12.

234 28 1
                                    


                             ***

Happy Reading♡

[REVISI]

"Lan!" panggil Glady kepada Alana yang berada di depannya.

"Hmm,"

"Lan. Ihh," Alana yang kesal mendongkak kan kepalanya menatap Glady.

"Apa?" tanya Alana menatap Glady. Nggak biasanya tu anak gresak grusuk seperti cacing aja.

"Lo bawa pembalut nggak?" tanya Glady ragu. Soal jadwal mereka tidak pernah ada yang samaan.

Alana membulatkan mulut nya seperti huruf 'O'. Lalu mengotak atik handphone nya. "Bentar," ujarnya.

"Ada kan?" tanya Glady.

Alana menjawab dengan anggukan kepala. "Tungguin bentar," ujar Alana tersenyum manis. Lalu beranjak dari tenpat duduknya.

Dilain tempat Calvin dkk sekarang berada di rooftop. mumpung sekarang free class lebih baik mereka berada disini dari pada dikelas.

"Ck. gue ke bawah dulu," ujar Calvin buru-buru.

Sedangkan yang lain cuman menatap Calvin heran yang tergesa-gesa. "Kenapa tuh?" tanya Candra yang tengah memakan kacang.

"Sam bisa ikut gue bentar," ujar Crystan. Memang Crystan sudah masuk sekolah, karena paksaan Viona dan Alana, dan hal hasil dia terpaksa menyetujuinnya. Padahal dia sudah home school tinggal belajar aja dari rumah.

Samuel mengangguk kecil lalu bangkit dari tempat duduknya. "Gue duluan," pamit nya lalu menyusul Crystan yang sudah pergi duluan.

Sedangkan di rooftop sekarang hanya tinggal Candra, Detra, dan Virgo. "Sekarang kita mau ngapain?" tanya Detra.

"Cabut," ujar Candra dan Virgo berbarengan.

***

"Kenapa?" tanya Calvin kepada Alana yang tengah membelakanginya.

"Hmm. Bang boleh minta tolong nggak?" tanya Alana.

"Candra?"

"Ih bukan. Glady," ujar Alana menggigit bibirnya. Kalau Calvin nggak mau bisa brabe urusannya, apalagi Glady sedang PMS bisa diamuk dia.

"Kenapa?"

"Kan Glady sedang dapet, terus dia minta tolong sama aku. Karena aku ada urusan jadi aku minta tolong sama abang. Mau ya," pinta Alana tersenyum tipis.

"Abang mau kan?"

"Hmm."

"Beliin pembalut sama kiranti," ujar Alana the to poin, membuat wajah Calvin pucat seketika.

"Nggak!" bantah Calvin.

"Abang nggak kasian apa sama dia, dia udah tembus, apalagi hari pertama pasti sakit," ujar Alana meringis menerawang.

"Yaudah. Yang apa?" tanya Calvin membuat Alana tersenyum puas.

"Nanti aja disana fotoin," ujar Alana karena senang rencananya berhasil.

"Hmm," guman Calvin pergi meninggalkan Alana.

Sedangkan Alana bersorak dalam hati, akhirnya rencananya berhasil juga. Sekarang saatnya cuss pergi ke kelas ayang bebnya.

Glady yang sedang menunggu di dalam kelas menatap terus kearah pintu, berharap Alana cepat datang.

"Lo kenapa?" tanya Viona kepada Glady yang keliatan cemas.

"Lo liat Alana nggak?" tanya Glady balik.

"Nggak," jawab Viona mengambil rubik di dalam laci mejanya. Glady terus menatap ke pintu.

"Lo kenapa sih?" tanya Viona heran melihat Glady yang cemas dan selalu melirik ke arah pintu.

Glady melirik Viona. "Gue dapet," cicit Glady meremas rok abu-abunya.

Viona mengangguk kecil, kemudian menatap Calvin yang baru saja ke dalam kelas sambil membawa satu kantong plastik hitam di tangan kirinya.

Viona menatap kantong yang sudah ada di hadapan mereka itu. "Maaf lama," ujar Calvin menatap Glady.

Viona mengerejabkan matanya beberapa kali, kemudian tersenyum kecil menatap Calvin.

"Ini apa?" tanya Glady menatap Calvin yang juga tengah menatapnya.

Calvin tersenyum canggung, kemudian menatap Viona yang tengah memainkan rubik. Viona yang paham tatapan Calvin meraih kantong plastik itu, kemudian mengeluarkan isi yang ada di dalamnya.

Viona tersenyum simpul, kemudia menatap Calvin yang juga tengah menatapnya dengan senyum canggung.

Glady mengerejabkan matanya beberapa kali, melihat apa yang sudah ada di hadapannya.

Sedangkan Calvin menyerahkan jeketnya ke hadapan Glady. "Jangan lupa pakai, gue ke kelas dulu," ujar Calvin, kemudian ke luar dari dalam kelas tersebut.

Glady yang masih menatap jeket di hadapanny, kemudian senyum terbit di bibirnya.

"Vi gue nggak mimpi kan?" tanya Glady yang masih belum percaya.

Seketika Viona mencubit lengan Glady, hingga membuat siempunya meringis karena sakit.

"Nggak mimpin kan? sana ganti," suruh Viona. Sedangkan Glady cengengesan lalu mengambil jeket Calvin dan melilitkan di pinggangnya.

"Gue mau ke toilet bentar, lo mau ikut?" tanya Glady, menjinjing katong plastik hitamnya itu.

"Nggak."

Dilain tempat sekarang Samuel, Crystan dan Alana sedang berada di taman belakang.

"Gue sih cuman dapat info sedikit, kalau Le...eh anak mak lampir itu sebenarnya anaknya om Vino," jelas Alana kepada mereka berdua.

"Itu aja?" tanya Samuel yang duduk di bawah pohon sambil bersandar. Alana mengagguk sambil memcabut-cabut rumput liar disekitarnya.

"Terus untuk membongkar kebusukan mak lampir itu gimana?" tanya Alana.

"Om Vino," celetuk Crytan.

"Caranya?"

"Introgaksi, soal kelemahan om Vino adalah tante Dea. Setau gue berdasarka info yang dikirim Ravin," ujar Crytan melainkan Samuel.

Alana berdecak kagum, nggak di sangka ya. Ravin yang jauh disana tapi mengetahui dibanding dirinya yang sangat tahu betul tentang seluk-beluk keluarganya.

"Kapan?" tanya Crystan, hal tersebut membuat Alana bingung. Ini kapan apanya.

"Hah?"

Crystan berdecak kesal kemudian menatap Alana dengan tampang bloonnya."Ck. Kapan kita ketemu om Vino?"

"Sore," jawab Samuel.

"Eh jangan," larang Alana menatap Samuel memohon.

"Kenapa?" tanya Samuel melainkan Crystan.

"Gue udah mikirin sebelumnya, kalau kita tanya langsung, kemungkinan besar om Vino akan curiga dan akan menghidar kalian nggak tau sifat om Vino yang sebenarnya," jelas Alana, membuat mereka paham.

"Gue kemarin ngajak Viona ketemu nenek hari ini."

"Ngapain?" tanya Samuel mentapa Alana tajam.

"Mau jenguk nenek lah," jawab Alana dongkol.

Sedangkan Crystan dan Samuel cuman mengangguk paha, hingga tiba-tiba Candra datang dan mengagetkan mereka.

"Bwahahah."

Alana yang terkejut spontan memukul Candra dengan ranting yang ada di dekatnya.

"Sakit beb," ringisnya memegang lengan yang dipukul Alana.

"Rasain," ejek Crystan dan Samuel, lalu mereka bangkit meninggalkan Alana dan Candra.

"Yang," pangil Candra. Sedangkan Alana bangkit dari duduknya dan meninggalkan Candra sendirian.

Maaf  ya autornya kemarin" lagi nggk mood untuk up jdinya telat.
Tpi usahain up tiap hari lagi
Bsok aku usahain dabel part...
See u









































Hope [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang