***Sudah seminggu lebih Viona tidak sekolah dan Calvin juga ikut menghilang, membuat teman-temanya khawatir terutama Alana.
"Lex. Viona sama Calvin kemana? Lo kan adiknya pasti tau dong," ucap Detra ada tersirat nada tak suka, ntah karena apa.
Lexi tersentak lamunannya menatap Detra dengan tatapan bertanya, "Eh. maaf kak apa ya?" ucap Lexi benar-benar tidak tahu.
Sekarang Lexi sudah sekolah, sekolah yang sama dengan Viona sesuai dengan permintaannya.
Sedangka Alana yang duduk didepan Lexi cuman menatap sepupunya itu dengan tatapan sadu, tapi tersirat rasa kecewa dari tatapannya.
"Mereka pergi ke Bandung nengok nenek mereka katanya sakit," ucap Crystan melirik Samuel.
Sedangkan yang Alana dan Crystal menatap Samuel dan Crystan dengan curiga, pasalnya mereka saling lirik.
Lexi cuman menunduk rasa bersalah terus menjalar dihatinya, karena mendengar ucapan Candra yang ngga sengaja keceplosan."Udah seminggu Vio ngga sekolah, apa karena tante Sarah dan Lexi pulang," ucap Candra. Memang Alana sudah menceritakan semuanya kepadanya.
***
"Abang dan kak Sam nggak lagi sembunyiin sesuatukan dari kita kan?!" tanya Crystal menatap mereka curiga.
Crystan melirik Samuel yang kelihatan acuh, dia ssbenarnya enggan untuk memberi tahu apa yang terjadi sebenarnya. Tapi...
Crystan diam sejenak lalu mulai menceritakan apa yang terjadi dengan Viona dan Calvin hal itu sontak mereka terkejut.
"Gue nggak nyangka, setega itu om Bagas merahasiakan ibu kandung mereka," ucap Crystal diangguki Alana walau sebelumnya dia juga sudah tahu.
Semua diam sibuk dengan pikiran masing-masing, "Sekarang mereka ada dimana?" tanya Tata (panggilan Crystal) pasalnya ngga mungkin mereka pergi dengan keadaan kacau seperti ini, apalagi Viona.
"Calvin di apartemen gue, kalau Viona gue ngga tau, terakhir kali gue ketemu sama dia ditepi danau," ucap Samuel yang sadari tadi cuman diam.
"Kapan?" tanya Alana dengan ratusan cabang dipikiran dia, apa mungkin Viona niat.
"Tiga hari yang lalu, dia cuman nenangin diri, bukan yang ada dipikirin lo," timpal Samuel tau apa yang dipikirkan Alana.
***
Sekarang Viona sudah rapi dengan seragan sekolahnya, tidak mungkin kan dia masih terpuruk dan mengurung diri selama seminggu lebih, masalah Calvin ia belum ketemu sejak kejadian itu, entah dimana sekarang dia.
Saat Viona melewati ruang makan, sudah disunggahi pemandangan yang memuat hati nya tersayat.
"Eh. Kak Vio sarapan bareng yuk kak!!" ujar Alexi melihat Viona cuman berdiri.
Viona merasa aneh, kenapa Lexi nggak memanggilnya dengan embel-embel kak Al lagi, tapi itu semua tidak dia pikirkan, dia malanjutkan jalannya meninggalkan ruang.
"Kamu ngga sarapan dulu sayang!!" ajak Bagas supaya mereka sarapan pagi bersama.
"Di sekolah. Vio pamit," pamit Viona tampa menyalami seperti biasa dan meninggalkan begitu saja.
Bagas melihat kepergian putri satu-satunya menghela nafas lelah, ia merasakan betapa kecewanya kedua anak terhadap dirinya.
Sedangkan Sarah cuman diam, lalu melanjutkan makannya.
"Yaudah. Lexi pamit dulu," ucap Lexi bengkit dari kursi yang dia tempati dan menyalami kedua tangan orang tua nya.
Sampai di sekolah Viona langsung menuju kelasnya, dia berharap bisa ketemu sama Calvin hari ini, supaya rasa khawatir nya tidak menghantui mengenai Calvin tidak pulang seminggu lebih.
Sampai di kelasnya Viona langsung menghampiri mejanya, ternyata disana sudah ada Alana dan Sania.
"Al lo kemana aja? Lo baik-baik aja kan?" ujar Alana lirih diakhir ucapanya.
Viona meletakan tasnya diatas meja lalu mengelamkan kepalanya di lipatan tangannya sebagi bantal.
Sania yang duduk dibelakang Viona menatap pungung Viona yang agak kurus dari sebelumnya, menghela nafas lelah, dia pengen menanyakan keadaanya tapi takut mengganggu perasaan Viona yang sedang down.
Alana yang duduk disamping Viona cuman berharap semuanya cepat berakhir dan Viona kembali seperti semula.
Pas istirahat Viona tidak ikut dengan teman-temanya kemantin melaikan ia sekarang berada di rooftop menatap langit yang begitu cerah berbanding terbalik dengan suasana hatinya.
"Calvin baik-baik saja, lo nggak usah ngawatirin dia," ucap seseorang tepat disamping Viona.
Mereka sama-sama diam membiarkan angin menerpa tubuh mereka,
Samuel memejamkan matanya sanggup tidak sanggup dia harus mengatakanya karna tugasnya disini sudah selesai."Gue cuman mau bilang minggu besok gue harus balik, gue harap lo nggak lupain gue karna gue pergi dan jaga diri lo baik-baik," ucap Samuel tersenyum masam, menahan sakit didadanya melihat orang yang ia cintai cuman menganggap dirinya seorang kakak.
"Bukannya?"
"Gue cuman nepatin janji gue sama Ravin."
Viona menahan mati-matian air matanya agar tidak turun, tapi tampa diperintah ia sudah meluncur duluan dipipi mulusnya.
Viona mengerti apa yang diucapkan Samuel barusan, karena sudah menganggap Samuel seperti abangnya sendiri nggak lebih dari itu semua.
"Gue pengen meluk lo untu terakhir kalinya, anggap aja adik-kakak lo mau kann?" ucap Samuel diakhiri kekehan.
Tampa babi bu Viona langsung memeluk Samuel, merasa bersalah tidak bisa membalas perasaannya selama ini.
"Maaf, maafin gue ngga bisa balas semuanya," ucap Viona dipelukan Samuel.
"Gue tau, dihati lo masih ada dia bukan? Gue iklah asal lo bahagia," ucap samuel memeluk Viona erat menyalurkan apa yang dia rasakan selama ini.
"Maaf."
"Lo jangan nangis nanti tambah jelek," kekeh Samuel menghapus air mata dipipi Viona.
Viona tersenyum walau seperti apa keadaannya Samuel selalu bisa membuatnya tersenyum.
"Makasi," ucap Viona memeluk Samuel kembali, Samuel dengan senang hati memeluk Viona walau dia cuman sebatas kakak, tapi itu semua cukup untuk dia merasa bahagia.
Gue sayang lo Alle melebihi keadaan kita sekarang, batin Samuel menggeratkan pelukannya dan mencium puncak kepala Viona.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope [COMPLETED]✔
Teen FictionREVISI!! AWAS MATA SAKIT TYPO BERTEBARAN≧ω≦ JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!😅 BIASAKAN JADI PEMBACA YANG BIJAK:) Liku-liku kehidupan tidak membuat dia goyah untuk mendapatkan haknya yang selama ini tak pernah dia rasakan. Viona Alleadra Velencia...