Setelah pulang dari jepang, Nathan ada di Indonesia beberapa hari lalu untuk menemukan Ibra dan juga Banu. Kevin memberi kabar jika Ibra terserempet motor saat pulang sekolah, membuat anak itu mengalami patah tulang. Karena khawatir dengan keadaan Ibra, ia memutuskan pulang untuk memeriksa dan adanya. Orang yang menyerempet Ibra adalah seorang Ayah yang membawa motornya dengan kecepatan tinggi karena anaknya harus segera dibawa ke rumah sakit. Awalnya orang itu pergi begitu saja karena tidak mau terjadi sesuatu pada anaknya, namun setelah anaknya di tangani oleh dokter. Dia kembali ke tempat Ibra dan mencari tau tentang anak yang di serempet."Om, mas Ibra bisa sembuh kan?" tanya Banu, wajahnya terlihat lesu melihat kakaknya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Nathan merangkul Banu yang duduk di sebelahnya, ia tersenyum maklum melihat Banu yang khawatir pada sang kakak. Apalagi Ibra adalah satu-satunya keluarga yang di miliki, pasti sangat takut kehilangan.
"Mas Ibra pasti sembuh kok, kamu tenang aja ya. Kata dokternya tunggu beberapa bulan aja, Banu harus sabar ya." kata Nathan begitu lembut.
"Nanti Banu pergi ke sekolah sendirian dong Om." ujarnya pelan
Nathan baru ingat jika Ibra dan Banu selama ini pergi ke sekolah sendiri dengan sepeda. Ia lup untuk meminta sopir mengantarkan mereka ke sekolah.
"Selama tiga hari, Om akan anterin kamu. Selanjutnya kamu di antar sama sopir ya, soalnya Om ada pekerjaan di luar negeri." kata Nathan seraya mengelus puncak kepala Banu.
"Enak ya jadi Om, bisa pergi keluar negeri terus. Pasti seru sering naik pesawat. Nanti Banu kalau udah gede pengen naik pesawat juga." kata anak itu antusias.
"Iya, Banu nanti naik pesawat juga ya. Sekarang kan masih kecil harus rajin-rajin belajar. Biar nanti gedenya sukses dan bisa jalan-jalan naik pesawat." ujar Nathan
Melihat kedekatan Nathan dengan Banu membuat Karin dan Kevin yang baru saja datang terharu. Mereka senang Nathan begitu baik dan menjaga dua anak yatim-piatu itu. Bahkan Nathan juga tidak pernah mempermasalahkan apa saja pengeluaran untuk Banu dan Ibra.
"Selamat malam, Banu ganteng." sapa Kevin
"Wah, Om Kevin sama Tante Karin datang juga?" pekik anak itu senang.
Selama tidak ada Nathan, Banu sangat senang karena Karin sering datang menemuinya dan sang kakak. Karena keberadaan Karin yang selalu memberikan perhatian membuat kedua anak itu merasakan kasih sayang dari seorang ibu.
"Banu sudah makan belum? Tante bawain kamu ayam kecap loh." ujar Karin membuka Tupperware yang ia bawa, menampakkan ayam kecap yang terlihat begitu menggoda.
"Wah, Banu jadi lapar lagi." ujarnya sambil mengelus perut.
Nathan terkekeh melihat tingkah lucu Banu, anak itu sudah makan bersama dengan dirinya dan sampai nambah. Tapi sekarang dia mengatakan lapar lagi.
"Loh kamu udah makan ya?" tanya Karin
Banu cengengesan sambil mengangguk. " Hehe, iya tadi sama Om Nathan. Terus Banu nambah, tapi sekarang laper lagi liat ayamnya keliatan enak banget." Jawabnya
"Kalau gitu ayo makan lagi, Tante Karin temenin makan deh. Biar kamu makannya makin lahap."
Karina dan Banu pergi ke ruang makan, meninggalkan Nathan dan Kevin yang masih duduk di ruang tengah.
Kevin menatap Nathan dengan senang, ia sangat bersyukur melihat perubahan Nathan yang semakin membaik. Ia berharap nanti Nathan akan mendapatkan pasangan lagi untuk menemani hidupnya. Karena ia yakin sahabatnya pasti kesepian karena tidak ada satu pun teman di rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
pregnancy that brings suffering (Fizzo)
ChickLitBab lengkap ada di Fizzo, dijamin lebih seru, dan banyak yang di ubah setiap babnya " mencintai lelaki yang begitu tampan dan nyaris sempurna seperti mu adalah kesalahan besar bagiku. Tapi meskipun Cinta ini sangat tulus, aku cukup tau diri dan tida...