23.

159 15 0
                                    

                                 ***

Sekarang menunjukan pukul 19.35 p.m. Apartemen yang biasanya rapi, sekarang keadaan bertolak belakang menjadi berantakan seperti kapal pecah. Karena ulah Alana dkk dan Calvin dkk.

Karena paksaan Alana kemarin sore walau sudah dia tolak mentah-mentah akhirnya Alana berhasil juga buat Viona luluh dan mengijinkan mereka main ke apartemennya.

"Kak Crystan mau ikut nggak sama kita-kita pergi liburan?" ajak Alana kepada Crystan yang ada di sampingnya

"Emang kemana? Tumben liburan?" tanya Crys sambil mengelus puncak kepala Alana dengan lembut.

"Berlin, mau ya-ya?" ajak Alana dengan puppy eyes nya agar Crys mau ikut.

"Hmm, gimana ya? Kakak kan udah lama disana? Jadi lain kali aja ya," ujar Crystan

Sedangkan Alana yang berada di sebelah Crystan cuman menganggukan kepala kecil tanda mengerti.

Yang lain tersenyum geli melihat Alana, karna gagal menggajak Crystan pergi liburan kecuali Viona, Samuel, dan Candra.

Candra yang berada di sebelah Calvin mencoba menahan kesal termakan api cemburu. Calvin yang menyadari perubahan Candra tersenyum jail.

"Hmm, ada yang cemburu," ucap Calvin sambil memainkan handphone di genggamannya.

Mereka menoleh kearah Calvin. "Siap bang?" tanya Alana penasaran ngga mungkin kan Calvin sendiri Cemburu sedangkan Glady ada disebelahmya, kalau Virgo ngga mungkin deh, Detra malah ngga mungkin ia aja ngga ada pasangan, kak Sam mana mungkin Viona aja belum kasih lampu untuk mendekat, kak Crystan ngga deh, apa Candra? Tapi dengan siapa?

Sedangkan Candra mentap tajam ke arah Calvin. Hal itu membuat mereka paham apa yang dimaksud Calvin barusan.

Semua cuman bisa menahan tawa, alih-alih supaya Candra nggak mengobrak-ambrikan isi aparetemen Viona. Sedangkan Alana wajahnya sudah semerah bak cabe giling, eh semerah tomat maksudnya.

***

"Oh ya, gue hampir lupa? Besok jadwal penerbangan kita jam 5 subuh, kalian udah peking kan?" tanya Alana berjalan kearah dapur.

"Gue sih udah," jawab Galdy mewakili semua teman-temannya dan di angguki oleh mereka semua, kecuali Viona.

Sadari tadi Alana terus memerhatikan Viona yang selalu melamun sejak kepergian Crystan beberapan jam lalu.

"Vio lo gim ...." ucapan Alana langsung disela Viona. "Gue ngga bisa ikut!" ucap Viona memejamkan matanya bersandar disandran kursi single yang dia tempati.

"Kenapa?" raut wajah Calvin berubah masam, ia tidak suka yang di ucapkan Viona.

"Kenapa lo batalin sih Vi? Liburan ini untuk lo, seenak jidat lo ngebatalin gitu aja!" protes Alana yang tak terima.

"Gue undah bilang kan? Gue ngga pergi, bukan ngebatalin liburan kalian!" tekan Viona.

Calvin menghela nafas gusar, kalau sudah seperti itu dia berbicara berarti tidak bisa dibantah.

"Kenapa lo ngga jadi pergi?" tanya Alana yang masih belum ngerti jalan pikiran sepupunya.

Viona menghela nafas lelah."Gue udah beri tahu lo beberapa waktu lalu kan? Dia pulang," ucap Viona beranjak dari tempat duduknya.

Sedangkan Alan terdengung mendengar ucapan Viona berarti dia akan pulang.

Sedangkan yang lain kebingungan, bertanya tanya maksud ucap Viona dia, 'Dia' dia siapa? Terutama Calvin.

"Gue keluar dulu," ucap Viona tampa memperdikan mereka lagi.

Setelah Viona pergi cuman tinggal kehingan, "Maksudnya? Dia siapa?" tanya Calvin menatap Alana berharap mendapat semua jawabanya.

Alana masih diam mencerna apa yang Viona ucapan beberapa waktu lalu.

"Lan, jawab gue? Dia itu siapa?!" tanya Calvin membuat Alana terkejut nggak biasanya Calvin ngembentak Alana.

Alana diam enggan berbicara mentap ke depan dengan tatapan kosong, yang dia rasakan saat ini campur aduk, anatara kesal, senang, marah, sedih menjadi satu.

"Lan. Please jawab gue?!" lirihnya mengajak rambutnya pertanda frustasi.

Glady, Sania, Detra, Virgo, dan Candra cuman menatap Calvin dan Alana dengan bingung. Ingin menanyakan sesuatu tapi takut salah, mereka lebih memilih bungkam karena tidak tau persoalan yang sedang mereka lihat.

Sedangkan Samuel menatap Alana dengan tatapan sulit dimengerti, sebebab dia mengetahui secara detail masalah yang terjadi saat ini.

"Lan?!" ucap Calvin lirih menunduk ke bawah, dia takuktin mengenai masa lalu yang sudah terjadi dan tidak mau kehilangan Viona lagi.

"Semua karna Lexi," jawab Samauel lalu meninggalkan mereka semua tampa pamit sedikit pun.

Semua diam mencerna ucapan yang diucapin Samuel barusan.

Lexi?

                                ***

Happy reading♡

Jangan lupa Vote, Comen and Shere

Thanks you😍
  

Hope [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang