🍬🍬🍬
Keduanya sama-sama sedang menikmati keindahan maha karya sang Pencipta. Yang satu sedang menikmati indahnya semburat jingga yang terbentang di atas langit sana, sedang yang satu menikmati indahnya semburat merah yang menjalari pipi tembam si badan dua.
"Biru"
"Ya?," si pipi tembam yang sedang berbaring di atas paha si besar mendongakkan kepalanya. Menatap bingung pada Daniel yang tengah memberinya senyuman semanis permen kapas.
"Ganteng," sambung Seongwoo lagi yang selalu merasa takjub dengan senyuman milik Daniel. Pipinya pun semakin memerah. Reflek, dia pun menundukkan kepalanya dan menyembunyikan wajahnya pada perut Daniel. Bahkan, dia memasukkan kepalanya ke dalam kaos si besar.
Daniel hanya terkekeh pelan. Jemarinya mengusap perut Seongwoo yang sedikit terlihat karena kaos yang dipakainya sedikit terangkat," Adek kok nakal sih bikin Bunda mual-mual terus."
"Iya, Adek nakal. Rasain, kena marah Ayah kan?," kepalanya sedikit menyembul. Dia mengintip malu pada perutnya yang kini sudah sepenuhnya terlihat karena Daniel menyingkap kaosnya ke atas.
"Bunda juga kena marah Ayah tau, nasi padang yang dimakan tadi, keluar semua gara-gara muntah, huhu"
Daniel tidak kuasa menahan senyumnya yang semakin mengembang," nanti aku beliin nasi padang lagi."
Seongwoo menggeleng," mau sate ayam sama lontong, terus roti bakar sama martabak manis, oh iya, jus strawberry juga, hehe."
"Nambah aja terus"
"Raja kan banyak duit. Ngga akan habis buat beli martabak sama gerobaknya sekalian, hehehehehe"
"Kamu kok minta dibeliin makanan terus sih? Ngga mau minta dibeliin yang lain? Mobil? Baju? Jam tangan, sepatu atau apa gitu?"
Seongwoo lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Dia beranjak dari posisinya berbaringnya menjadi duduk di pangkuan Daniel. Sosok berpipi tembam itu dengan lembut menatap sosok besar yang memangkunya sembari mengusapi kedua pipinya," tanpa Biru minta pun, Raja sering beliin baju buat Biru, terus diem-diem beli jam mahal, beli sepatu yang limited edition juga buat Biru, dan Raja tau kalo Biru ngga akan minta buat dibeliin mobil karena Biru punya sendiri," ucap Seongwoo diikuti dengan satu kecupan ringan yang mendarat di hidung milik Daniel.
"Raja, dengerin ya. Biru cuma minta Raja buat terus ada di samping Biru dan Biru tau kok kalo Raja berusaha buat terus di samping Biru, kaya sekarang ini. Raja buru-buru pulang dari kantor karena Biru nangis, perut Biru sakit karena muntah, Raja panik kan tadi? maaf ya, Biru selalu bikin repot Raja," sambung Seongwoo lagi. Matanya berkaca-kaca melihat satu bulir air mata jatuh membasahi pipi Danielnya.
"Raja, terima kasih ya. Terima kasih buat semuanya. Terima kasih buat semua waktu dan pengorbanan Raja selama ini buat bahagiain Biru. Yang perlu Raja tau, Biru bahagia karena Biru punya Raja. Biru punya Raja yang sayang sama Biru, hehe"
Dan bibir keduanya menyatu dalam pagutan yang begitu lembut. Tidak ada yang mendominasi ciuman, karena keduanya begitu menikmati setiap lumatan yang diciptakan.
"Aku sayang kamu lebih dari yang kamu tau Biru"
Seongwoo mengangguk sembari tersenyum. Keduanya kembali saling mencium satu sama lain sampai perut Seongwoo berbunyi karena minta diisi.
Kruyuk
Dan lagi, Seongwoo dibuat malu. Dia langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Daniel dan menyembunyikannya di bahu si besar.
"Mau beli ikut sate atau kamu di rumah aja nonton kartun?"
"Ikutttt"
"Ngga usah ganti baju ya, nanti di mobil aja kamu nunggunya"
Seongwoo pun mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Daniel ketika tubuhnya terangkat. Dia kembali tersenyum ketika tahu kalau Daniel menggendongnya sampai basement apartemen.
🍬🍬🍬
Credit pict : theCHIVE
END
Udah 30, legaaaaa. Sekali lagi, terima kasih sudah membersamai Raja dan Biru sampai di chapter ini. Sampai jumpaaaa :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru | Ongniel
FanfictionEND | BoyxBoy | Lokal | Fluff • Namanya Biru, Seongwoo Banyubiru lengkapnya. Manja, cengeng, apa maunya harus dituruti dan satu-satunya orang yang mau-maunya menuruti permintaanya adalah Raja. Daniel Abhiraja, nama lengkapnya. Tidak banyak bersuara...