Hari ini Nathan akan jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. Karena dua hari lagi mereka akan kembali ke Pakistan, maka Nathan harus menghabiskan lebih bawah waktu bersama anak-anaknya."Dad, pelampung Sheyra mana?" teriak gadis mungil yang asik duduk di pinggir kolam renang.
"Iya, bentar ini lagi di cari!" jawab Nathan sambil mengeluarkan barang-barang lainnya dari tas.
"Nah, ketemu!" ia segera mendekati putrinya guna memakaikan pelampung.
Sheyra langsung melompat ke dalam kolam renang setelah dirasa aman, sedangkan Nathan sibuk mengambil beberapa bola, ban karet berbentuk karakter untuk putrinya. Setelah semuanya selesai, Nathan mencari keberadaan putranya yang belum menampakkan batang hidungnya sejak tadi. Ternyata anak itu tengah asik bermain dengan ponselnya.
"Syera, kalau nanti udah bosen. Pergi ke kolam renang ya, Daddy ada disana sama adik kamu." ujar Nathan, Syera hanya mengacungkan jempol sebagai jawaban.
Nathan menemani putrinya berenang, membiarkan Syera asik dengan ponsel. Sesekali ia mengajari putrinya untuk berenang tanpa menggunakan pelampung. Meskipun awalnya Sheyra takut tenggelam, namun anak itu terus berusaha belajar karena semangat dari sang ayah.
"Halah, nggak usah di ajarin Dad. Dia itu bodoh, pasti nggak akan bisa sampai kapanpun." ujar Syera dengan wajah datar.
Sheyra mendelik tajam kearah kakaknya yang suka meremehkan dirinya. Bocah berusia lima tahun itu hanyalah tersenyum miring melihat adiknya mendelik. Oh, ayolah. Syera tau seperti apa adiknya yang tak bisa melakukan segalanya dengan benar. Ia juga hafal betul bagaimana Sheyra yang selalu membutuhkan bantuan siapa pun untuk melakukan sesuatu.
"Daddy, usir dia deh. Sheyra bosen liat wajahnya yang ngeselin." pinta Sheyra dengan wajah cemberut.
"Aku juga bosen liat kamu, mending kamu pergi keluar negeri lagi deh. Jangan deket-deket sama aku, biar nggak nyusahin!" cetus Syera malas.
""Dasar Syera bodoh, pergi sana!" teriak Sheyra, gadis itu pergi ke pinggir kolam lalu mendekati kakaknya.
Saat Sheyra akan memukul kepalanya, Syera langsung melompat ke dalam kolam. Membuat Nathan yang melihat itu terkejut sekaligus khawatir. Ketika akan mendekati putranya, ia melihat dengan jelas jika anak itu sudah pandai berenang.
"Haha, nggak kena. Wlee!" ejek Syera sambil menjulurkan lidahnya.
"Ck, dasar Syera!" teriak Sheyra marah. Wajahnya mulai memerah saking kesalnya.
"Daddy ayo pergi, jangan disini sama dia." ajak Sheyra
Melihat wajah putrinya memerah membuat Nathan segera mengikuti Sheyra. Sedangkan Syera tetap di dalam kolam renang sendiri.
***
Sekarang ini Keira tengah memindahkan beberapa pakaian ke dalam koper, beberapa sudah tertata rapi di dua koper besar. Sekarang tinggal menyiapkan koper-koper milik kedua anaknya, suasana hatinya sangat tidak tentram dan meminta agar tetap tinggal. Tapi mau bagaimana lagi ini sudah waktunya ia kembali ke negara kelahirannya dan harus mempersiapkan pernikahan bersama Abraham satu Minggu lagi. Upacara pernikahannya ternyata di majukan karena permintaan dari pihak Abraham, jadi apa boleh buat ia harus segera kembali meskipun hatinya menolak.
Setelah semuanya selesai kini saatnya menyiapkan anak-anaknya untuk segera bersiap pergi ke bandara. Kepulangannya kali ini tidak hanya berempat karena beberapa orang juga ia ajak untuk datang menghadiri pernikahan yang kedua bersama Abraham, termasuk Nathan juga ikut serta. Meskipun akan sedikit menyakiti hati Nathan, Keira juga harus bisa bersikap setenang mungkin agar bisa bersikap biasa saja pada lelaki yang masih sangat di cintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pregnancy that brings suffering (Fizzo)
Chick-LitBab lengkap ada di Fizzo, dijamin lebih seru, dan banyak yang di ubah setiap babnya " mencintai lelaki yang begitu tampan dan nyaris sempurna seperti mu adalah kesalahan besar bagiku. Tapi meskipun Cinta ini sangat tulus, aku cukup tau diri dan tida...