pregnancy that brings suffering (Fizzo)

bab 42

2 tahun kemudian...

Seorang ibu dan ke-tiga anaknya tengah berbelanja di salah satu supermarket, mereka tampak begitu kompak. Mengingat sang ibu yang tengah hamil tiga anak laki-laki itu selalu membuat sang ibu agar tidak kelelahan. Begitu juga dengan sang ayah yang juga membatasi kegiatan wanita itu.

" Mom, Syera mau minum jus alpukat nanti, ayo beli buahnya yang banyak " pinta salah satu anaknya

" Ya sudah ayo kita ambil buahnya lalu segera kembali " jawabnya dengan lembut

Ya, wanita itu adalah Keira ibu hamil yang memiliki empat orang anak dan sekarang tengah hamil kembar. Banyak orang yang mengatakan hamil kembar akan gampang lelah dan suka bermalas-malasan. Tapi bagi Keira tidak karena dulu saat hamil Syera dan Sheyra dia tidak merasakan hal itu. Dan kehamilan kembar baginya biasa saja tidak ada gejala yang berlebihan. Tapi ada bedanya antara hamil yang pertama dan yang kedua, yaitu kebahagiaan, sekarang ini Keira selalu bahagia hidup bersama dengan Abraham dan sangat di manjakan. Suaminya selalu melakukan yang terbaik untuknya selama dua tahun ini.

" Mom ayo, biar aku bantu bawakan " ujar Malik

" Tidak usah mommy bisa bawa sendiri sayang " tolak Keira

" Tidak-tidak, mom kan sedang hamil jadi tidak boleh membawa ini biar aku saja dan yang lain " kata Malik yang sudah membawa kantong belanjaan

Bahkan anak-anak Abraham juga sangat menyayanginya dan sangat menjaga dirinya juga sang jabang bayi. Meskipun bukan saudara kandung dua anak itu juga sangat menyayangi Syera yang manja dan banyak tingkah. Malik sebagai anak tertua terus saja sabar dalam menghadapi sikap adik tirinya yang suka berbuat onar dan bar-bar.

Sesampainya di rumah mereka langsung pergi ke dapur untuk memetakan hasil belanjaan, yang akan di tata oleh para pelayan yang ada disana. Nyonya mereka begitu baik sudah mau berbelanja kebutuhan dapur sendiri, padahal ada begitu banyak pelayan disana tapi Keira tetap suka berbelanja dan masak sendiri untuk keluarga kecilnya.

***

Di sebuah rumah besar, tiga orang paruh baya tengah duduk di salah satu ruangan yang sangat private. Mereka tampak tidak dalam keadaan baik semuanya tengah sibuk dengan pikiran masing-masing. Bagaimana tidak rencananya gagal, rencana awal menikahkan anaknya dengan anak salah satu pengusaha terkaya di Pakistan gagal. Karena wanita yang di nikahi anaknya hamil dan hidup mereka tampak baik-baik saja sejak awal.

" Ini semua karena dirimu, jika kau menurut pada rencana ku maka kita sudah mendapatkan kekayaan keluarga Singh sejak lama " tuturnya dengan marah

" Kakak, aku hanya tidak ingin membuat mereka tau rencana kita yang sesungguhnya. Dan Abraham juga harus bisa mengambil hati Zamorra terlebih dahulu " jawab si pria paruh baya yang lebih muda

" Tapi sekarang bagaimana ? Wanita itu malah hamil anak Abraham. Percuma saja dulu kita melakukan percobaan pembunuhan pada Malaika, jika kita tidak bisa menguras harta Zamorra dengan cepat "

" Apa perlu kita habisi saja Zamorra dan anaknya ?" Celetuk laki-laki lain yang sejak tadi berdiam diri

" Kita buat Zamorra kehilangan anak yang di kandungnya, aku yakin wanita itu akan gila dengan mudah. Lalu kita akan mendapatkan hartanya "

" Lalu bagaimana dengan putra mu Abraham ? Dia bukan orang jahat seperti kita, apa dia akan meninggalkan Zamorra jika wanita itu gila ?"

" Abraham biar aku yang urus, sejak dulu dia selalu menurut apa kata ayahnya jadi kalian tenang saja "

Senyum licik terpancar dari wajah ketiganya, orang-orang jahat yang gila akan harta tentu mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkan uang. Bahkan pembunuhan terlihat biasa saja jika menyangkut dengan harta.