab.
"Bacakan!"
"Peraturan akademi nomor empat, setiap siswa tidak diperkenankan berjalan-jalan, berkeliaran, berkunjung, atau sekadar singgah di suatu tempat dan bertemu seseorang di atas jam sembilan malam." Selina menelan ludah di akhir kalimatnya.
"Terima kasih, Nona Moirai." Wanita yang mengenakan jubah dengan renda ungu itu mengambil kertas di lacinya.
"Tapi Nyonya Vela... Kami melakukan ini semua karena ingin menemukan Batu Bulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BATU BULAN [Logan Dirgantara] (SELESAI ✔️)
Fantasy|| BOOK ONE OF XALAZAR'S ACADEMY SERIES || *** Halo siswa baru tahun pertama, selamat datang di Akademi Xalazar! - Hygiea Sigrid Grimblehawk Alpha, Kepala Akademi ©️®️ Parana oh Nana 2020 CERITA MASIH LENGKAP! Sebagian diprivate, follow dulu untuk m...