Happy Reading♡[REVISI]
Sepulangnya Alana dari mall, dia dan Crystan langsung ke rumah Viona ingin minta maaf karena kejadian tadi siang yang tidak disengaja.
Tok! Tok! Tok!
Sudah sepuluh menit mereka menunggung tidak ada juga yang membukakan pintu untuk mereka.
"Lan bell nya kan ada, kenapa ngetok pintu?" ujar Crystan bingung.
"Hehehe ...gue lupa kak," cengesan nya lalu langsung menekan bell. Beberapa saat baru lah terbuka pintu rumah yang mempetlihatkan Calvin.
"Lama amat sih bang, lumutan tau nggak nungguin," ujar Alana menerobos masuk.
Calvin tidak menghiraukan Alana tapi dia menatap Crystan yang masih berdiri dihadapanya.
Crystan yang tak menghiraukan tatapan Calvin langsung melenggang masuk tampa menghiraukan tuan rumah yang masih bediri didepan pintu.
"Bukannya gue disini tuan rumahnya?" guman Calvin seraya menutup pintu dan menyusul dua curut ke ruang tengah.
"Kalian mau nggapain?" tanya Calvin duduk disofa yang tadi dia tempati.
"Minum bang. Haus," ujar Alana mengipas-ngipaskan tangan didepan wajahnya.
"Noh dapur ambil sendiri!" suruh Calvin menunjuk dapur dengan dagunya.
"Abang kan tuan rumah, gini ya bang tamu itu bagaikan raja loh," jelas Alana. Tapi Clavin ya Calvin tidak akan mudah disuruh-suruh. Keras kepala emang.
"Gue nggak babu lo!" ujar Calvin bangkit dari tempat duduknya menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
"Eh bang, Viona ada kan?" teriak Alana.
"Kamar," balas Calvin sedikit berteriak.
Alana mengangguk kecil lalu pergi ke dapur untuk mengambil minum untuk dirinya dan Crystan.
Crystan yang melihat Alana pergi kedapur malah bangkit dan menuju ke kamar Calvin yang berada dilantai atas.
Setibanya Alana di dapur dia melihat ada mak lampir yang sedang membuat jus jeruk soal jusnya warna orange.
Alana tidak menghiraukan ada Sarah dia segera membuka kulkas dan mengambil dua botol minuman soda dingin.
"Ngapain kamu?" tanya Sarah tiba-tiba mebuat Alana terkelonjak kaget.
Alana segera menutup kulkas lalu membalikan badannya menghadap Sarah. "Tante nggak liat aku ngapain?" tanya Alana balik dengan nada tak suka.
"Bicara dengan orang tua sopan sedikit!" ujar Sarah menuangkan jusnya kedalam gelas.
"Gini ya tan, maaf ya aku nggak sopan sama tante, tapi alasan untuk sopan sama tante itu tidak ada di kamus aku," jelas Alana dengan senyum tipis.
Sarah menatap Alana tajam. "Kamu nggak ingat saya itu tante kamu Alana!" tekan Sarah menahan emosi yang sudah sampai keubun-ubunnya.
Alana berdecak lalu menatap Sarah tajam. "Tante ya? Rasanya aku nggak ada tante kayak situ," sinis Alana ingin bermain-main sedikit.
"Kamu ya!!" geram Sarah ingin menjambak Alana yang sudah kelewatan batas.
"Apa? emangnya aku takut sama situ. Ingat ya kartu as ada sudah ada ditangan saya. Penghacur rumah tangga orang dan sekarang malah drama. Good saya salut loh drama nya terlalu bagus di film kayaknya bagus juga," ujar Alana menatap Sarah yang sudah menahan amarah ditandai dengan wajah merah padam.
Kemudia Sarah tersenyum picik. "Bagus kalau kamu tau, saya juga tidak capek-capek drama lagi didepan anak ingusan seperti kamu," sinis Sarah menatap Alana tajam.
Alana membulatkan mulutnya seperti huruf 'O'. "Oh anak ingusan ya," ujar Alana membuka tutup minuman yang dia ambil tadi.
"Ck. Emang susah ya ngomong sama mak lampir sihirnya good banget, aku tatut," ledek Alana duduk dikursi bar yang disediakan didapur tersebut.
Sarah mengeram kesal. "Oh ya mak lampir aku mau tanya dong. Anak titisan mak lampir itu bapaknya siapa sih? Nggak mungkin dong anak om Bagas, pasalnya om Bagas sangat mencintai tante aku. Tante Dea," ujar Alana tampa takut-takut akan disemprot oleh mulut kompor mak lampir yang ada dihadapannya.
"Dari mana kamu tau soal Dea?" tanya Sarah memicingkan matanya mentap Alana tajam.
"Kan dia tante aku," jawab Alana dengan tampang dipolos-polosin.
"Dari mana kamu tau soal Dea?!" gertak Sarah membuat Alana tersenyum davil.
"Tante rempong, mak lampir pertanyaan aku tadi belum dijawab loh," alih Alana meminum minumannya dengan santai.
"Jangan alihkan pertanyaan saya Alana!" tekan Sarah dengan wajah merah padam.
"Jangan alihkan pertanyaan saya tante mak lampir!" tekan Alana balik menatap Sarah tajam.
"Kamu!!" tunjuk Sarah tepat dihadapan wajah Alana.
"Apa? Bukannya tante belum jawab pertanyaan aku tadi anak siapa sebenarnya Lexi," ujar Alana sengit lalu menepis tangan Sarah dengan kasar.
Sebenarnya Alana malas menyebut nama anak mak lampir ini sih, tapi yang gimana lagi biar mancing dia biar semuanya terungkap. Sehabis pulang dari sini gue harus cuci mulut nih biar nggak ada bekas nama anak mak lampir kerena ketinggalan, batin Alana dongkol.
Sarah yang tidak dapat menahan amarah nya lagi ingin menyemprot Alana yang saat tengah berada didepanya. "Kamu nggak usah ikut campur urasan saya!" tekan Sarah.
Alana yang berada di depan Sarah ingin sekali merobek mulut mak lampir itu dengan garpu yang berada dihadapannya.
"Tan aku nggak pengen ikut urusan makpir tapi aku nanya siapa bapak anak makpir. Nggak mungkin kan anak makpir lahir sendiri tampa bapak," ujar Alana meminum jus yang dibuat Sarah tadi dengan tanpang tidak bersalah.
Sarah membanting gelas yang ada dihadapannya hingga membuat suara gaduh. Untung dapur ruangan kedap suara kalau tidak pasti seiisi rumah keluar kan brabe urusannya.
Sarah menunjuk Alana. "Ini semua karean Vino sialan itu kalau tidak saya sudah mendapatkan Bagas dengan seutuhnya tampa membuat Dea celaka," ujar Sarah keceplosan membuat Alana terkejut.
"Maksudnya om Vino, om aku?" tanya Alana masih tidak percaya.
"Om sialan kamu itu karena dia saya hamil Lexi!" tekan Sarah dengan wajah merah padam.
Satu hal lagi membuat Alana terkejut bukan main. Berarti selama ini dia juga sepupuan juga dong sama anak makpir ini kan anak omnya. "Dunia sempit amat ya makpir," kekeh Alana puas karena dapat mengorek informasi sedikit.
Sarah yang sadar sudah keceplosan memilih keluar dari dapur dari pada semuanya akan bocor dengan mudahnya setelah dia simpan rampat selama ini dan dengan mudahnya anak seperti Alana dapat memancingnya untuk mengatakan semuanya.
Jangan lupa Vote, comen, dan sherenya ya teman-teman.
Muaciw
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope [COMPLETED]✔
Novela JuvenilREVISI!! AWAS MATA SAKIT TYPO BERTEBARAN≧ω≦ JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!😅 BIASAKAN JADI PEMBACA YANG BIJAK:) Liku-liku kehidupan tidak membuat dia goyah untuk mendapatkan haknya yang selama ini tak pernah dia rasakan. Viona Alleadra Velencia...