four:: late night talk

313 63 8
                                    



FOUR:: LATE NIGHT TALK

FOUR:: LATE NIGHT TALK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seoyeon keluar dari kamar mandi dengan baju yang sama, ia mengeringkan rambutnya dengan handuk dan berjalan ke cermin. Rambut merahnya yang makin hari warnanya semakin hilang, dan lingkaran mata yang menjadi ciri khasnya semakin terlihat, she overworked herself tho.

Ia melihat pantulan Seonghwa di cermin yang sedang tertidur, pipinya mengembung dan dahinya berkerut, sepertinya ia sedang mengalami mimpi buruk. "Seonghwa, bangun, aku tidak akan tidur dengan bau mu itu." Namun Seonghwa tak kunjung bangun, matanya bergerak kemana-mana sambil terpejam, nafasnya memburu.

Seoyeon menatap Seonghwa ngeri, "Seonghwa?" Seonghwa tetap tidak bangun, ia mulai mengeluarkan suara seperti nafas yang tersenggal, dan seperti erangan kesakitan. Seoyeon mendekati Seonghwa dan langsung menyentuh pundaknya.

"Seonghwa!"

Akhirnya mata Seonghwa terbuka, ia langsung bangun dari posisi tidur tengkurapnya. "Ada apa denganmu?!" Tanya Seoyeon atau lebih tepatnya bentakan Seoyeon. Seonghwa masih menetralkan nafasnya dan ia menatap Seoyeon kaget.

"Kau sudah selesai?" Tanya Seonghwa dengan nafas yang memburu, Seoyeon mengangguk sebagai jawaban. Dengan begitu Seonghwa langsung berdiri dan menuju kamar mandi, lalu ia menutupnya dengan keras meninggalkan Seoyeon yang masih bingung dengan apa yang terjadi. "Ada apa dengannya?" Monolog Seoyeon.

Setelah Seonghwa selesai, sama seperti Seoyeon, ia keluar menggunakan baju yang sama, walaupun sekarang jaketnya sudah ia buka dan hanya kaus hitamnya dan celana bahan panjang berwarna cream. Rambutnya yang basah ia biarkan.

Ia menatap kesekelilingnya dan tidak menemukan Seoyeon dimanapun "Apa dia baru saja kabur?" Seonghwa berjalan menuju kasur sebelum sebuah suara memanggilnya "Seonghwa, lihatlah." Seonghwa mendongak dan melihat Seoyeon di balkon. Bahkan ia pun baru tau jika motelnya ada sebuah balkon.

Seonghwa ikut keluar dan berdiri di samping Seoyeon. Sangat gelap, tak ada yang bisa dilihat, bahkan Seonghwa pun bingung apa yang harus dilihat, hanya jalanan panjang yang sepi, seperti tak ada tanda kehidupan.

"Apa yang harus dilihat? Semuanya gelap, Seoyeon" ujar Seonghwa sambil manaikan alisnya. "Ck, bodoh, lihatlah ke atas" Seonghwa mendongak dan "Wah!"

Pemandangan taburan bintang atau sering dikenal dengan starry night berada tepat di mata Seonghwa. Ia kagum, karena sebelumnya hanya bisa melihatnya dari lukisan Eunseo, tapi sekarang ia bisa melihatnya langsung. "Aku tak tau ada banyak sekali bintang di langit." celetuk Seoyeon masih memandangi langit.

Pernyataan tersebut membuat Seonghwa bingung lalu ia tertawa, tentunya menertawai Seoyeon. "Kau masih belum lulus sekolah atau bagaimana? Bintang kan memang tak terhingga berapa banyaknya." Seoyeon tersenyum "Aku memaklumimu jika kau tertawa," Seoyeon menoleh "karena kau tak tau maksudku bukan?"

Senang sekali Seoyeon membuat Seonghwa bingung. Yang asalnya ia tertawa sekarang ia diam merasa bersalah. "Maaf". Seoyeon menggeleng. "Jangan meminta maaf, aku memaklumimu." Seonghwa mengangguk dan sekarang ia menyender pada tembok sambil melihat Seoyeon dari belakang.

Banyak tanda tanya besar di kepalanya tentang Seoyeon. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Kenapa ia harus menghindari Kino? Mengapa ia tak melaporkan Kino? Mengapa ia tidak ingin ke rumahnya dan bertemu orang tuanya? Dan kapan pertanyaannya akan terjawab?

"Jadi, apa yang baru saja kau mimpikan?" Tanya Seoyeon sambil membalikan badannya. Seonghwa melirik "Tidak ada." Jawabnya singkat. Seoyeon mengangguk "tak apa jika kau tak ingin cerita, akan ku tunggu sampai kau siap." ujarnya sambil tersenyum dan menatap ke arah lain. "Lalu kau?" Seoyeon bergumam sebagai pertanyaan.

"Kapan kau akan bercerita?"

"Tentang?"

"Semuanya"

Seoyeon diam, mata monolidnya terkunci dengan mata lebar Seonghwa. Rasanya ia tidak ingin Seonghwa bertanya seperti itu, karena itu akan hanya mengingatkannya terhadap semua hal mengerikan yang sudah tergambar di memorinya, dan itu terlalu sakit untuk di ingat. Ia langsung berbalik membelakangi Seonghwa. "Aku tidak tau apa maksudmu, bukannya aku sudah cerita semuanya?" Seonghwa tersenyum mencemooh "Masuklah, di luar semakin dingin."

Seoyeon menggeleng, "kau saja, aku suka angin malam" Seoyeon menoleh dan tersenyum ke arah Seonghwa, hanya ingin membuat Seonghwa tau bahwa ia ingin sendiri. "Kau tak ada baju lain?" Pertanyaan Seonghwa satu ini tak perlu dijawab, sudah pasti Seoyeon tak punya baju lain selain dress chiffon hitamnya itu.

"Do i look like i bring a suitcase to this room?" Sarkas Seoyeon membuat Seonghwa terkekeh. "Tunggu disini sebentar" Seonghwa masuk ke kamar dan mencari tas ransel yang ia bawa, ia megambil hoodie putih dan celana training yang selalu ia bawa kemanapun itu pergi. Tak ada alasan khusus, hanya saja kadang ia ingin menggunakan baju yang santai jika berada di luar terlalu lama.

"Gunakan bajuku"

"Aku akan terlihat lucu menggunakannya Seonghwa" bagaimana tidak, tinggi Seonghwa yang berbeda 20cm pas itu membuat celana Seonghwa terlihat lucu jika dikenakan oleh Seoyeon.

"Daripada dirimu tidur dengan pakaian tersebut, aku juga tidak ingin tidur dengan dirimu menggunakan baju seperti itu, DAN, aku tidak akan membiarkanmu tidur di lantai." Seoyeon tertawa. "Can i hug you?" Tanya Seoyeon tiba-tiba membuat Seonghwa kaget.

Seonghwa menatap kesana kemari, mencoba menghindari tatap mata Seoyeon, otaknya memaksa untuk mengatakan sesuatu, tetapi tak ada satupun kata yang keluar. Ia mendadak lupa apa bahasanya.

Tanpa menunggu jawaban Seonghwa, Seoyeon berjalan mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang Seonghwa. Semakin membuat jantung Seonghwa tak karuan berdetak. "They say, hug can ease your mind," Seonghwa menatap ke bawah mencoba melihat wajah Seoyeon. "I just want to prove it." Seonghwa menghela nafasnya, ia pikir beban Seoyeon sangat membuatnya frustrasi. Seonghwa memindahkan baju ke tangan satunya, dan mulai membalas pelukan Seoyeon saat badan Seoyeon mulai bergetar.

Seoyeon menangis.

Cukup lama berada di posisi tersebut, Seonghwa mulai merasa mengantuk, tangan Seoyeon pun sudah melemas, nafas Seoyeon pun teratur, Seonghwa membungkuk ke samping melihat wajah Seoyeon, ia terkekeh melihat Seoyeon yang sudah memejamkan matanya.

RANDOM TIBA TIBA GITU HAHA.
anyway kmrn aku habis rapotan dan ya seperti yang di ekspetakan, nilai aku anjlok. gatau gaada sesuatu yang ngehibur. bahkan oppa oppa korea pun.

but in glad that yesterday after i went home, suddenly my friends came and made my small quiet bedroom jadi tempat gossip dadakan hahaha.

and they brought back my good mood:'). jadinya aku update hari ini.

i think at least, in being 17, that is the moment that will stuck in your memories of being a teenager.

okay that's all. love you!

 love you!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 ࣧ 𝐓𝐇𝐑𝐎𝐔𝐆𝐇 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐀𝐑𝐊  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang