14 (Kelinci)

3.1K 360 137
                                    

🍬🍬🍬

Daniel sedari tadi di abaikan ketika Seongwoo berjalan sendiri ke taman belakang rumahnya dan menemukan kelinci peliharaan kakak perempuannya, Irene. Seketika, sosok kecil itu langsung mengeluarkan kelinci dari dalam kandang dan bermain di dekat kolam renang. Membiarkan es krimnya meleleh dan juga membiarkan makan siangnya di habiskan Daniel.

"Ayam goreng sama sayur brokolinya habis," Daniel mengusak surai Seongwoo yang sedang memberi makan wortel pada kelinci milik kakaknya.

"Ngga papa. Nanti Biru beli lagi pake uang Raja, hehe," katanya diikuti dengen kekehan. "Oh iya, ini kelincinya dinamain siapa sama kak Irene?"

"Joy"

"Hah?," Seongwoo menoleh. Menatap Daniel dengan mata yang membulat lucu, "Joy?"

Daniel mengangguk dan menghela nafasnya. Menurunkan tangan kanannya dari helaian lembut surai Seongwoo," makan dulu ayo, kelincinya dimasukin kandang dulu."

Seongwoo menggeleng," makannya nanti, Biru masih kenyang."

"Kenyang dari mana? Makan aja ngga habis"

Seongwoo mencebikkan bibirnya kesal," Raja cerewet, kaya Ibu-Ibu komplek yang sukanya ngegosip."

"Aku cerewet karena aku ngga mau perut kamu sakit gara-gara kurang makan"

"Ngga akan sakit kok. Kan tadi udah makan es krim sama biskuit cokelat sebelum makan nasi sama ayam goreng"

"Es krimnya kan ngga kamu habisin"

"Oh iyaaaa, lupaaaaaaaa," Seongwoo menepuk dahinya sendiri.

"Makan dulu"

"Ih Raja, nanti ajaaa. Aku kan lagi kasih makan kelinci"

"Pilih makan siang apa minum obat pahit?"

Daniel bertanya dengan nada suara yang tidak enak didengar. Mau tidak mau Seongwoo memilih untuk makan siang daripada harus minum obat cair yang rasanya sedikit pahit itu.

"Yaudah makan siang tapi suapin"

Tanpa merespon perkataan Seongwoo, sosok besar itu beranjak dari duduknya dan melangkah masuk ke dalam rumah. Mengambil sepiring nasi dan telur mata sapi yang dia masak untuk Seongwoo.

.

.

.

"Aaaaaaa"

Seongwoo membuka lebar mulutnya untuk menerima suapan terakhir dari makan siangnya. Dia mengunyah dengan cepat nasi dan telur sampai akhirnya tersedak.

"Pelan-pelan aja kenapa sih?"

Seongwoo langsung meminum segelas air putih yang disodorkan Daniel.

"Mau cepet-cepet main sama Joy," lirih Seongwoo. Dia buru-buru menarik ujung kaos Daniel untuk mengusapi sekitaran mulutnya yang basah.

"Joy aja terus, akunya dicuekin"

"Hehe," Seongwoo yang duduk dengan posisinya yang berhadapan dengan Daniel langsung mendekatkan tubuhnya dengan tubuh besar itu. Memeluknya seerat mungkin," Raja ngga boleh cemburu sama kelinci."

"Aku bakal cemburu sama apa pun yang bisa bikin kamu lupa kalo ada aku di deket kamu"

"Aku ngga lupa sama Raja kok"

"Ngga lupa tapi aku dicuekin. Sama aja," Daniel menimpali perkataan Seongwoo dengan ketus. Tapi kedua lengannya balas memeluk erat tubuh kecil yang menempeli tubuh besarnya itu.

"Yaudah ayooo, main bertiga"

"Males"

"Yahhhh, terus Raja maunya gimana?"

"Main berdua sama kamu lah"

"Main apa?"

Seongwoo mendongak. Menatap Daniel yang tengah memamerkan senyum miringnya.

"Main ini," ucap Daniel sembari mengusap lembut puting Seongwoo yang masih terbalut kaos tipis.

"Ihhh masih siang loh ini. Nanti malem aja"

"Main ginian ngga harus nunggu malem," Daniel memasukkan satu tangannya ke dalam kaos Seongwoo dan mengusap puting susunya. Si empunya reflek memejamkan matanya. Menikmati usapan-usapan Daniel pada putingnya.

"Aahhhh," desahnya ketika Daniel memainkan putingnya. Memelintirnya dengan lembut lalu menariknya lumayan kencang.

"Raja, keras," bisiknya. Matanya yang memejam kini terbuka. Jemari kanannya meraba selangkangannya sendiri. "Punya Biru keras."

Seketika Daniel terkekeh," payah, yang diusap yang atas yang keras malah yang bawah."

Seongwoo malu dan membekap mulut Daniel dengan satu tangannya,"  Raja jangan ngomong, Biru maluuu."

Setelahnya, Daniel pun menggendong Seongwoo dan membawanya ke dalam kamar.

🍬🍬🍬

Credit pict : butterycups (ig)

TBC

Biru | OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang