bab 27

46.9K 1.7K 55
                                    

   Hari ini untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun terakhir, ia tak pernah datang di negara tempatnya tumbuh besar. Sedikit keraguan untuk terus melangkah keluar dari pesawat yang membawanya kembali. Sekelebat ingatan pahit melintas di ingatannya, membuatnya semakin ragu dan tidak siap untuk bertemu dengan orang-orang yang membencinya. Pandangannya menyusuri beberapa orang yang terlihat memegang kertas dengan tulisan orang yang di tunggu. Hingga ia melihat sosok seorang lelaki tampan dan dua wanita cantik yang tengah melambaikan tangan padanya.

" Keira " teriak keduanya

   Sedangkan yang dipanggil hanya membalas dengan senyuman manis dan terus berjalan mendekat dengan menggandeng tangan mungil di sebelah kanannya.

" Ahh kangen " Karin langsung memeluk sahabatnya dengan erat dan mengucapkan rindu berkali-kali.

" Hai Tamarra " Vika menyapa kembaran sahabatnya ramah

" Haii " sapanya balik

   Selama empat wanita itu saling berpelukan untuk melepas rindu, lelaki yang sejak tadi berdiri di sebelah Karin hanya menatap dua wanita yang baru saja mendarat itu bergantian. Ia memang tidak tau jika wanita yang selama ini di cintainya memiliki kembaran, hanya Vika dan Karin saja yang tau.

" Gak usah kaget gitu, mereka emang kembar kok " ujar Karin

" Hai Rafael, how are you ?" Salah satu dari wanita itu bertanya.

" I'm fine, and you ?" Rafael yang masih bingung terlihat gugup.

" Perkenalkan ini kakak dan lebih tepatnya kembaran aku namanya Tamarra, dan Tamarra perkenalkan ini Rafael " wanita cantik itu masih bisa melihat kegugupan yang di alami lelaki di depannya

" Hai saya Rafael sahabat baiknya Keira " ujarnya dengan mengulurkan tangan

" Saya Tamarra, senang bisa berkenalan dengan mu " sepertinya wanita itu juga gugup ketika bersalaman dengan Rafael

   Sedangkan bocah laki-laki yang sejak tadi diam di sebelah Keira terlihat kesal karena tak di perhatikan. Membuatnya jengkel dan menarik-narik baju sang ibu yang asik berbincang dengan dua sahabatnya.

" Oh astaga, aku sampai lupa. Perkenalkan ini putra ku Syera. " Keira memperkenalkan.

" Hai anak manis, ya ampun kamu ganteng banget mirip papanya." ujar Karin dengan mata berbinar, sedangkan Keira merasa terkejut dengan ucapan Karin barusan

" Aunty kenal Daddy?" Pertanyaan polos itu membuat Karin gelagapan. Hatinya terasa seperti tertohok mendengar pertanyaan putra dari sahabatnya. Menatap mata indah putra Keira membuat Karin ingin sekali menangis.

   Pasalnya ia sangat tau rasanya tidak memiliki seorang ayah di usia yang masih belia seperti Syera, karena ia juga mengalami hal tragis saat kecil yang mengakibatkan sang ayah meninggal. Air matanya pun tak kuasa di tahan dan kini sudah membasahi pipinya.

" Gimana kalo sekarang kita pergi dari sini, aku ingin beristirahat " Tamarra mengalihkan pertanyaan keponakannya karena ia tau Keira tidak akan bisa tahan dengan pertanyaan putranya

" Tapi aku ingin tau Daddy ku dulu, aunty itu tidak mau menjawab " tolak Syera keras kepala..

" Baby boy, apa kau tidak bisa merasakan jika aku ini papa mu? Padahal sejak tadi aku sudah memberi mu kode tapi kau tidak melihatnya " pernyataan itu membuat semuanya menoleh ke sumber suara

" Papa? Om papanya Syera ?" Tanya anak itu dengan mata berbinar

" Mau peluk? sekalian gendong sampe rumah " tawarnya

   Tanpa menunggu lama lagi Syera langsung berlari dan menubruk tubuh Rafael kemudian memeluk dengan sangat erat. Keempat wanita yang ada disana hanya bisa menatap Rafael bingung, tapi lelaki itu memberikan kode agar tidak bertany dulu. Setelah acara berpelukan antara Syera dan Rafael selesai mereka pun pergi dari bandara.

pregnancy that brings suffering (Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang