two:: joining

452 74 39
                                    



TWO:: JOINING

Seoyeon tak berbicara apa-apa, pandangannya kosong keluar jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoyeon tak berbicara apa-apa, pandangannya kosong keluar jendela. Sedari tadi lehernya sakit menahan tangis. Ia masih teringat bagaimana ia membuat pengawal Kino terjatuh lemas dengan darah yang keluar dari kepalanya menggenang di jalan.


Ia baru saja membunuh orang. Seoyeon takut sekali. Ia tidak pernah melakukannya sebelumnya. Sebagaimana ia mencoba menyelamatkan dirinya pun, ia tak pernah melakukannya.

Seonghwa sesekali melirik ke arah sampingnya. Ia merasa canggung dan tidak tau harus membawa Seoyeon kemana. "Rumahmu dimana?" Tanya Seonghwa pada akhirnya setelah mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan primadona kampusnya itu. Seoyeon hanya menoleh sebentar dan tidak menjawab pertanyaan Seonghwa, membuat Seonghwa mendecih pelan 'selain terkenal, sombong juga dirinya', batin Seonghwa.

"Ayolah, aku tidak mungkin terus mengendarai mobil tanpa tujuan." ujarnya "itu lebih baik daripada harus ke rumahku." Seonghwa menoleh memberikan ekspresi bingung. "Lalu kau ingin kuturunkan dimana?" Seoyeon menggeleng "Jangan tinggalkan aku sendiri, Kino dan orang-orangnya akan menemukanku" Seonghwa tak mengerti, kenapa Seoyeon tidak melaporkan ke pihak berwajib? Terlebih orang tuanya, Seonghwa dengar, ayah Seoyeon adalah kepala kepolisian terkenal dan ibunya seorang jaksa.

"Aku akan menepi sebentar, selagi aku mengisi gas, pikirkan baik-baik kemana kau akan pergi" Seonghwa memasuki sebuah pombensin, disana ada minimarket yang buka 24/7. Seonghwa berniat untuk membeli suatu obat pereda sakit kepalanya mengingat stock obat di rumahnya sudah habis dan ia belum ke rumah sakit untuk meminta resep dokter.

Saat hendak keluar Seoyeon memanggilnya "Hey! Kau punya uang?" Tanyanya "Tentu saja, jika tidak bagaimana bisa aku mengisi gas" jawan Seonghwa sewot sambil menutup pintu. Seoyeon ikut keluar dari mobil "Aku pinjam uangmu sebantar, aku ingin membeli make up eraser." Seonghwa melebarkan matanya "Kau gila?! Uangku tidak sebanyak itu untuk membeli hal-hal keperempuanan." Seoyeon berdecak "Harganya tidak mahal, lagian apotek juga menjualnya, itu untuk kesehatan kulitku kau tau." Seonghwa tidak membalas ucapan Seoyeon, melainkan ia menatap wajah Seoyeon yang sekarang sedang menatap ke arah lain.

Wajah Seoyeon masih terolesi dengan make-up, pipi yang terlihat mengkilap karena highlighter, kelopak mata dengan eyeshadow yang di blending, maskaranya yang luntur dan jangan lupa bibirnya yang berwarna merah itu oleh lipstick, tetapi sepertinya lipstick yang ia gunakan acak-acakan, karena dari bibir kiri sampai ke pipi, noda lipstick berada disana.

'Apa sesuatu terjadi padanya?'

"Jangan melihatku seperti itu, aku tau aku buruk rupa sekarang, jadi aku harus membersihkannya." Seonghwa terbuyar dari lamunannya. Ia pun dengan berat hati meraih kantong belakangnya dan memberikan 4 lembar uang kepada Seoyeon.

 ࣧ 𝐓𝐇𝐑𝐎𝐔𝐆𝐇 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐀𝐑𝐊  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang