19 .

180 19 2
                                    

HAPPY READING:)

Viona menatap langit malam dengan pandangan kosong. "Masuk!" ujar Crystan yang berada di balakangnya, ntah dari kapan dia berada di sini.

Viona tidak bergeming membuat Crystan menghela napas. "Abang nggak mau sampe Ravin pulang gara-gara kamu," ujar Crystan berdiri di samping Viona.

"Lambat laun dia juga akan mengetahui hal bodoh yang kamu lakuin."

Viona melirik Crystan kemudia menatap lurus kembali. "Vio capek," ujar Viona memejamkan matanya menikmati angin malam yang menerpa tubunya.

"Sekarang semuanya seakan andai, seumpamanya, semua harapan Vio dah hilang," lirik Viona ke arah Crystan yang menatap lurus ke depan.

Crystan menoleh ke arah Viona yang juga tengah menatapnya. "Andai? Tapi semua itu jalan untuk kita meraih sesuatu bukan sekedar perumpamaan yang di dapatkan, tapi kenyataan yang di peroleh," ujar Crystan memegang kedua bahu Viona.

Viona cuman diam sambil menatap manik mata Cokelat Crystan. "Dan Abang ke sini mau beritahu Crystal dan Alexi minggu depan balik ke Indonesia," ujar Crystan menatap raut wajah Viona yang berubah ketika dia menyebut nama Lexi.

"Sekarang istirahat Abang nggak mau, Ravin marah-marah karena nggak jagaiin kamu di sini."

Viona cuman mengagguk kecil kemuadian masuk ke dalam kamarnya dan di ikuti Crystan yang ada di belakangnya sambil menutup pintu balkon kamar Viona.

***

Dengan senyum mengembang Calvin menemui Dea yang berada di kantin rumah sakit.

"Tan," panggil Calvin berdiri di dekat meja yang di tempati Dea.

Dea menoleh seketika senyum mengembang menghiasi wajah ayu nya. Calvin segera menyalami tangan Dea kemudian duduk di sampingnya.

"Tante nggak kerja kan?"

"Nggak, jam kerja tante udah habis," jawab Dea. Senyum mengembang terbit menghiasi wajah kokohnya Calvin.

Dea tersenyum geli, kemudian mengusap bahu Calvin. "Kenapa ham?"

Calvin menggeleng kecil. "Gimana keadaan Alle?" tanya Dea sontak membuat Calvin terkejut. Sedangkan Dea Cuman menatap Calvin dengan senyum tipis

"Owh, dia udah baikan kok tan," jawab Calvin. Dea menjadi canggung ssendiri karena ketidak sengajaan menyebut panggilan kesayangan anak perempuannya itu.

"Gimana sekolah kamu? Dan mau lanjut kemana?" tanya Dea mengalihkan pembicaraan.

"Baik kok tan, kalau soal itu belum kepikiran," jawab Calvin tersenyum kikuk.

Cukup lama mereka diam sampai suara seseoramg memecahkan keheningan tersebut. "Dea," panggil seseorang dari arah belakang sontak Calvin dan Dea menoleh ke arah belakang.

"Nenek!"

"Mama!"

Calvin menatap Dea kemudian neneknya bergantian. Sedangkan Vino yang berada di belakang Sonya menatap Calvin dengan pandangan bertanya. Pengen mengisyaratkan supaya menanyakan keberadaan Sonya disini. Dea yang memerhatikan Vino lalu menatap tajam ke arah sang adik.

"Nenek ngapain di sini?" tanya Calvin sontak membuat Vino tersenyum mengejek ke arah sang kakak.

Sonya tidak menjawab pertanyaan Calvin melainkan menatap Dea yang juga tengah menatapnya. Kemudian dia kembali menatap Calvin yang masih menatapnya. "Calvin ngapain di sini?" tanya Sonya membuat Calvin menatap ke arah Sonya dengan tatapan bingung.

Tidak ada yang menjawab hingga suara Vino memecahkan keheningan tersebut. "Gimana sekolah kamu? Mau lanjut kemana?" tanya Vino yang berada di sebelah Calvin. Calvin melirik ke arah omnya itu.

"Sekolah baik, belum kepikiran," jawab Calvin enteng membuat Vino mendengus geli.

"Jerman, Inggris, Amerika, Autralia, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Indonesia," ujar Vino menaik-naikan alisnya.

Calvin menatap omnya itu datar. "Belum tau om," ujarnya kemudian menggambil handphone nya bergetar di saku jeketnya.

Setelah mengangkat telfon tersebut Calvin minta izin pulang duluan karena teman-temannya sudah menunggu di apartemennya.

"Calvin pamit Tan, Nek, Om," ujar Calvin menyalami tangan mereka.

"Hati-hati jangan ngebut di jalan," pesan Sonya diangguki Calvin kemudian dia meninggalkan tempat itu.

Sonya menatap kepergian Calvin lalu menatap kedua anaknya yang berada di hadapannya dengan pandangan bertanya. "Kalian bisa jelasin ke mama?" sontak membuat Vino dan Dea menatap Sonya yang juga tengah menatap mereka.

"Sebenarnya ini rencana mas Bagas ma," jawab Dea membuat Sonya terkejut dan Vino tersenyum geli mengingat rencana kakak iparnya itu.

Sebenarnya...
Mau lanjut atau nggak nih?
Ada yang nungguin nggak ya?
Wkwkw

Jangan lupa Vote, Comen and Shere..

Thanks you gaessss



Hope [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang