19 • Fiolyne dan Seutas Bulu

168 27 2
                                    

SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW PENULIS DULU UNTUK MEMBACA LENGKAP

***

"Alpha, aku minta padamu untuk segera keluarkan dia dari akademi!"

Hadar menggeleng. "Tapi, Profesor... Logan tidak melakukan apapun!"

"Ya, itu benar..." Selina ikut menyahut. "Kita baru tiba setelah makan malam untuk mencari Logan karena dia tiba-tiba pergi, dan saat kita bertemu dengannya dia bilang..." Perempuan itu menatap Logan, sengaja menggantungkan kalimatnya.

Laki-laki itu terdiam sejenak. Matanya balas menatap Selina seolah menyiratkan arti kau-benar-benar-membuaku-harus-berbohong-Selina.

"Ya, Nona Moirai?"

Logan kini beralih menatap Profesor Alpha. "Aku bilang aku sudah kenyang... Karena itu pergi meninggalkan ruang pertemuan. Dalam perjalanan itu aku menemukan tikus Profesor Ladon dan tulisan merah... Dan Tuan, aku bersumpah bukan aku yang melakukannya."

"DIA BOHONG!"

"Tenang, Ladon... tikusmu tidak mati." Profesor Alpha kembali berucap. "Dia hanya terkena Seastara mode pembeku. Aku rasa Profesor Empusa, adikmu, bisa mengembalikannya. Dia memiliki Seastara penetralisir tingkat kedua. Tapi tetap itu membutuhkan waktu agar tikusmu kembali, kecuali jika kita menemukan sebuah penyembuhan yang tidak hanya sebuah luka."

Logan terdiam di kalimat terakhir Profesor Alpha.

"Empusa, kau boleh membawa tikus Profesor Ladon untuk disembuhkan."

"Ya, Profesor."

"Dan kalian berlima... segera kembali ke asrama kalian. Jangan berkeliaran malam-malam."

***

Kent baru saja selesai memakai sepasang kaus kakinya. Udara malam ini begitu dingin.

Besok juga siswa tahun pertama ada ulangan harian Seastara. Baru kali ini mata pelajaran itu mengadakan ulangan harian.

Kent sudah siap di atas kasurnya dengan sebuah buku tebal di pangkuannya dan mulai belajar jika saja Logan tidak masuk ke kamar dan mengalihkan fokusnya.

Laki-laki itu berjalan ke kasurnya, melepas jubah pelindung dengan lesu lantas merebahkan diri di kasur.

Kent tidak langsung mengajaknya bicara. Kejadian di persimpangan lorong sebelah Timur pasti mengganggunya.

Tapi Kent percaya dengan nyawanya bahwa Logan tidak akan melakukan hal sekeji itu, apalagi terhadap binatang.

"Kau sedang membaca apa, Kent?"

Logan mengubah posisinya menjadi duduk. Sepertinya keadaannya sudah lebih baik.

Kent mengangkat bahu. "Hanya bacaan ringan, Logan... Kau tidak lupa bukan besok kita ada ulangan harian?"

Logan mengernyit. "Benarkah?"

"Astaga!" Kent menepuk dahi. "Pikiranmu itu jalan-jalan sampai mana saat kelas Seastara tadi?"

Logan tertawa. Kalimat melantur Kent membuat kepusingan-kepusingannya terangkat sedikit. Mungkin dia sudah sampai ke ujung dunia, Logan tidak mendengarkan Profesor Empusa menjelaskan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Pertanyaan itu berhasil membuat kelengangan tercipta. Diamnya Logan membuat Kent merasa tidak enak karena sudah bertanya lancang.

"Maaf, Logan."

Logan tersenyum, dia menggeleng. "Tidak apa-apa, Kent. Aku paham... Itu hanya sebuah kesalahpahaman. Profesor Ladon mengira aku yang sudah membekukan tikusnya. Juga tulisan berdarah di dinding..."

BATU BULAN [Logan Dirgantara] (SELESAI ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang