SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW PENULIS DAHULU UNTUK MEMBACA LENGKAP
♡
***
"Jadi apa rencanamu sekarang?" Selina berbisik, melirik sebentar ke belakang. "Profesor Ladon mengikuti kita!" lanjutnya.
Logan menghela napas. "Tak ada pilihan lain. Kita harus meyakinkannya kalau kita tidak benar-benar sedang mencari Batu Bulan."
Hadar dan Selina mengangguk sekilas. Ketiganya berpisah dan berjalan menuju asrama masing-masing.
Saat Logan hendak memasuki Stingray Dorm, Profesor Ladon menahannya.
"Tuan Dirgantara... Mencari Batu Bulan untuk menghentikan Pangeran Kegelapan adalah hal yang sia-sia, tidak ada gunanya."
Logan terdiam sejenak. Mereka beradu pandang seolah-olah saling tikam, hingga Profesor Ladon memilih pergi.
Laki-laki tiga belas tahun itu menghela napas, lantas bergegas memasuki asrama.
Saat tiba di kamar, Kent masih membaca buku di atas kasurnya. Menoleh sebentar saat tahu Logan datang.
"Tumben sekali kau pulang lebih awal." Begitu komentarnya.
Wajar saja, Logan akhir-akhir ini sering sekali pulang larut. Bahkan dia pernah tidak tidur di kamar, tertidur di perpustakaan katanya.
Karena itu, dia siswa tahun pertama yang sering sekali mendapat hukuman membersihkan ruang belajar Stingray Dorm.
Logan melepas jubah pelindungnya, berganti pakaian. "Tidak ada lagi yang bisa dicari, Kent."
Kali ini, Kent menutup bukunya dan memberikan perhatian penuh pada teman sekamarnya itu. "Cari? Kau mencari apa?"
Lengang sejenak, Logan mengerjap. Dia mengangkat bahu. "Bukan apa-apa."
Logan melompat ke atas kasur, duduk bersila di atasnya. "Umm, Kent... saat pertama kita bertemu, kau mengatakan soal berhutang budi pada Ayahku. Jika aku boleh tahu, apa yang sudah Ayahku lakukan padamu?"
Kent yang semula riang kini menipiskan bibirnya. Ada semburat cahaya yang hilang dari matanya.
Dia tersenyum sendu. "Ayahmu... Tuan Dirgantara sudah menyelamatkan nyawa Ayah dan Ibuku."
Kedua alis Logan terangkat mendengarnya. Sungguh?
"Saat itu terjadi pemberontakan antar Dionysus. Ayah dan Ibuku nyaris saja terkena kutukan Seastara dari pihak lawan (pengikut setia Pangeran Kegelapan). Tapi Ayahmu berhasil mencegahnya, Tuan Dirgantara berhasil mencegah kutukan itu.
"Saat Ibuku menceritakan kisah itu sebelum tidur, aku tidak bisa membayangkan betapa hebat dan kerennya Tuan Dirgantara melakukan semua itu. Dan aku bersyukur karena saat ini bisa berbagi kamar dan berbicara langsung dengan anaknya."
Logan terdiam mendengarnya.
"Aku tahu kau bisa, Logan. Kau adalah Dionysus dan Sang Persona Grata terhebat, yang tak pernah meninggalkan siapapun."
Kent menarik napas sebentar. "Karena itu, jangan pernah ragu jika hal yang menurutmu itu memang benar."
***
Setelah dua hari yang lalu, saat Ilunga masuk ke kamar Logan dan membisikan kalimat ancaman, kini bayangan hitam itu tidak terlihat lagi di dalam kastil.
Syukurlah. Kastil Xalazar sementara waktu bisa aman.
Pun setelah Profesor Alpha digiring oleh laki-laki berjas hitam kemarin untuk diperiksa, Profesor Ladon kini menggantikan posisinya sebagai kepala sekolah sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATU BULAN [Logan Dirgantara] (SELESAI ✔️)
Fantasy|| BOOK ONE OF XALAZAR'S ACADEMY SERIES || *** Halo siswa baru tahun pertama, selamat datang di Akademi Xalazar! - Hygiea Sigrid Grimblehawk Alpha, Kepala Akademi ©️®️ Parana oh Nana 2020 CERITA MASIH LENGKAP! Sebagian diprivate, follow dulu untuk m...