sixteen :: reasons

188 34 14
                                    


SIXTEEN :: REASONS







Malam itu, Kino sibuk mempersiapkan ini itu untuk sebuah bisnis baru dengan client baru tentunya. Wajahnya terlihat frustasi dengan keadaan yang kacau ini, Do Tae Oh yang mengancamnya, Seoyeon yang tak kunjung ditemukan, dan ia yang kewalahan dengan banyaknya bisnis yang ditelentarkannya demi mencari Lee Seoyeon.

Yatuhan, gadis itu membuatnya gila. Rasanya jika ia tak memiliki tanggung jawab sebagai petinggi dari usaha bisnis senjata api ini, ia akan keluar mencari Seoyeon sampai ketemu.

Ia kadang merasa iba kepada Seoyeon, dan kadang ia juga merasa ingin menyiksanya sampai ia menurut dengan perintahnya, dan kadang ia menemukan dirinya tersenyum tulus ke arah Seoyeon yang biasa tertidur di kasurnya.

Kino tak pernah kuasa tahan mendengar Seoyeon menangis dari dalam kamar. Hatinya juga sakit melihat Seoyeon tersiksa, tapi ia bisa apa? Ia dibesarkan tanpa perasaan, membuat ia menjadi pria yang tak punya hati, kadang melakukan hal keji pun ia tak harus memikirkannya dua kali.

Tapi Seoyeon membuat dirinya tertahan, Seoyeon seperti perangkap baginya, apapun itu Kino selalu gagal mencelakainya karena ada sesuatu dalam dirinya yang tak ingin menyakiti Seoyeon barang segores pun. Itulah mengapa Seoyeon masih ia perbolehkan untuk pergi ke kampus untuk mengasingkan diri dari dunia modelling setelah skandal yang terjadi.

Jujur saja, Kino marah dengan pernyataan Han Jisung brengsek itu yang tak mengakui yang sebenarnya, tetapi Kino yang gengsi untuk menolong Seoyeon pun tak bisa melakukan apa-apa selain melihat Seoyeon kembali menangis setiap malam.

Saat itu ia tak tau apa yang membuatnya sangat marah, Seoyeon yang memang sudah biasa angkuh kepadanya membuat emosinya memuncak hingga yang ada dipikirannya, ia habisi saja hidup Seoyeon saat itu. Ia memaksa dan tentunya melakukan kekerasan kepadanya agar Seoyeon menurut.

Hingga pada saat itu, sebuah bunyi tembakan terdengar sampai ke kamar Kino, ia pikir seorang musuh berhasil memasuki mansionnya, oleh karena itu ia bergegas keluar dan meninggalkan Seoyeon di dalam kamar, dan yang ia tau setelahnya Seoyeon tak ada di kamarnya dan dimanapun itu di dalam mansionnya.

Ia stress dan memerintahkan semua anak buahnya untuk mencari Seoyeon kemanapun itu, bahkan jika perlu mencari ke ujung dunia.

Tapi ada yang terus mengganjal di dalam hatinya setelah kejadian tersebut. "Bagaimana bisa ia kabur dengan gampang jika seluruh rumah di jaga oleh orang orangku?"

Ia menumpu kepalanya dengan kedua tangannya "Sepertinya seseorang telah berkhianat"

"Hyung kau malam ini tidurlah di kasur, aku yang akan tidur dibawah" Ujar Yunho kepada Seonghwa yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Seonghwa membalasnya dengan anggukan.

"Seonghwaaa" Seoyeon keluar dari kamar Chaeyoung dan langsung memeluk Seonghwa dari belakang sofa, Seonghwa yang melihat gadisnya yang lucu ini terkekeh.

Ah akhirnya ia bisa memanggil Seoyeon dengan sebutan 'Gadisnya'.

"Kau belum tidur?" Seoyeon menggeleng "Aku tidak akan bisa tidur, Chaeyoung membutuhkan tenaga ekstra untuk menidurkan Yunhee, dia bayi yang berisik dan rewel, aku tidak bisa menjadi beban Chaeyoung dengan mengeluh di dalam kamar terus-terusan "

"Ya! Kau menghina anakku hah?" Tegur Yunho.

"Cih, tau apa kau tentang Yunhee? Bahkan yang melihatnya tumbuh saja aku dan Chaeyoung." Yunho tak melawan dan merasa bersalah mendengarnya, jika saja ia bisa memutar waktu kembali, apakah semuanya akan berbeda?

"Lagipula, bayi kan memang berisik saat menangis. Bisa kau bayangkan, Hwa betapa frustasinya Chaeyoung yang harus menenangkan Yunhee yang menangis semalaman, bahkan ia pun kadang menangis karena bingung dengan Yunhee yang rewel. Aku kasihan padanya." Seonghwa tersenyum dan menoleh ke arah Yunho.

"Yunho-ya, masuklah ke kamar Chaeyoung, temani ia menenangkan Yunhee, jadilah ayah yang hebat dan bertanggung jawab malam ini." Ujarnya sambil mengganti channel tv. Yunho melirik ke arah Seoyeon, seperti meminta persetujuan, nampaknya Yunho takut dengan Seoyeon. Namun, Seoyeon malah bersikap bodo amat, bahkan sekarang ia memainkan rambut Seonghwa. Akhirnya ia beranjak dan masuk ke kamar Chaeyoung.

Seoyeon duduk di sebelah Seonghwa, tangannya tak berhenti bermain pada rambut Seonghwa, sesekali ia mencubit pipinya dan memainkan telinga Seonghwa. Kadang juga ia bermain dengan tangan besar Seonghwa. Satu yang Seonghwa tau dari Seoyeon, she's clingy.

"Seoyeon, jangan terlalu keras pada Yunho" Ujar Seonghwa sambil menoleh ke arah Seoyeon. Seoyeon menghela nafasnya "Iya aku tau, aku juga merasa bersalah dengannya, tapi amarahku lebih besar, mengetahui ia hanya menggunakan temanku sebagai barang taruhan, membuatku sangat marah." Seonghwa menggenggam tangannya.

"Aku tau, tapi ia tak harus selamanya diselimuti rasa bersalah tersebut, cobalah untuk menerimanya, akupun tak percaya saat ia melakukannya, tapi percayalah, Yunho anak yang baik." Seoyeon mengangguk mengerti. "Baiklah, aku akan coba menerimanya, tetapi jika Chaeyoung dibuat menangis olehnya LAGI, aku akan mematahkan lehernya." Seonghwa tertawa, kemudian ia mengangguk.

Sementara di dalam kamar Chaeyoung, Yunho sedang menggendong Yunhee dan menenangkannya, dan Chaeyoung sudah tertidur duluan. Yunho duduk di pinggir kasur, mengamati wajah lelah Chaeyoung dan ada bekas air mata di pipinya, Chaeyoung tentu saja stress membesarkan Yunhee sendiri di rumah ini. Tapi toh Chaeyoung bisa apa, bukankah ini tugas seorang ibu?

Saat dirasa Yunhee sudah tidur, Yunho menidurkannya di sebelah Chaeyoung. Anak gadisnya ini sangat mirip dengan Chaeyoung, tapi memiliki hidung seperti Yunho membuatnya terlihat lucu.

Ia melirik ke arah jam di nakas yang menunjukan pukul 12 malam, malam natal sudah berganti menjadi hari natal. Yunho memilih merebahkan dirinya di kasur dan menghadap ke arah Chaeyoung.

Tangannya terulur untuk mengelus wajah Chaeyoung, dan menyingkirkan anak rambut yang jatuh menutupi wajahnya. Dan tak lama kemudian ia terlaku terbawa suasana sehingga ia pun ketiduran.

Gaya tidur Yunhee tak beda jauh dengan gaya tidur Yunho, membuat keduanya terlihat sangat lucu.

Di ruang tengah, Seonghwa dan Seoyeon masih bangun dan saling bertukar cerita tentang kejadian yang ada di acara malam natal tadi. Sesekali keduanya mencuri-curi ciuman di sela-sela obrolan. Yasudahlah biarkan mereka.

gaiss aku mau nanya, wattpadku kok gabisa masukin foto atau gif ya?? pasti
gagal teruss jadi abu abu gitu. huhuhu bingung jadinya buat part kedepannya.

yasudahlahh, akujuga lagi stress sama sekolahku astaga, tugas daringnya gangotak. bisa gila aku hahahaha.

anyway semoga suka ya sama part ini!

endingnya masih lama juga ya ternyata hmmmm.

endingnya masih lama juga ya ternyata hmmmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 ࣧ 𝐓𝐇𝐑𝐎𝐔𝐆𝐇 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐀𝐑𝐊  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang