eight:: Kino

264 51 27
                                    


EIGHT :: KINO

EIGHT :: KINO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kino melangkah masuk ke ruangannya dengan langkah lebar dan emosi yang sudah memuncak. Semua pengawal yang berdiri tegap di sekitar ruangan mulai merasakan takut di sekujur tubuh mereka. Kino memang tampan dan terlihat polos tetapi apalah kalian tau sudah berapa nyawa yang hilang di tangannya?

Kino memang gila, tidak ada yang bisa menghentikannya. Dirinya yang tempramen membuat siapa saja selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Bahkan bernafas di dekatnya. Apalagi pelayan di mansion mewahnya itu. Jika sekali melakukan kesalahan, jangan harap dirimu keluar dari mansionnya dengan selamat.

"Apa maksud kalian tidak menemukan Seoyeon di motel tersebut huh?!" Bentak Kino kepada para pengawalnya, terlebih kepada kepala pengawal yang sedang berdiri di tengah-tengah ruangan, Hui.

"Maaf, Tuan, kami lengah" Kino menarik kerahnya "Kau tak pernah seperti ini, Hyung. Apa kau dirasuki sesuatu hah?"

BUG!

Amarah Kino ia luapkan pada Hui, ia mengambil pistolnya dan mengarahkannya kepada Hui. Berat rasanya menarik pelatuk melihat temannya lah yang menjadi target amarahnya.

Kino melempar pistol tersebut ke sampingnya dan Hui bernafas lega nyawanya tidak hilang. "Cepat cari dia! Dan juga bawa Park Seonghwa kepadaku!"

"Baik, Tuan!" Jawab para pengawal yang lain serentak.

Sebelum pergi, Kino melirik ke bawah sekedar melihat jika temannya itu tidak apa-apa. Hui dibantu oleh seorang bawahannya yang baru beberapa hari bekerja pada Kino.

"Hyung, kau tidak kenapa-napa?" Hui mengangguk sambil terbatuk-batuk. "Maafkan aku, Hyung, ini semua salahku, jika aku tidak lengah, Hyung tidak akan seperti ini." ujarnya sambil menunduk. Hui menepuk bahu bawahannya itu "Tidak apa, Kino tidak akan berani membunuhku."

"Kenapa?"

Hui hanya tersenyum dan berlalu sambil tertatih-tatih.

"Hei anak baru, bantu kami mengambil kayu bakar di gudang!"

"Ne!"

Hui pergi ke taman belakang ya berada mansion besar milik Kino itu, ia duduk di pinggir kolam air dan membasahi wajahnya dengan air. Ia sedikit meringis di bagian pipinya karena bekas pukulan dari Kino.
Sesuatu mendarat di pinggirnya, ada sebuah alat kompres di pinggirnya dengan sebuah kapas dan tansoplas. Ia mendongak dan melihat Kino berdiri menatap arah lain.

"Pukulanmu boleh juga" kata Hui sambil terkekeh. "Maaf, Hyung. Aku tidak bisa menahan emosiku" ujar Kino dengan suara yang sangat kecil. Hui melepas jas hitamnya itu dan menaruhnya di sebelahnya. Ia mengambil alat kompres dan menempelkannya di pipinya.

"Aku tidak tau aku ini terobsesi dengannya atau dengan uang ayahnya" Hui menoleh melihat Kino yang ikut duduk di sebelahnya. "Obsesimu membuat dirimu menjadi pribadi yang lebih buruk dari sebelumnya" kata Hui membuat Kino tertawa rendah.

 ࣧ 𝐓𝐇𝐑𝐎𝐔𝐆𝐇 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐀𝐑𝐊  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang