bab 4

55.1K 2.2K 36
                                    

Keira

   Duh, kenapa aku males banget ya mau ngikutin pelajaran, padahal kan ini masih pagi. Harusnya aku masih semangat-semangatnya untuk mengikuti pelajaran. Astaga, sebenarnya ada apa si sama mood ku hari ini perasaan dari pagi tadi baik-baik aja, sekarang malah males ikut pelajaran.

Drtt drtt

   Lamunan ku buyar ketika mendengar hp ku bunyi dengan nyaring, untung saja Bu Linda nggak dengar. Aku langsung liat pesan masuk, ternyata dari ayah. Mataku melotot sempurna saat membaca pesan itu, yang benar saja ayah minta uang sebanyak itu. Padahal kan uang mahar dari kak Nathan sudah banyak dan semua buat ayah. Ini baru dua Minggu aku menikah sama kak Nathan, masa iya uang maharnya sudah habis semua. Terus nanti aku dapat uang dari mana sebanyak itu, aku akan nggak punya tabungan sebanyak itu.

" Kei ayah minta uang 5 juta siang ini, ayah udah di perjalanan ke kampus kamu "

" Keira nggak punya uang sebanyak itu yah " balas ku

   Berharap ayah akan mengerti, tapi itu sangat mustahil karena sejak dulu ayah selalu memaksakan apa yang dia inginkan. Kenapa ayah selalu aja seperti orang tua yang gila uang dan kenapa selalu aku yang mendapat perlakuan berbeda dari kakak-kakak ku selama ini. Ayah kembali mengirim pesan dan aku takut untuk buka pesannya, tapi kalo gak di buka aku takut dia nanti tambah marah.

" Ayah nggak percaya, kamu kan punya suami kaya masa iya si nggak punya uang. Dasar pelit kamu ya, pokoknya ayah nggak mau tau nanti uangnya udah harus ada "

   Ya kan, ayah Nggak akan percaya. Terus gimana nanti kalo ayah minta uang ke kak Nathan. Aduh bisa runyam urusannya, nanti kak Nathan pasti marahnya ke aku. Udah cukup aku menjadi istri yang gak di anggap, jangan sampe aku di pikir sebagai istri yang murahan.

" Keirannie, silakan kamu ke ruangan saya sekarang tidak ada bantahan " kata Bu Linda dengan tersenyum tapi suaranya tak bersahabat

" Baik Bu " jawab ku pasrah

" Eh, kamu nggak perlu masuk duduk aja di depan ruangan " tambahnya

" Iya Bu "

   Aku langsung pergi meninggalkan kelas dan berjalan menuju ruang dosen. Aku jadi takut, ruang dosen kan dekat dengan ruang rektor yang artinya aku harus melewati kelas para senior. Aku takut kejadian di waktu itu terulang lagi, aku nggak siap mendengar cemoohan teman-teman kak Nathan dan mendengarkan kata-kata menyakitkan dari suamiku. Ketika langkah kaki ku hampir sampai aku melihat kak Nathan dan teman-temannya tengah duduk di depan kelas.

" Jadi, rencana lo selanjutnya apa ? Mau tetep mempertahankan rumah tangga sama Keira, apa mau ceraikan tuh anak abis itu Lo bakal lanjutin hubungan sama Melissa ? " Tanya salah satu teman kak Nathan, yang namanya Kevin

" Ya jelas lah Nathan bakal milih Melissa daripada Keira, Lo kan tau mereka saling suka dari dulu sedangkan Keira cuma pohon tumbang yang menghalangi kelancaran hubungan Nathan sama Melissa, ya nggak Than ?" Tanya kak Dicky dengan keras saat melihat ku berjalan melewati mereka

" Yoi, lagian tuh cewek pengantar pizza nggak pantes sama pangeran kampus seperti lo " sahut kak Bima yang sejak tadi duduk di samping  kak Bagas

" Ya iya lah, gua bakal cerain dia dan lanjutin hubungan sama Melissa. Kalian sendiri kan tau kalo selera gua tinggi soal cewek, jadi nggak mungkinlah gua bakal pertahanin rumah tangga nggak berguna itu " Jawab kak Nathan dengan santai

" Lagian elo si, harusnya kan Lo keluarin benih berharga Lo di rahim Melissa biar Lo nggak capek-capek harus nikah sama Keira " sambung Bagas

" Yah, ini gara-gara si Bima tuh yang ngasih minuman gua obat perangsang dosis tinggi, jadinya kan gua nggak terkontrol ya udah gua asal masukin aja yang ada " kata kak Nathan seperti membuat lelucon dan itu sukses membuat semua temannya tertawa

pregnancy that brings suffering (Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang