24 (Jajan)

2.3K 314 164
                                    

🍬🍬🍬

Daniel terusik dari tidurnya ketika semerbak wangi bayi tertangkap indera penciumannya. Bau minyak telon dan bedak tabur menguar dari tubuh seseorang.

Perlahan, mata sipitnya pun terbuka. Kedua sudut bibirnya otomatis tertarik ke atas ketika mendapati sosok kurus kesayangannya berada di atas tubuhnya.

"Selamat pagi Raja," katanya riang. Bibir tipis itu menyunggingkan senyum lebar sampai deretan gigi-gigi kecilnya yang tersusun rapi terlihat.

Daniel hanya tersenyum tipis, kemudian kepalanya sedikit mendongak. Melihat jam dinding yang menempel di atas meja belajarnya.

"Kamu ngapain ke sini sepagi ini?," tanyanya dengan suara serak. Jemari kanannya pun terangkat untuk mencubit hidung bangir milik lelaki kurusnya itu.

"Mau ajak Raja main, hehe"

"Tau ngga ini jam berapa?"

Dengan wajah polosnya, Seongwoo menggeleng," Biru bangun tidur langsung mandi, terus minta tolong Tante buat anter ke rumah Raja."

"Ini masih jam enam Biru"

"ASTAGA," katanya dengan suara yang cukup lantang. Bibir tipisnya kemudian melengkung ke bawah. Kepalanya juga menunduk. Lalu, pipi lebarnya dia tempelkan pada dada bidang Daniel," Biru kangen Raja, makanya cepet-cepet ke sini tanpa liat jam, Tante juga ngga bilang apa-apa, ih sebel, pasti Biru ganggu Raja bobo kan? maaf."

Oh kangen.

Lagi, sudut bibir Daniel tertarik ke atas. Menciptakan senyum menawan yang sayang sekali tidak dia perlihatkan pada sosok kecilnya itu.

"Dua minggu kan ujian. Kita belajar terus, Biru jarang ketemu Raja, kita jadi jarang main. Karena ujian selesai kemarin, jadi hari ini Biru mau main seharian sama Raja, tapi malah mainnya kepagian, maaf"

Daniel gemas. Dia menunduk dan mengecupi puncak kepala Seongwoo berkali-kali," ngga usah minta maaf."

"Biru salah, Biru kan ganggu Raja yang lagi bobo, makanya Biru minta maaf," sesalnya. Kepalanya kembali mendongak. Menatap lembut Daniel yang tengah menatapnya," Raja maafin Biru kan?"

"Iya dimaafin"

"YEAY. ASIK. YUK KE PASAR, BELI JAJAN, TERUS KE SWALAYAN BELI ES KRIM, YUK YUK"

"Masih pagi, ngga ada es krim-es kriman"

"Yah, pelit. Biru janji, belinya sekarang tapi makannya nanti siang kok kalo udah makan nasi"

"Ngga mungkin. Aku ngga percaya"

Bibir Seongwoo kembali mengerucut. Dia kesal dan beranjak dari tubuh Daniel. Kemudian, memposisikan tubuhnya berbaring memunggungi Daniel.

"Dasar ngambekan"

"Biarin"

"Tapi aku sayang"

Seketika wajah Seongwoo memerah. Hatinya langsung menghangat. Senyum tipis pun samar-samar terlihat begitu sepasang lengan kekar melingkari perutnya.

"Aku juga kangen kamu loh"

Dan Seongwoo reflek membalikkan tubuhnya. Melingkarkan kedua lengannya di tubuh Daniel. Memeluknya sangat erat.

"Gini dulu aja ya, ke pasarnya nanti"

Anggukan kepala Seongwoo menjadi jawaban. Sosok besar itu pun semakin mengeratkan pelukan," nanti di pasar mau beli apa?"

"Beli banyak"

"Apa?"

"Pukis, bubur kacang hijau, klepon, onde-onde, putu ayu, puding, telur puyuh, lumpia, kue lapis"

"Emang perutnya muat?"

"Muat dong. Perut Biru kan isinya banyak. Liat deh," katanya sembari menjauhkan tubuhnya dari tubuh Daniel. Jemari kanannya segera menarik ujung kaosnya. Memperlihatkan perutnya yang sedikit buncit.

"Nih. Perut Biru buncit. Kaya orang hamil, hehe"

Tanpa sadar, jemari besar Daniel bergerak. Mengusapi perut Seongwoo," sabar ya, nanti kalo udah waktunya, perut buncit ini isinya dedek bayi bukan isi jajan sama es krim."

"Iya, Biru sabar. Biru bakal nunggu"

"Kalo kamu aku tinggal sebentar ngga papa kan?"

"Ditinggal kemana?"

"Aku bakal kuliah di luar negeri"

Seketika, hati Seongwoo sesak.

🍬🍬🍬

Credit pict : resepkoki

TBC

Biru | OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang